Suara.com - Otoritas MotoGP resmi membekukan pengembangan mesin dan aero body untuk musim 2020 dan 2021. Peraturan itu berlaku untuk setiap kelas balapan.
Keputusan itu merupakan buah dari diskusi antara tim pabrikan dan perwakilan dari MotoGP. Tujuan utamanya adalah memangkas biaya di tengah krisis akibat pandemi Covid-19.
"Perubahan ini dirancang untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan karena krisis COVID-19 yang sedang berlangsung," tulis pernyataan FIM dilansir laman resmi MotoGP, Kamis (16/4/2020).
"Keputusan itu juga untuk mempertahankan keadilan dan kesetaraan untuk menjaga nilai hiburan olahraga ini dan integritas kompetisi."
Dilansir Crash, Kamis (16/4/2020), pembekuan mesin akan berlaku hingga awal musim 2022. Tak akan ada mengembangan suku cadang yang telah dihomologasi tahun ini, baik untuk tim dengan status konsensi atau bukan.
Untuk tahun 2021, semua pebalap dapat melakukan satu kali perubahan pada bagian aerodinamis motor.
Sementara tim berstatus konsesi (saat ini KTM dan Aprilia) dapat mengembangkan mesin seperti biasa.
Konsesi sendiri merupakan hak istimewa yang diberikan otoritas MotoGP kepada sebuah tim pabrikan MotoGP.
Dua aturan diantaranya adalah bebas melakukan pengembangan motor sepanjang musim, serta bisa menggunakan sembilan mesin pertahun, bukan tujuh.
Baca Juga: Honda Masih Marquez Sentris, Gunawan Tutup Toko Fashion
Keputusan itu juga turut berlaku bagi kelas Moto2 dan Moto3, di mana otoritas MotoGP juga telah melarang penggunaan perangkat tambahan--berbiaya besar--sebagai bentuk menekan pengeluaran.
"FIM, IRTA dan Dorna ingin mengucapkan terima kasih kepada semua produsen atas dukungan berkelanjutan mereka untuk kejuaraan," tulis pernyataan FIM.
Pandemi virus Corona telah membuat nasib MotoGP 2020 terombang-ambing. Ketidakjelasan kapan kejuaraan bergulir, membuat hampir seluruh tim terdampak secara finansial.
Berita Terkait
-
Tak Terobsesi Rekor, Marc Marquez Tetap Waspadai Momen Turunnya Prestasi
-
Sirkuit Mandalika Umumkan Kalender Event 2026: dari MotoGP hingga Balap Ketahanan
-
Marc Marquez: Kami Butuh Pecco Kembali ke Levelnya
-
5 Motor Sport Bekas Ala MotoGP Harga Miring untuk Tampil Gaya saat Sunmori
-
Jorge Lorenzo Ungkap Nama-nama Jagoannya di MotoGP 2026
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Indonesia Lampaui Target Medali di SEA Games 2025, Ulangi Rekor 30 Tahun Silam dengan Gagah
-
Indonesia Cetak Sejarah Baru di SEA Games 2025
-
Pesona Kierana Alexandra, Atlet 17 Tahun Pembawa Bendera Indonesia di Penutupan SEA Games 2025
-
Sejarah Apa yang Diukir Kontingen Indonesia usai Runner-up SEA Games 2025?
-
Kontingen Indonesia Kemas 91 Emas di SEA Games 2025 Sukses Lewati Target Awal
-
Jangan Puas Runner Up di SEA Games 2025, Masih Ada Asian Games 2026 dan Olimpiade 2028
-
Klasemen Akhir SEA Games 2025, Kontingen Indonesia Juara 2
-
Tetes Air Mata SEA Games 2025, Mereka Tak Terlihat Hanya Karena Tak Bawa Pulang Medali
-
Update Medali Tim Indonesia di SEA Games 2025: Masih Kokoh di Posisi 2
-
Pecah Telur! Timnas Hoki Es Indonesia Ukir Sejarah Emas Pertama di SEA Games 2025