Suara.com - Peristiwa Max Verstappen (Red Bull Racing) mendorong-dorong Esteban Ocon (Force India) di paddock usai gelaran Formula One (F1) GP Meksiko 2018 bukanlah hal yang mengenakkan. Kalau kedua belah pihak sama-sama "bertegangan tinggi", bisa-bisa berakhir dengan adu jotos.
Driver Belanda kelahiran Belgia itu mengekspresikan kemarahannya: gara-gara Esteban Ocon terjadilah tabrakan sekaligus membuat Max Verstappen yang memimpin sampai lap ke-44 di Autodromo Jose Carlos Pace, Interlagos, Sao Paulo, Brasil, mesti menyerahkannya kembali kepada Lewis Hamilton (Mercedes).
Padahal peluang itu terkuak sedemikian lebar, karena Verstappen telah merebut posisi Hamilton sebagai pelaga terdepan sejak awal balapan.
Tak heran bila Vestappen buru-buru "melompat" untuk memburu Ocon usai balapan. Akan tetapi, kejadian nyaris baku jotos ini bisa diredam. Di mana driver Force India terlihat di video tayangan Formula1.com tidak melayani ajakan Verstappen untuk baku hantam.
Dan kejadian ini, dalam skala lebih heboh pernah terjadi ... seperempat abad yang silam. Yaitu antara driver legendaris Ayrton Senna asal Brasil dengan Eddie Irvine di F1 GP Jepang 1993, yang berlangsung di Sirkuit Suzuka.
Kalimat di atas, "If you no longer go for a gap that exist, you are no longer a racing driver", diucapkan Ayrton Senna, pebalap Formula One (F1) peraih tiga kali gelar juara dunia F1 (1988, 1990, 1991). Di depan juara dunia F1 tiga kali pula, Sir Jackie Stewart (1969, 1971, 1973) yang mewawancarainya di F1 GP Australia 1990.
Artinya sudah jelas, bahwa bila seorang driver membiarkan adanya celah kosong saat berlaga, berarti ia tak memiliki semangat lagi buat bertarung serta memperkecil jarak dengan pebalap lain.
Sebuah kalimat yang memberikan semacam dukungan terhadap para pelaga di pentas F1. Akan tetapi bagaimanakah prakteknya di trek?
Mempertahankan racing line bukan perkara mudah, terkadang mesti dibumbui dengan peristiwa senggolan atau tabrakan. Kelanjutannya, bisa saja diperpanjang di pit dan paddock.
Baca Juga: Lantai 2 Mal FX Sudirman Dikepung Asap Tebal
Di pergelaran F1 GP Jepang 1993 sendiri, usai menjemput piala kemenangan yang diraihnya, Ayrton Senna (McLaren) mendatangi driver Eddie Irvine (Jordan) di paddock.
Senna menyampaikan kemarahannya, yang telah ia bahas di konferensi pers pasca balap. Ia menegur Eddie Irvine sebagai backmarker dalam balapan: bahwa seharusnya tak boleh menghalang-halangi jet darat pemimpin balapan atau terdepan yang hendak melibas.
Akan tetapi, di luar dugaan, jawaban Eddie Irvine semakin membuat marah, karena ia menyatakan, "Ya kalau kau melibas cukup kencang rasanya tidak masalah, sih!"
Kembali Senna memperingatkan, bahwa cara Irvine membawa jet daratnya adalah membahayakan, termasuk hampir menabrak Damon Hill tiga kali, yang terjadi di depan matanya. Irvine berulang kali mengelak, menyatakan bahwa, "Inilah balapan, aku turun berlaga."
Driver asal Brasil itu balas memaki si driver Irlandia dan akhirnya berakhir dengan Senna menjotos Irvine, dan FIA menangani hal ini dengan Senna dilarang turun balap dua kali.
Kembali kepada hal nyaris adu jotos yang terjadi antara Max Verstappen dengan Esteban Ocon, harapannya kondisi demikian tidak terulang di masa depan. Bagaimanapun, menguasai emosi adalah bagian dari mental menjadi juara!
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Final SEA Games 2025: Hajar Ganda Malaysia, Sabar/Reza Persembahkan Emas ke-37
-
Final SEA Games 2025: Ekspresi Tak Percaya Alwi Farhan Usai Raih Emas Tunggal Putra
-
Hasil SEA Games 2025: Performa Impresif Edgar Xavier Hasilkan Medali Emas
-
Hasil SEA Games 2025: Menembak Beregu Putra Sumbang Emas untuk Indonesia
-
Klasemen Medali SEA Games 2025 Hari Ini: Indonesia Dulang 11 Emas dalam Sehari
-
Kocak! Pesona Pevoli Singapura Bikin Heboh SEA Games 2025, Fans Vietnam Sampai Lupa Diri
-
Klasemen Medali SEA Games 2025 Malam Ini: Janice Tjen Sumbang Emas ke-28 untuk Indonesia
-
Mengejutkan! 8 Atlet di SEA Games 2025 Dilarikan ke RS, Diduga Keracunan
-
Kandas di Semifinal SEA Games 2025, Rachel/Febi Sudah Berjuang Mati-matian
-
Final Ganda Putri SEA Games 2025: Misi Balas Dendam dan Raih Emas Pasangan Ana/Meilysa