Suara.com - Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengeluhkan besaran dana pelatnas yang dikucurkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Dana sebesar Rp 14 miliar disebut tak cukup untuk mengakomodir persiapan menuju SEA Games 2019 dan Kualifikasi Olimpiade 2020.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Susi Susanti, usai menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) terkait pencairan dana pelatnas di Gedung Kemenpora, Jakarta, Senin (25/2/2019).
"Sebetulnya masing-masing cabang olahraga kan punya prioritas yang berbeda. Bulutangkis kan bukan hanya menuju SEA Games, tapi kita juga menuju Olimpiade 2020," ujar Susi Susanti saat ditemui di Gedung Kemenpora, Jakarta, Senin (25/2/2019).
Menurut Susi, dana yang dibutuhkan untuk mengikutsertakan atlet-atlet pada turnamen kualifikasi Olimpiade 2020 sejatinya tak kalah besar dengan dana pelatnas menuju SEA Games 2019.
Berkaca dari perhelatan empat tahun lalu, satu wakil Indonesia disebut Susy membutuhkan minimal 12 turnamen agar punya kans lolos ke Olimpiade 2016. Belum lagi mengenai strategi minimal berapa wakil atau pasangan yang diikutsertakan dari setiap sektor.
"Waktu Praveen Jordan/Debby Susanto itu, kita sampai ikutkan mereka ke-25 turnamen, baru (mereka) lolos ke olimpiade (2016). Itu satu pasang loh, belum yang lain," ujar Susi Susanti.
"Nah sekarang kita pun akan lakukan hal yang sama. Jadi jauh-jauh hari kita sudah menargetkan setiap atlet berapa turnamen. Kalau di satu turnamen tak masuk (gagal tampil bagus), kita akan persiapkan lagi turnamen (pengganti) lainnya," imbuh Susi.
Meski kurang puas dengan jumlah dana yang dikucurkan Kemenpora, PBSI disebut Susi tetap menghargai apa yang diberikan pemerintah. Penandatanganan MoU terkait pencairan dana pelatnas, disebutnya jadi modal penting untuk setiap cabor mempersiapkan diri.
"Tapi paling tidak dengan ini (pencairan dana pelatnas) ada kepastian. Karena ini adalah salah satu langkah yang cukup cepat (dari pemerintah), jadi kita apresiasi juga kerja keras (kemenpora), karena verifikasi cukup sulit juga," tukasnya.
Baca Juga: PBSI Perpisahan untuk Debby Susanto di Final Superliga Badminton 2019
Berita Terkait
-
PBSI Siapkan Transformasi Besar: Sistem Pembinaan Kini Berbasis Data dan Bukti Lapangan
-
Apakah Hari Sumpah Pemuda Wajib Mengibarkan Bendera Merah Putih? Ini Imbauan Kemenpora
-
Download Logo Hari Sumpah Pemuda 2025 PNG dan PDF Versi Resmi Kemenpora
-
Indonesia Tak Gentar Disanksi IOC karena Tolak Atlet Israel, Pegang Prinsip UUD 1945
-
Setahun Pemerintahan Prabowo, Kemenpora Fokus Pembinaan Atlet Demi Raih Prestasi Dunia
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
Terkini
-
Saber Kazemi Alami Mati Otak, Federasi Voli Iran Minta Doa
-
PBSI Siapkan Transformasi Besar: Sistem Pembinaan Kini Berbasis Data dan Bukti Lapangan
-
Menang Dramatis, Fajar/Fikri Tantang Wakil Tuan Rumah di 16 Besar Hylo Open 2025
-
Timnas Voli Putri U-18 Indonesia Raih Perak Usai Duel Sengit Lawan Iran di Final AYG
-
Tim Para Renang Indonesia Bawa Pulang 11 Medali di World Series 2025
-
Ortuseight Jadi Senjata Baru, Kaki Atlet Triathlon Andy Wibowo Semakin Nyaman
-
Pebalap Indonesia Veda Ega Pratama Promosi ke Moto3 2026!
-
Leo/Bagas Akhiri Tren Negatif, Mulai Temukan Irama di Hylo Open 2025
-
Hylo Open 2025: Hajar Wakil Prancis, Sabar/Reza Melangkah ke Babak 16 Besar
-
Manisa BBSK Coret Megawati Hangestri, Telat Gabung Usai Livoli Jadi Pemicu Utama