Suara.com - 23 tahun silam, tepatnya pada 23 September 2000, bendera Merah Putih berkibar tinggi di langit-langit Sydney Showground Hall 3, tempat pertandingan bulutangkis Olimpiade diselenggarakan.
Bendera Merah Putih dan lagu Indonesia Raya berkumandang setelah pasangan ganda putra Tony Gunawan/Candra Wijaya berhasil mengalahkan wakil Korea Selatan, Lee Dong-soo/Yoo Yong-sung, dengan skor 15-10, 9-15, 15-7.
Selain membawa pulang satu medali emas, Indonesia juga mendapatkan satu keping perak dari sektor tunggal putra melalui salah satu talenta terbaik Merah Putih, Hendrawan.
Hendrawan menjadi runner-up setelah di partai final harus mengakui keunggulan wakil China, Ji Xinpeng, dengan skor 4-15, 13-15.
Hendrawan yang kini menjadi pelatih kepala tunggal putra Malaysia, membeberkan bagaimana perjuangannya bisa sampai ke final Olimpiade 2000 Sydney.
Pria kelahiran Malang, Jawa Timur, 47 tahun silam itu mengatakan, motivasi dan semangat adalah bahan bakar utama, hingga dia bisa melaju sejauh itu, kendati pada akhirnya 'gagal' lantaran hanya meraih medali perak.
Sebagaimana diketahui, Hendrawan terbilang telat bergabung dengan Pelatnas PBSI. Dia baru berlatih bersama Hariyanto Arbi dkk pada usia 21 tahun.
"Saya sadar kalau waktu saya tidak lama, saya harus bisa atur peak performance saya di kejuaraan penting, termasuk Olimpiade," kenang Hendrawan dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Senin (17/2/2020).
"Kenapa pressure di Olimpiade besar sekali? Karena kalau tidak berhasil ya harus menunggu empat tahun lagi," tambahnya.
Baca Juga: Gagal ke Semifinal BATC, Tim Putri RI Tetap Lolos Piala Uber, Kok Bisa?
Lebih jauh, mantan pelatih legenda tunggal putra Malaysia, Lee Chong Wei, itu mengungkapkan bahwa musuh terbesar atlet jelang Olimpiade adalah dirinya sendiri, di samping situasi yang memang tak pernah bisa diprediksi.
"Musuh terbesar di Olimpiade itu adalah situasi dan kemauan kita. Kalau terlalu mau juga tidak boleh, harus semangat, tapi tidak boleh menggebu-gebu, mengatur ini yang tidak gampang," ungkap Hendrawan.
Selepas Hendrawan mempersembahkan medali perak Olimpiade 2000, Taufik Hidayat berhasil meningkatkan presatasi tunggal putra dengan merebut medali emas di Athena pada 2004 silam.
Sejak saat itu, sektor tunggal putra Indonesia seakan mati suri karena tak pernah lagi benar-benar bertaji di multievent terakbar dunia tersebut.
Wakil-wakil tunggal putra Indonesia dan sektor lainnya, punya kesemaptan untuk kembali mengulang catatan apik yang diraih Taufik Hidayat di Olimpiade 2020 Tokyo yang akan berlangsung di Musashino Forest Sports Plaza, pada 25-3 Agustus mendatang.
Tag
Berita Terkait
-
Sambangi KBRI Manila, Tim Indonesia Lakukan Pengukuran Suhu Badan, Ada Apa?
-
Gagal ke Semifinal BATC, Tim Putri RI Tetap Lolos Piala Uber, Kok Bisa?
-
Waspada Virus Corona, Sepulang dari BATC 2020 Kevin Cs Bakal Dikarantina?
-
Tontowi / Apriyani Mundur, Ini Daftar Pemain RI di Spain Masters 2020
-
Gelar BATC Jadi Modal Indonesia Tatap Piala Thomas 2020
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
Terkini
-
Bongkar Pasang Partner Rian Ardianto, dari Yeremia ke Rahmat Hidayat
-
Jadwal F1 GP Italia 2025: Pembuktian Ferarri di Hadapan Publik Sendiri
-
Jack Miller dan Pramac Yamaha Tetap Bersama di MotoGP 2026
-
BDMNTN-XL Kembali Hadir di Jakarta, Viktor Axelsen Digandeng Jadi Duta
-
Jadwal WBA Asia: Tibo Monabesa Hadapi Petinju Kazakhstan, Laga Panas di China
-
Arjen Robben Terjun ke Dunia Padel, Ikuti Jejak Zlatan Ibrahimovic
-
Yuki Tsunoda Akhirnya Pecah Telur, Raih Poin Spesial di GP Belanda
-
Dominasi Gila di GP Belanda, Piastri Mulai Disejajarkan dengan Schumacher
-
Race Klasik MotoGP Catalunya: Duel Legendaris Rossi, Lorenzo, hingga Marquez
-
Franco Morbidelli Tak Mau Hengkang, Ini Janji Manis VR46 untuk 2026