Suara.com - Tim senam Jerman mengenakan setelan panjang yang lebih tertutup selama kualifikasi di Olimpiade Tokyo, sebagai bentuk protes terhadap seksualisasi perempuan dalam olahraga. Tindakan ini mendapat pujian dari sesama atlet.
Tim pesenam Jerman mengambil sikap menentang seksualisasi terhadap perempuan dalam olahraga dengan mengenakan unitard atau baju yang lebih panjang dan tertutup, alih-alih mengenakan baju ketat berpotongan bikini.
Tim yang terdiri dari Sarah Voss, Pauline Schäfer, Elisabeth Seitz dan Kim Bui, telah mengenakan unitard selama pelatihan pada Kamis (22/07). Namun, keputusan untuk menggunakan setelan tersebut saat bertanding baru dibuat beberapa saat sebelum pertandingan di Olimpiade Tokyo 2020 dimulai.
"Kami duduk bersama hari itu dan berkata, oke, kami ingin memiliki kompetisi yang besar," kata Voss, berusia 21 tahun.
"Saat kamu tumbuh sebagai seorang perempuan, cukup sulit untuk membiasakan diri dengan tubuh barumu,‘‘ tambahnya.
"Kami ingin memastikan semua orang merasa nyaman dan kami menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka dapat mengenakan apa pun yang mereka inginkan dan terlihat luar biasa, merasa luar biasa, apakah itu dalam triko panjang atau pendek," lanjutnya.
Ingin jadi panutan
Voss mengatakan mereka ingin menjadi "panutan", dan tindakan mereka mendapat pujian dari rekan sesama atlet.
"Saya pikir sangat keren bahwa mereka memiliki nyali untuk berdiri di arena yang begitu besar dan menunjukkan kepada gadis-gadis dari seluruh dunia bahwa kamu dapat mengenakan apa pun yang kamu inginkan," kata pesenam Norwegia Julie Erichsen. "Saya memuji mereka untuk itu," tambahnya.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Ade Resky, Atlet Indonesia Bela Azerbaijan di Olimpiade 2020
Ketika tim mengenakan unitard mereka untuk pertama kalinya pada bulan April, Seitz mengatakan kepada DW bahwa dia berharap perempuan di cabang olahraga lain akan mengikuti jejak mereka.
"Saya ingin setiap perempuan di setiap olahraga memiliki kesempatan untuk memutuskan sendiri apa yang ingin dia kenakan," katanya.
Pakaian penutup kaki diizinkan dalam kompetisi internasional tetapi sampai sekarang pemakaiannya hampir secara eksklusif untuk alasan agama. Saat berita ini diturunkan, tim senam Jerman tidak lolos ke final. [pkp/ha/Reuters/AP]
Berita Terkait
-
Ada Richarlison, Ini 5 Jebolan Olimpiade Tokyo yang Bela Brasil di Piala Dunia 2022
-
Rambah Dunia Fesyen, Gresysia Polii Buka Toko Sepatu dan Pakaian
-
Raja Sapta Oktohari Optimis Indonesia Berjaya di Olimpiade 2024 Paris
-
Olimpiade Tokyo Habiskan Biaya Dua Kali Lipat dari Perkiraan Awal
-
Pram/Yere Gembira Bisa Kalahkan Juara Olimpiade Tokyo: Kami Ada Kemajuan!
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
IMI: MotoGP Mandalika 2025 Bawa Dampak Nyata Bagi UMKM dan Sport Tourism
-
7 Pebulu Tangkis Indonesia Diduga Terlibat Pengaturan Skor: PBSI Belum Tahu, PB Djarum Akui
-
Valentino Rossi Jumpa Ketua Umum PSSI di Jakarta, untuk Apa?
-
ITDC Klaim Tiket MotoGP Mandalika 2025 Terjual 87 Persen
-
Antusiasme Penonton IHR Cup II 2025 Payakumbuh: Pecahkan Rekor, Tembus 50 Ribu Pengunjung
-
Semarang Jadi Tuan Rumah 76 Indonesian Downhill Urban 2025 Seri 2, Adu Nyali Rider di Trek Ekstrem
-
Lantian Juan Juara Umum Trial Game Dirt 2025 Seri Solo
-
Bukan Sekadar Balap: Trial Game Dirt Solo, Panggung Pembuktian Gengsi di Trek Perawan
-
Kronologi Atlet Gimnastik Indonesia Naufal Takdir Meninggal Dunia Usai Kecelakaan Latihan di Rusia
-
Sebelum Meninggal di Rusia, Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Dirawat 12 Hari di Rumah Sakit