Suara.com - Kabar duka datang dari blantika tinju dunia. Mantan juara dunia tinju kelas menengah super dan kelas berat ringan, Graciano Rocchigiani, tewas tertabrak mobil di Belpasso, Italia pada, Selasa (2/10/2018).
Menurut surat kabar terkemuka Jerman, Bild, Rocchigiani sedang berjalan kaki di trotoar saat sebuah mobil menabrak dan merenggut nyawanya.
Legenda tinju Jerman itu diketahui memiliki seorang pacar asal Italia. Dia dikabarkan sering berpergian bolak-balik ke Jerman dan Italia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Rocky—sapaan akrab Rocchigiani—selain bekerja sebagai pelatih, juga sering menjadi komentator pertarungan tinju.
Rocky yang lahir di Duisburg, Jerman, 29 Desember 1963, memiliki darah campuran, dimana sang ayah dari Italia dan ibu asal Jerman.
"Kota Berlin berduka bagi salah satu atletnya yang pada 1980-an dan 1990-an membuat orang-orang terpesona," kata Wali Kota Berlin Michael Mueller, dikutip dari Boxing News, Rabu (3/10/2018).
Sementara itu, promotor Kalle Sauerland dari Sauerland Event mengatakan, dirinya sangat terkejut dengan kabar tewasnya Rocky.
"Dia adalah juara dunia pertama kami. Saya tumbuh bersamanya, jadi sulit bagi saya untuk berbicara—setelah mengetahui kabar ini. Dia memang liar, tapi memiliki hati yang besar," tutur Sauerland.
Baca Juga: Bikin Haru, Gendon Kenang Anak Didik yang Jadi Korban Gempa Palu
Graciano Rocchigiani, yang pernah dipenjara lima bulan karena kasus pemukulan supir taksi, merupakan petinju Jerman termuda yang menjadi juara dunia tinju.
Dia pertama kali menjadi juara dunia tinju saat menang TKO ronde kedelapan atas Vincent Boulware, 11 Maret 1988, dalam perebutan gelar lowong kelas menengah super IBF.
Selang 10 tahun kemudian, Rocky meraih gelar juara dunia kelas berat ringan WBC setelah menang angka atas Michael Nunn.
Rocky terakhir kali naik ring tinju, yakni pada 10 Mei 2003. Saat itu, dia kalah angka mutlak dari kompatriotnya, Thomas Ulrich, dalam perebutan sabuk lowong kelas berat ringan WBC International.
Berita Terkait
-
Lolos ke Partai Puncak, Tinju Indonesia Berpotensi Sumbang 5 Emas di SEA Games 2025
-
Kengerian di Kalibata! Amukan Matel Hanguskan Puluhan Kios, Pedagang Ini Nyaris Terbakar
-
Karakter Ditentukan oleh Boxing?
-
Tinju Dunia: Oleksandr Usyk Incar Deontay Wilder Usai Lepas Sabuk WBO
-
Drama 12 Ronde: Takuma Inoue Jadi Raja Bantam WBC, Nasukawa Kalah Perdana
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Persembahkan 3 Medali SEA Games, Ayustina Delia Priatna Kini Bidik Asian Games 2026
-
Pergelangan Kaki Bermasalah, Sabar/Reza Kandas pada Semifinal BWF World Tour Finals 2025
-
Indonesia Lampaui Target Medali di SEA Games 2025, Ulangi Rekor 30 Tahun Silam dengan Gagah
-
Indonesia Cetak Sejarah Baru di SEA Games 2025
-
Pesona Kierana Alexandra, Atlet 17 Tahun Pembawa Bendera Indonesia di Penutupan SEA Games 2025
-
Sejarah Apa yang Diukir Kontingen Indonesia usai Runner-up SEA Games 2025?
-
Kontingen Indonesia Kemas 91 Emas di SEA Games 2025 Sukses Lewati Target Awal
-
Jangan Puas Runner Up di SEA Games 2025, Masih Ada Asian Games 2026 dan Olimpiade 2028
-
Klasemen Akhir SEA Games 2025, Kontingen Indonesia Juara 2
-
Tetes Air Mata SEA Games 2025, Mereka Tak Terlihat Hanya Karena Tak Bawa Pulang Medali