Suara.com - Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta mendapat lampu hijau mengikuti Kejuraaan Dunia 2019. PBSI berharap pasangan ganda putri itu bisa membuktikan diri.
Della/Rizki merupakan pasangan lama yang kini disatukan kembali. Keduanya sempat dipecah pelatih Eng Hian lantaran dinilai tak tampil konsisten.
Susy Susanti selaku Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, menjelaskan jika diikutkannya Della/Rizki ke Kejuaraan Dunia 2019 bukan tanpa alasan.
PBSI, kata Susy, ingin memberi kesempatan kedua bagi pasangan ganda putri peringkat 17 dunia itu untuk membuktikan diri di level tertinggi.
"Ini ibaratnya kesempatan kedua untuk Della/Rizki. Ini seperti Hendra (Setiawan)/(Mohammad) Ahsan, keduanya sempat berpisah, bergabung lagi dan justru tampil bagus," kata Susy Susanti di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (28/6/2019).
"Siapa tahu Della/Rizki juga ada kerinduan, tambah semangat dan bisa comeback membuktikan prestasi," sambungnya.
Setelah lama berpisah, Della/Rizki kembali dipasangkan pada turnamen Tong Yun Kai Cup 2019. Sempat kembali dirombak, keduanya mulai kembali berpartner di Badminton Asia Championships 2019 pada akhir April lalu.
Susy menilai pasangan peraih dua medali perunggu Kejuaraan Asia (2018, 2019) itu sejatinya punya potensi untuk masuk ke jajaran ganda putri elit. Dasarnya, Della/Rizki kerap kali menumbangkan pasangan peringkat atas dunia.
Salah satu pasangan ganda putri elit yang dibuat pontang-panting oleh Della/Rizki adalah Chen Qingchen/Jia Yifan (China). Peraih gelar juara All England 2019 itu hingga kini kalah head-to-head 1-3.
Baca Juga: PBSI Pilih Della, Ketut Mahadewi Terpaksa Absen di Kejuaraan Dunia 2019
"Kalau menurut pandangan saya, Della/Rizki ini pasangan yang beberapa kali mengalahkan wakil unggulan. Nah kita ingin coba jika selama ini kekompakannya kurang di lapangan, lalu kita coba lagi siapa tahu apakah bisa lebih baik," pungkas peraih medali emas Olimpiade 1992 itu.
Kejuaraan Dunia 2019 akan berlangsung di Basel, Swiss, 19-25 Agustus 2019.
Berita Terkait
-
Susy Susanti Ungkap Kriteria Atlet Muda Berbakat saat Pantau Langsung Audisi Umum PB Djarum 2024
-
Deretan Atlet Bulu Tangkis Indonesia yang Pernah Juara di Thailand Open
-
7 Negara Siap Bersaing di Superliga Junior 2023, Perebutkan Piala Liem Swie King hingga Susy Susanti
-
Jadwal Final Australian Open 2022: Gregoria Mariska Tunjung Wakil Semata Wayang Indonesia
-
Audisi Umum PB Djarum: Tim Pencari Bakat Mulai Kantongi Nama Bibit Potensial
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Masuki Tahap Turnamen, Owi/Butet Soroti Peningkatan Kualitas Peserta Audisi Umum PB Djarum 2025
-
Wamenpora Pastikan Persiapan SEA Games 2025 Tak Terganggu Pergantian Menpora
-
PBVSI Umumkan 15 Srikandi Muda untuk Asian Youth Games 2025
-
Hendrawan hingga Butet Pantau Langsung Audisi Umum PB Djarum 2025
-
Drama McLaren di Monza: Oscar Piastri Dipaksa Mundur demi Lando Norris
-
Menpora dari Masa ke Masa: Andi dan Imam Korupsi, Roy Lupa Lagu Indonesia Raya, Dito Dicopot
-
Dito Ariotedjo Dicopot, Musuh Bebuyutan Lin Dan Jadi Plt Menpora?
-
Rekam Jejak Dito Ariotedjo, Menteri yang Kena Reshuffle
-
Indonesia Turunkan 12 Wakil di Hong Kong Open 2025, Fajar/Rian Mundur
-
Lalu Muhammad Zohri Cs Jalani Persiapan SEA Games 2025 di Kenya dan Jepang