Suara.com - Pelatih kepala tim nasional (timnas) tinju Indonesia, Adi Suandana menyebut biang kegagalan Huswatun Hasanah melaju ke babak final kelas 60kg putri Asian Games 2018 karena kurangnya mental bertanding.
Seperti diketahui, petinju putri Indonesia, Huswatun Hasanah, harus puas meraih medali perunggu nomor 60kg putri Asian Games 2018 usai kalah telak 0-5 atas petinju Thialand, Sudaporn Seesondee di babak semifinal kelas 60kg putri Asian Games 2018 di JIExpo Kemayoran Hall C, Jakarta, Jum'at (31/8/2018).
"Kita sudah persiapkan sebelum naik ring, bagimana main lawan orang kidal. Cuma namanya di atas ring, kita tak bisa pungkiri karena kembali kepada semua rutinitas atlet, dari pertandingan yang mereka ikuti," kata Adi Suandana di JIExpo Kemayoran Hall C, Jakarta, Jum'at (31/8/2018).
Adi menyebut, Huswatun dan para petinju pelatnas lainnya memang kekurangan jam terbang. Karenanya, saat turun gelanggang, mereka kerap kali gugup dan tak mampu menjalankan instruksi pelatih dengan baik.
"Kita kurang jam terbang. Kurang jam bertanding, kurangnya try out dengan petinju yang punya kemampuan lebih dari kita. Ini selama pelatnas tinju putri cuma satu kali try out pada bulan januari di India. Itu sebenarnya kurang," ujar Adi Suandana.
Meski mengakui kurang puas dengan persiapan yang dijalani selama ini. Adi Suandana mengaku bersyukur, cabang olahraga tinju mampu mempersebahkan medali perunggu bagi Indonesia.
"Kesempatan dari tim utama untuk memperbanyak jumlah pertandingan masih jauh dari harapan. Syukurlah kita bisa menggapai medali perunggu," tutup Adi.
Sementara Huswatun sendiri membenarkan bahwa kurangnya waktu bertanding dengan petinju-petinju di luar pelatnas, membuat dirinya kurang terbiasa saat turun gelanggang.
"Iya, karena saya nggak terbiasa melawan petinju kidal. Dipersiapkan sih tapi tidak mungkin secepat itu mengubahnya," kata Huswatun Hasanah.
Berita Terkait
-
Terence Crawford Cetak Rekor Tinju, Raih Gelar Bersejarah Usai Kalahkan Canelo
-
Jadwal WBA Asia: Tibo Monabesa Hadapi Petinju Kazakhstan, Laga Panas di China
-
Alyssa Daguise Pasang Badan, Ogah Al Ghazali Tanding Tinju: Muka Suamiku Aset!
-
Kakak Pacar Jefri Nichol, Noor Nabila yang Dikecam Usai Ejek El Rumi Ternyata Mantan Engku Emran
-
Lucunya Alyssa Daguise Tak Izinkan Al Ghazali Tanding Tinju Seperti El Rumi: Muka Dia Aset!
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
Terkini
-
Superliga Junior 2025 Perkenalkan Kategori U-13 dan U-15, Wadah Baru Jaring Bibit Muda
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi
-
Duo Mainaky Evaluasi Anak Didik Jelang China Masters 2025
-
Daftar Lengkap Wakil Indonesia di China Masters 2025, Gregoria Mariska Absen
-
Gregoria Mariska Batal Tampil di China Masters dan Korea Open 2025, Ini Penjelasan PBSI
-
Yogyakarta Jadi Tuan Rumah Event Lari Tema Sunset Run, Usung Kampanye Jaga Bumi
-
Terence Crawford Cetak Rekor Tinju, Raih Gelar Bersejarah Usai Kalahkan Canelo
-
Comeback, Pegadaian Kembali Dukung Sepak Bola Indonesia Melalui Pegadaian Championship Musim 2025/26