Suara.com - Indonesia kembali menambah satu wakil di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2018. Pasangan ganda campuran muda Yantoni Edi Saputra / Marsheilla Gischa Islami menjadi wakil ke-17 Merah-Putih di turnamen yang akan digelar pada 30 Juli - 5 Agustus 2018 tersebut.
Bergabungnya pasangan rangking 42 dunia tersebut menambah amunisi Indonesia di sektor ganda campuran. Seperti diketahui, Indonesia telah membawa Praveen Jordan / Melati Daeva Octavianti, Hafiz Faisal / Gloria Emanuelle Widjaja, dan Ronald Alexander / Annisa Saufika.
Pelatih ganda campuran PBSI, Richard Mainaky, berharap kesempatan emas tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Yantoni / Gischa.
"Ini sebuah kesempatan yang bagus untuk Toni / Gischa sebagai pemain pelapis. Saya berharap mereka bisa menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya," kata Richard seperti dilansir dari laman resmi PBSI, Jum'at (29/6/2018).
"Semoga mereka bisa tampil maksimal dan mengeluarkan semua kemampuan mereka," tambahnya.
Lebih lanjut, Richard mengaku belum menentukan target apa yang harus digapai Yantoni / Gischa di Kejuaraan Dunia 2018. Namun yang pasti, keduanya harus bisa menimba pengalaman di kejuaraan yang akan berlangsung di Nanjing, China tersebut.
"Soal target, saya akan lihat hasil undiannya terlebih dahulu. Nanti akan diukur lagi tiap pemain targetnya sejauh mana," ujar Richard.
Berikut daftar lengkap pebulutangkis Indonesia di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2018:
- Tungal Putra: Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Tommy Sugiarto
- Tunggal Putri: Fitriani, Gregoria Mariska Tunjung
- Ganda Putra: Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Berry Angriawan/Hardianto, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso
- Ganda Putri: Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani, Siti Fadia Silva Ramadhanti/Agatha Imanuela
- Ganda Campuran: Praveen Jordan/Melati Daeva Octavianti, Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja, Ronald Alexander/Annisa Saufika, Yantoni Edi Saputra/Marsheilla Gischa Islami
Berita Terkait
-
PBSI Wajib Evaluasi, Richard Mainaky Siap Bantu!
-
Gagal Jaga Tradisi Emas Olimpiade, Richard Mainaky Minta PBSI Introspeksi dan Evaluasi
-
Ganda Campuran Melempem di Olimpiade 2024, Richard Mainaky Enggan Salahkan Rinov/Pitha
-
PB Djarum Gelar Kejuraan Klub Mitra, Richard Mainaky Turun Gunung Berbagi Ilmu
-
Wawancara Eksklusif Richard Mainaky Soal Polemik Kontrak Pelatih di Pelatnas PBSI
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Erick Thohir Jelaskan Kapan Bonus Medali Emas SEA Games 2025 Cair
-
Herry IP: Kecuali Pemain Korea, Mereka di Atas Rata-rata
-
Minta Atlet Gunakan Bonus dengan Bijak, Erick Thohir: Satu Miliar Banyak Loh
-
9 Turnamen Bulu Tangkis Internasional yang Digelar di Indonesia pada 2026
-
Dicatat! Jadwal Lengkap Turnamen Bergengsi Bulu Tangkis Dunia Sepanjang Tahun 2026
-
Daftar 10 Wakil Indonesia di Malaysia Open 2026, Padukan Pemain Elite hingga Non Pelatnas
-
Juara Grand Slam 7 Kali Venus Williams Umumkan Pernikahan dengan Andrea Preti
-
Dewa United Promosikan Dua 'Wonderkid Jelang IBL 2026
-
Makna Natal Abraham Damar: Refleksi Perjuangan Berdarah-darah Demi Perunggu SEA Games 2025
-
Triathlon Ukir Sejarah, Prestasi Atlet Indonesia Bersinar di SEA Games 2025 Thailand