Suara.com - Kiprah sektor ganda campuran Indonesia pada perhelatan Indonesia Open 2019 beberapa waktu lalu menjadi perhatian khusus bagi sang pelatih, Richard Mainaky.
Ada sisi positif dan negatif yang bisa diambil Richard terhadap hasil yang ditorehkan anak asuhnya di ajang BWF World Tour Super 1000 itu.
Seperti diketahui, sektor ganda campuran Indonesia gagal bersinar di Indonesia Open 2019.
Mereka tak mampu mempertahankan gelar yang diraih pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Hasil paling bagus hanya diraih pasangan senior-junior Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow.
Ganda campuran yang baru berpasangan sejak Februari 2019 itu berhasil lolos hingga ke perempat final.
Sementara itu, dua pasangan yang diharapkan jadi suksesor Tontowi/Liliyana, yakni Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, gagal tampil maksimal.
Hafiz/Gloria terhenti di babak kedua. Sedangkan Praveen/Melati lebih buruk lagi yakni tersingkir di babak pertama.
Baca Juga: 3 Pebulutangkis Aktif Keturunan Indonesia yang Perkuat Negara Lain
Berikut rapor pemain ganda campuran PBSI di Indonesia Open 2019 berdasarkan penilaian pelatih Richard Mainaky:
1. Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti
Nilai: 6
Hasil: Terhenti di babak pertama oleh Mark Lamsfuss/Marvin Seidel (Jerman) dengan skor 20-22 dan 14-21.
(+) Memiliki semangat menggebu-gebu. Semangat ada. Tapi justru senjata makan tuan.
(-) Tidak sesuai harapan. Khusus kepada Melati, mental sang pemain dinilai terbebani dan kurang lepas. Sebagai senior, Praveen dinilai tak bisa membimbing Melati dan justru panik saat tertinggal di game kedua.
2. Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja
Nilai: 7
Hasil: Terhenti di babak kedua oleh Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie (Malaysia) dengan skor 15-21 dan 18-21.
(+) Mereka bisa menahan tekanan saat lawan teman sendiri (Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari) di babak pertama, dari ketinggalan jauh bisa menang 22-24, 22-20, dan 21-15.
(-) Mungkin mereka kecapaian. Tekanan tuan rumah membuat mereka tak sadar bahwa gerakannya sudah pontang-panting.
3. Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow
Nilai: 7
Hasil: Perempat final kalah di tangan Chang Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) dengan skor 11-21, 21-14, dan 14-21.
(+) Kalau Winny sedang dalam permainan bagus, Tontowi bisa mengeluarkan kemampuannya.
(-) Tontowi masih terlihat membanding-bandingkan dengan Liliyana. Dia belum bisa merangkul.
4. Ronald Alexander/Annisa Saufika
Nilai: 7
Hasil: Babak pertama kalah dari Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) dengan skor 21-16, 7-21, dan 11-21.
(+) Game kedua mereka dinilai tampil menekan. Kelebihan mereka menyerang.
(-) Game kedua mengejutkan tapi tak tahan. Sudah sesuai arahan tapi tak tahan, pola permainan jadi berubah-ubah.
5. Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami
Nilai: 7
Hasil: Babak pertama kalah di tangan Ou Xuan Yi/Feng Xue Ying (China) dengan skor 14-21, 21-7, dan 19-21.
(+) Sebenarnya bisa menang. Saat leading 14-10, Alfian tabrakan sama Marsheilla. Akhirnya pengaruh dengan tangan Marsheilla yang sebelumnya sempat cedera. Di game ketiga kacau, strategi sudah terpegang.
(-) Masih sering terburu-buru. Kekompakan belum mampu dikontrol dengan baik.
6. Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari
Hasil: Babak pertama kalah dari Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja (Indonesia) dengan skor 24-22, 20-22, dan 15-21.
Nilai: 8
(+) Menghadapi seniornya sendiri tak menyerah sebelum bertanding. Mau menunjukkan kemampuan. Memiliki fighting spirit.
(-) Mereka butuh proses peningkatan teknik, mental, jam terbang.
Berita Terkait
-
Gregoria Mariska Batal Partisipasi di Dua Ajang Bergengsi, PBSI Buka Suara
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Duo Mainaky Evaluasi Anak Didik Jelang China Masters 2025
-
Daftar Lengkap Wakil Indonesia di China Masters 2025, Gregoria Mariska Absen
-
Gregoria Mariska Batal Tampil di China Masters dan Korea Open 2025, Ini Penjelasan PBSI
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Bukan Sekadar Balap: Trial Game Dirt Solo, Panggung Pembuktian Gengsi di Trek Perawan
-
Kronologi Atlet Gimnastik Indonesia Naufal Takdir Meninggal Dunia Usai Kecelakaan Latihan di Rusia
-
Sebelum Meninggal di Rusia, Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Dirawat 12 Hari di Rumah Sakit
-
Innalillahi Atlet Gymnastik Muda Naufal Takdir Al Bari Meninggal Dunia di Rusia
-
Indonesia's Horse Racing Cup II 2025 dan Sarga Festival Hadir di Payakumbuh Sumbar
-
Limbang Tacik Taa 2025: Laut Labuan Bajo Jadi Magnet Atlet Dunia
-
Cabut Permenpora No.14/2024, Ketum KONI Pusat Apresiasi Menpora RI Erick Thohir
-
Mewakili Indonesia, Tim Esports Free Fire Bidik Prestasi di FFWS SEA 2025 Fall Thailand
-
Legenda Basket Indonesia Meriahkan ASEAN Veteran Basketball 2025 di Banten
-
Superliga Junior 2025: PB Djarum Pertahankan Piala Liem Swie King usai Bungkam Dramatis Jaya Raya