- Perdagangan oli ilegal mengancam pasar otomotif Indonesia karena produk palsu merusak permanen komponen mesin kendaraan.
- PT YIMM mengindikasikan volume oli palsu di pasar sepeda motor Indonesia telah mencapai kurang lebih 30 persen.
- Pemilik kendaraan diimbau rutin mengganti pelumas sesuai buku servis, bukan hanya berpatokan pada warna oli hitam.
Suara.com - Pasar otomotif Indonesia saat ini tengah dibayangi oleh ancaman peredaran pelumas ilegal yang kian mengkhawatirkan. Fenomena ini jelas menjadi kabar buruk bagi pemilik kendaraan bermotor karena penggunaan produk palsu dapat merusak komponen mesin secara permanen.
Oli palsu pada umumnya diproduksi tanpa mengikuti standar spesifikasi pabrikan yang ketat sehingga kualitasnya sangat diragukan.
Banyak oknum tidak bertanggung jawab memproduksi pelumas tersebut melalui industri rumahan dengan memanfaatkan material dasar dari minyak pelumas bekas pakai. Hal ini membuat kandungan base oil maupun zat aditif di dalamnya tidak memiliki takaran yang jelas serta tidak mampu memberikan perlindungan maksimal pada mesin.
Kondisi tersebut dipertegas oleh temuan dari PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing atau YIMM yang melakukan pemantauan di lapangan. Manager Part Operation Division PT YIMM, Novianto Kurniawan, mengungkapkan fakta mengejutkan mengenai besarnya volume produk ilegal tersebut di pasaran.
“Di Indonesia oli palsu kalau berdasarkan hasil survei kita sudah mencapai 30 persen kurang lebih. Itu untuk semua brand khususnya untuk sepeda motor,” ucap Novianto Kurniawan di Jakarta, Kamis (18 Desember 2025).
Dalam proses pembuatan pelumas yang benar, terdapat komposisi base oil yang terdiri dari mineral atau full sintetis. Untuk menghasilkan pelumas semi sintetis, diperlukan campuran antara keduanya dengan tambahan aditif sebesar 10 hingga 20 persen. Unsur aditif inilah yang berfungsi melindungi mesin dari gesekan ekstrem dan penguapan tinggi.
“Harus ada unsur aditifnya, karena kalau hanya base oil sekadar melumasi. Tidak bisa tahan lama dan juga melindungi dari penguapan,” ujar Novianto menambahkan.
Penguapan pada oli mesin merupakan hal yang lumrah terjadi akibat suhu panas dari ruang bakar. Selain itu, terdapat risiko pelumas tercampur dengan sisa bahan bakar yang dapat menurunkan kualitas oli secara drastis. Oleh karena itu, pemilik kendaraan sangat disarankan untuk melakukan penggantian pelumas secara rutin sesuai jadwal.
Banyak pengendara yang sering salah persepsi terkait warna pelumas saat dikuras. Novianto menegaskan bahwa warna hitam pada oli yang sudah dipakai bukan satu-satunya indikator kerusakan produk.
Baca Juga: Honda Scoopy vs Yamaha Fazzio Bekas, Mana yang Paling Cocok untuk Kamu?
“Oli hitam itu sebenarnya belum tentu jelek. Karena dia bekerja untuk melumasi. Paling penting adalah timing ganti olinya,” jelas Novianto.
Para pemilik kendaraan diminta untuk selalu mengacu pada buku servis resmi dalam menentukan interval penggantian pelumas. Langkah ini menjadi cara paling efektif untuk meminimalisir risiko kerusakan dapur pacu akibat penggunaan oli yang sudah jenuh atau terpapar produk palsu yang banyak beredar di kota-kota besar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
6 Rekomendasi Sedan BMW Bekas untuk Anak Muda
-
Kesukaan para Orang Tua: Ini 5 Motor Bekas yang Pelan, Cocok untuk Pelajar Biar Nggak Kebut-kebutan
-
Mau Beli Daihatsu Luxio Bekas? Simak Kalkulasi Ongkos Bensin sebelum Nggak Gegabah Beli
-
4 Tipe Yaris Bekas Paling Worth It dan Hemat Budget untuk Mobilitas Harian
-
Mobil Listrik Alternatif Toyota Raize Baru: Ketahui Daya Pikat Harga dan Pajak MG 4 EV Bekas
-
Harga Toyota Alphard G 2016 Turun, Cek Spesifikasi MPV Mewah Idaman Keluarga
-
7 Rekomendasi Ban Motor NMX yang Bikin Irit BBM, Cocok untuk Harian Pelajar hingga Pekerja
-
Motul Perkuat Dominasi Pasar Pelumas Lewat Tingginya Kepercayaan Konsumen Digital
-
Adu Mobil Listrik vs Hybrid di 2025, Siapa yang Paling Diminati Konsumen Indonesia?
-
5 Motor Bebek Terbaik 2025 Paling Irit Bensin dan Tahan Banting