Suara.com - Pandemi Covid-19 membuat gaya hidup baru di masyarakat. Meski begitu, pakar mengingatkan budaya gotong royong asli Indonesia tidak boleh lenyap gara-gara pandemi.
Ekonom Indonesia Prof. Dr. Sri Adiningsih saat membuka webinar ini menyampaikan bahwa selain penerapan protokol kesehatan seperti pakai masker, rajin mencuci tangan dan jaga jarak, ada beberapa gaya hidup baru yang mengacu pada transformasi digital.
Antara lain adalah meningkatnya belanja online, cashless, melakukan kegiatan dari rumah serta menurunnya traveling.
Dalam keterpurukan ini, ternyata pandemi membangkitkan semangat gotong royong yang telah menjadi DNA bangsa ini. Peran masyarakat, dunia usaha, LSM, akademisi, semua pemangku kepentingan diperlukan untuk memulihkan kehidupan masyarakat.
Untuk itu kita perlu memperkuat semangat gotong royong untuk mengatasi pandemi, seperti semangat Gerakan Pakai Masker, Lindungi Kamu dan Aku.
Menurut Ketua Umum GPM Sigit Pramono, saat ini ada perubahan sosial yang terjadi akibat pandemi, yaitu munculnya solidaritas sosial, pemanfaatan media digital yang meningkat, masyarakat lebih banyak tinggal dirumah serta adanya pergeseran pemenuhan kebutuhan.
Salah satu organisasi yang muncul dari perubahan sosial itu adalah Gerakan Pakai Masker (GPM).
GPM menyadari bahwa pemerintah tidak mungkin dapat bekerja sendiri menangani permasalahan akibat pandemi. Selain GPM, banyak Gerakan Masyarakat Peduli Sesama (GPMS) yang turut aktif membantu pemerintah mengatasi masalah sosial ekonomi di Indonesia, Contohnya: Muhammadiyah, Rumah Zakat, Gerakan Kemanusiaan Sambatan Jogja (Sonjo) maupun BenihBaik.
GMPS dapat memberikan kontribusi dengan mengkapitalisasi perubahan besar solidaritas sosial, berbagi tugas dengan pemerintah, mengerahkan kemampuan bangsa untuk menggalang dana diluar APBN dan APBD (seperti zakat, sedekah dan donasi) serta koordinasi antara sesama GMPS maupun pemerintah.
Baca Juga: Dokter Ungkap Panduan Komunikasi Pada Lansia di Tengah Pandemi Covid-19
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PaninBank Herwidayatmo menyampaikan apresiasinya atas GMPS yang ada saat ini. Peranan maupun dukungan lembaga – lembaga ini akan sangat membantu pemerintah. Karena sekarang saatnya semua pihak untuk bersatu.
Dilema yang terjadi saat ini adalah penderita covid-19 makin meningkat, namun, tenaga medis yang ada banyak berguguran karena terpapar covid-19. Belum lagi, dilema dana APBN pemerintah yang telah digelontorkan, sampai kapan dapat menopang keadaan. Hal tersebut disampaikan oleh founder benihbaik.com, Andy F Noya dalam kesempatan yang sama.
Indonesia memiliki modal utama untuk memutus penyebaran covid-19 yang membuat kita semua bersemangat, karena kita memilik social capital yang tinggi dibanding dengan negaranegara lainnya, serta diakui sebagai bangsa paling dermawan. Hal tersebut tercermin dari posisi
Indonesia pada peringkat negara paling dermawan pada tahun 2018, yang dikeluarkan dari British Charity, Charities Aid Foundation. “Di tengah situasi seperti ini, dengan adanya kebangkitan dari semangat gotong royong, mudah-mudahan hal ini merupakan momentum yang bukan saja momentum untuk bergotong royong untuk saling membantu mengatasi pandemi covid. Tapi, ini adalah salah satu momentum untuk merekatkan kembali, masyarakat Indonesia yang sempat terpecah-pecah, dan sekarang dipersatukan kembali sebagai bangsa,” tutur Andy.
Sejalan dengan hal tersebut, CEO Rumah Zakat Nur Efendi, meyakini Indonesia bisa survive kendati sekarang tengah diterjang pandemi. “Kuncinya ada di kolaborasi dan gotong royong,” katanya.
Rumah Zakat sendiri fokus pada 4 program, baik program jangka pendek maupun jangka panjang untuk memutus penyebaran covid-19. Yang pertama adalah sosialisasi dan edukasi; bantuan kesehatan; jaminan sosial; dan program ekonomi serta ketahanan pangan.
Berita Terkait
-
'Jakarta Harus Hidup!' Rano Karno Pimpin Aksi Gotong Royong Pascakericuhan di Senen
-
Bung Hatta, Ekonomi Kerakyatan, dan Misi Besar Membangun Kesejahteraan
-
Kadar Gula Tinggi dan Saturasi Oksigen Anjlok, Ivan Gunawan Merasa Ajal Sudah Dekat
-
Ulasan City of Ash and Red, Novel Thriller Psikologis yang Menyesakkan
-
Review Film Eddington: Paranoia Massal dan Satir Gelap Ala Ari Aster
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Mengenal Inovasi dan Manfaat Lelang bagi Perekonomian Nasional
-
Rakhano Rilis "Sempat Tak Sempat", Lagu Galau yang Bikin Susah Move On
-
Paramount Land Gelar Pesta Rakyat 'Sinergi dalam Satu Harmoni'
-
Edukasi dan Promosi Kelestarian Hutan, FSC Forest Week di Indonesia Resmi Diluncurkan
-
Pastry Chef Audrey Tampi Gelar Demo Masak Eksklusif di Jakarta
-
Custom Desain Cincin Pernikahan Jadi Tren, Buat Cinta Makin Jadi Lebih Bermakna
-
Meriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-79 dengan Tingkatkan Nasionalisme dan Eratkan Kebersamaan antar Karyawan
-
Rayakan HUT RI, Pergikuliner Festival Ruang Rasa Hadirkan Ragam Kuliner Indonesia di Central Park
-
Rayakan Hari Kemerdekaan Bersama Lebih dari 6000 Siswa dengan Berbagi Es Krim Gratis di Seluruh Indonesia
-
Terinspirasi HUT RI di IKN, The House of Arwuda Luncurkan Parfum Independence