Suara.com - Hegemoni Marc Marquez di kancah MotoGP seakan sangat sulit dipatahkan para pebalap lainnya. Pebalap Honda itu berhasil menggenggam enam gelar juara dunia sejak berkiprah di kelas para raja pada tahun 2013.
Satu-satunya kegagalan Marc Marquez menjadi juara dunia ialah di tahun 2015. Kala itu ia kalah bersaing dengan kompatriotnya dari Spanyol, Jorge Lorenzo, yang saat itu memperkuat tim Yamaha.
Namun, setelahnya dominasi pebalap berjuluk The Baby Alien itu makin sulit dibendung.
Dimulai dari Valentino Rossi yang menjadi rivalnya pada tahun 2016 juga tak kuasa menahan laju Marquez.
Berikutnya giliran pebalap Ducati, Andrea Dovizioso, yang dibuat menjadi runner-up selama tiga musim berturut-turut di kancah MotoGP.
Kondisi ini pun membuat sejumlah tim berlomba-lomba untuk menciptakan motor yang lebih kompetitif demi mengakhiri hegemoni Marc Marquez pada MotoGP 2020.
Namun mampukah para tim itu benar-benar bisa mewujudkan misi tersebut?
Terkait hal ini, legenda MotoGP asal Italia, Giacomo Agostini, bahkan menyangsikannya. Ia justru memberikan tips jenaka untuk menghentikan dominasi Marquez di MotoGP.
Menurutnya, satu-satunya cara untuk mengalahkan Marc Marquez adalah dengan meminta izin kepada pebalap yang bersangkutan.
Baca Juga: 8 Atlet Indonesia Peraih Gelar Juara Dunia di 2019
"Ducati terus bekerja keras. Tentu, mereka ingin menang. Begitu juga dengan Honda dan Yamaha, termasuk pula Suzuki," kata Agostini dikutip dari Marca, Jumat (27/12/2019).
"Tapi hal terpenting adalah Anda harus bertanya kepada Marquez jika Ducati ingin menang. Anda harus minta izin kepada Marquez," lanjutnya.
"Anda bisa saja membuat motor yang lebih cepat dan lebih berteknologi daripada Honda. Tapi, hampir mustahil mengalahkan mereka, karena Honda pabrikan terbesar di dunia, dan mereka juga memiliki pebalap terhebat saat ini," pungkas juara dunia 15 kali tersebut.
Berita Terkait
-
Ini Dia Penantang Utama Marc Marquez di MotoGP 2020
-
Top 5 Olahraga: Atlet Terkaya Dunia dan Atlet Indonesia Berprestasi di 2019
-
5 Berita Olahraga Pilihan: Tontowi dan Winny Cerai
-
Kaleidoskop 2019: Ini Sirkuit Teramai dan Tersepi di MotoGP Musim 2019
-
Top 5 Olahraga: Lewis Semprot Wilder, Mayweather Beli Kado Natal Rp 2,8 M
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Bukan Sekadar Balap: Trial Game Dirt Solo, Panggung Pembuktian Gengsi di Trek Perawan
-
Kronologi Atlet Gimnastik Indonesia Naufal Takdir Meninggal Dunia Usai Kecelakaan Latihan di Rusia
-
Sebelum Meninggal di Rusia, Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Dirawat 12 Hari di Rumah Sakit
-
Innalillahi Atlet Gymnastik Muda Naufal Takdir Al Bari Meninggal Dunia di Rusia
-
Indonesia's Horse Racing Cup II 2025 dan Sarga Festival Hadir di Payakumbuh Sumbar
-
Limbang Tacik Taa 2025: Laut Labuan Bajo Jadi Magnet Atlet Dunia
-
Cabut Permenpora No.14/2024, Ketum KONI Pusat Apresiasi Menpora RI Erick Thohir
-
Mewakili Indonesia, Tim Esports Free Fire Bidik Prestasi di FFWS SEA 2025 Fall Thailand
-
Legenda Basket Indonesia Meriahkan ASEAN Veteran Basketball 2025 di Banten
-
Superliga Junior 2025: PB Djarum Pertahankan Piala Liem Swie King usai Bungkam Dramatis Jaya Raya