Suara.com - Pengurus Pusat Persatuan Bukutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) mengambil langkah tegas dengan menolak mengikuti bidding major events Federasi Badminton Dunia (BWF) sepanjang tahun 2019-2025.
Keputusan itu diambil PBSI menyusul kebijakan BWF terkait pembagian hak komersial sponsor yang dinilai memberatkan negara penyelenggara.
Enam turnamen yang masuk kategori BWF Major Events adalah Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Dunia Veteran, Kejuaraan Dunia Junior, Piala Suhandinata (Kejuaraan Dunia Junior Beregu), Piala Thomas dan Uber serta Piala Sudirman.
Dalam tiap major events periode 2019-2025, BWF memberlakukan kebijakan baru terkait pembagian hak komersial menjadi 80-20 persen.
Artinya, setiap major events BWF dilaksanakan, setiap negara tuan rumah hanya akan mendapatkan keuntungan dari pihak sponsor sebesar 20 persen dan sisanya dimiliki BWF.
Terkait hal itu, Sekjen PP PBSI, Achmad Budiharto mengatakan, hal itu akan menyulitkan setiap negara penyelenggara untuk mencari sponsor yang dapat memenuhi ketentuan serupa. Karena itu, potensi kerugian akan semakin besar.
"PBSI memang mengajukan keberatan kepada BWF tentang hal ini, karena ini memang memberatkan kami sebagai negara penyelenggara. Kami berharap BWF bisa mengubah konsep pembagian komersial ini menjadi 60-40 dan 60 persen itu untuk negara penyelenggara," ujar Budiharto dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Kamis (29/11/2018).
Selain Indonesia, sejauh ini sudah ada dua negara lain yang mengajukan keberatan dengan keputusan BWF tersebut yakni Cina dan Malaysia.
Mereka mengajukan keberatan dengan menganggap ketentuan hak komersial yang diajukan BWF tidak adil.
Baca Juga: Ledek Kevin Tes CPNS, Menpora: Smash Mpin...Jangan Buka yang Lain
"Berkaca dari Kejuaraan Dunia 2015, saat itu kami sebagai tuan rumah mengalami kerugian karena aturan ini. Belum lagi makin ke sini makin banyak extra cost yang terus meningkat dan dibebankan kepada negara penyelenggara, termasuk akomodasi, transport dan berbagai biaya lainnya. Kalau bisa ya jangan berat sebelah seperti ini," ujar Kasubid Hubungan International PP PBSI, Bambang Roedyanto.
Indonesia terakhir kali mengikuti bidding major events BWF pada tahun 2014. Saat itu Indonesia berhasil memenangkan dua event besar, yakni Kejuaraan Dunia 2015 yang berlangsung di Jakarta, dan Kejuaraan Dunia Junior Beregu (Suhandinata) 2017 di Yogyakarta.
Dengan keputusan PBSI menolak mengikuti bidding, maka Indonesia dipastikan tak akan menggelar major events BWF hingga tahun 2025.
Indonesia hanya bisa menyelenggarakan event-event sekelas BWF World Tour seperti Indonesia Open dan Indonesia Masters.
Disebutkan Rudy, bidding tuan rumah penyelenggara BWF Major Events periode 2019-2025 tengah berlangsung di kantor pusat BWF di Kuala Lumpur, Malaysia hari ini, Kamis (29/11/2018).
Beberapa negara yang diketahui tengah mengikuti bidding diantaranya Jepang, Korea, Makau, India, Rusia dan Thailand dan hasilnya akan diumukan hari ini, sekitar pukul 18.00 waktu Kuala Lumpur.
Berita Terkait
-
Gregoria Mariska Batal Partisipasi di Dua Ajang Bergengsi, PBSI Buka Suara
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Duo Mainaky Evaluasi Anak Didik Jelang China Masters 2025
-
Daftar Lengkap Wakil Indonesia di China Masters 2025, Gregoria Mariska Absen
-
Gregoria Mariska Batal Tampil di China Masters dan Korea Open 2025, Ini Penjelasan PBSI
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Superliga Junior 2025: Adu Gengsi PB Djarum vs Jaya Raya di Final U-19
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Erick Thohir Serah Terima Jabatan Menpora dari Dito Ariotedjo
-
Menpora Erick Thohir Diharapkan Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
-
Dari Lari Malam hingga Tanam Mangrove, Fresh Track 5K 2025 Jadi Perayaan Sehat dan Berkelanjutan
-
Sejarah Baru! UCI Road World Championships Hadir Pertama Kali di Afrika
-
Superliga Junior 2025 Perkenalkan Kategori U-13 dan U-15, Wadah Baru Jaring Bibit Muda
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi