Suara.com - Ditinggal pergi Formula One (F1) Race Director, Charlie Whiting, hanya dua hari menjelang seri pembuka F1 GP Australia 2019 membuat dunia sirkus balap jet darat yang berisikan mayoritas lelaki itu penuh duka. Namun mereka memiliki cara unik untuk mengenang sosoknya.
Sebagai bentuk penghormatan terakhir, babak kualifikasi yang berlangsung Sabtu (16/3/2019) di Sirkuit Albert Park, Melbourne, Australia, dijadikan sarana penyampai pesan untuk mendiang Charlie Whiting, keluarga, sekaligus dunia balap jet darat, terutama para penggemarnya di seluruh dunia.
Seperti dikutip dari Mirror, pada bagian moncong jet darat tim Haas yang dipiloti Kevin Magnussen serta Romain Grosjean diberi tulisan, "Didedikasikan bagi teman kami, Charlie, 1952-2019". Senada adalah Racing Point dengan driver Sergio Perez, juga di bagian moncong menuliskan kata, "Terima kasih Charlie".
Pada hidung tunggangan Lando Norris serta Carlos Sainz dari tim McLaren, terdapat tulisan senada, "Terima kasih Charlie". Sedangkan tim Alfa Romeo yang salah satunya dipiloti Kimi Raikkonen, Williams dan Toro Rosso membawa pesan senada.
Pimpinan tim Mercedes, Toto Wolff menyebutkan dengan sedih, "Bila menduduki jabatan seperti Charlie selama bertahun-tahun, serta tak menciptakan banyak musuh, hal itu menunjukkan karakter Anda. Terasa ada lubang dalam sepeninggal Charlie. Ia biasa berjalan mendatangi kami dan mengajak minum kopi. Ia sungguh seseorang yang baik."
Hal senada disampaikan oleh Christian Horner, pimpinan tim Red Bull. Ia menyampaikan salutnya, "Charlie menangani peran sebagai race director, yang tidak mudah, dengan keseimbangan besar dan diplomasi dalam beberapa situasi yang sangat sulit. Dia adalah salah satu dari orang-orang yang berada di bawah radar, mungkin kurang dikenal, namun kontribusinya sangat besar, apalagi ditinjau dari segi keamanan balap, dalam dunia olah raga kita sampai hari ini."
Pada awal kariernya, Charlie Whiting yang dilahirkan di Sevenoaks, County of Kent, Inggris pada 12 Agustus 1952 adalah mekanik tim Hesketh pada 1977, kemudian berpindah ke tim Brabham. Ialah sosok penting dari tim yang menelurkan Nelson Piquet sebagai juara dunia F1 pada 1981 dan 1983. Lantas ia berkarya di Federation Internationale de l'Automobile (FIA) sejak 1988 di bidang Technical Delegate, dan mulai 1997 menjabat sebagai FIA Director and Safety Delegate. Termasuk dalam tugasnya adalah race director, yang dipangkunya hingga menutup mata.
Selamat jalan, Charlie Whiting. May you rest in peace.
Baca Juga: Tantowi Jenguk WNI Korban Penembakan di Selandia Baru, Ini Kondisi Terakhir
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Desentralisasi Pembinaan: PBSI Luncurkan Pelatnas Wilayah
-
Kembali ke Mandalika, Jorge Lorenzo Bicara Tentang Kecepatan, Strategi, dan Hidup Setelah MotoGP
-
Korea Masters 2025: Tiga Ganda Putri Indonesia Langsung Tersingkir
-
Debut Manis Novak Djokovic di Athena, Alejandro Tabilo Tak Berkutik
-
Jakarta Bersiap untuk Capital Market Run 2025, 3.500 Pelari akan Turun ke Jalan
-
Terungkap Alasan Anthony Ginting Absen di Korea Masters 2025
-
Anthony Ginting Absen, Inilah Daftar Wakil Indonesia di Korea Masters 2025
-
Bagian Penting Tim, Pelita Jaya Jakarta Perpanjang Kontrak Vincent Kosasih
-
Rombak Besar-besaran, Tangerang Hawks Basketball Lepas Habib Titoaji
-
Tumbang di Final Hylo Open 2025, Putri KW Ambil Pelajaran dari Mia Blichfeldt