Suara.com - Cabang olahraga renang pada Olimpiade Tokyo 2020 mendapat perhatian publik karena kehadiran sosok Ranomi Kromowidjojo.
Ranomi Kromowidjojo merupakan atlet keturunan Indonesia yang saat ini mewakili Belanda pada ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Sayangnya, pencapaiannya pada Olimpiade tahun ini tak sebaik sebelum-sebelumnya. Sebab, atlet yang tampil pada empat nomor sekaligus pada bang olahraga renang ini gagal meraih medali.
Pada nomor 50 meter gaya bebas putri, misalnya, dia hanya mampu menempati urutan keempat.
Posisi serupa juga diraih atlet berusia 30 tahun ini pada nomor 100 meter gaya bebas putri. Dia menduduki peringkat empat dan tak mampu meriah medali.
Sementara pada nomor 4x100 meter gaya ganti estafet campuran, dia dan ketiga rekannya juga tak mampu meraih podium.
Adapun pada nomor 4x100 meter gaya bebas estafet putri, perwakilan asal Negeri Kincir Angin ini juga tersingkir di urutan keempat.
Profil Ranomi Kromowidjojo
Ranomi merupakan perempuan berdarah campuran Belanda-Suriname. Nenek moyangnya berasal dari Jawa yang pergi ke Suriname sebagai pekerja perkebunan pada abad ke-19.
Baca Juga: Profil Chen Long, Penakluk Anthony Ginting yang Berstatus sebagai Juara Bertahan Olimpiade
Darah Jawa itu didapat dari ayahnya yang bernama Rudi Kromowidjojo. Ayah Rudi, merupakan tenaga kuli yang dibawa pemerintah kolonial Belanda ke Surniame.
Kemudian, Rudi yang lahir di Suriname memutuskan pindah ke Belanda. Ia menikah dengan gadis Belanda, Netty Deemter.
Dari pernikahaninilah, Rudy dan Netty melahirkan anak laki-laki bernama Chjanoy Kromowidjojo termasuk sang atlet renang paling sukses, Naomi Kromowijdojo.
Atlet yang terbilang sukses di cabang olahraga renang ini lahir di Sauwerd, Groningen, Belanda, pada 20 Agustus 1990.
Ketertarikannya pada olahraga air ini muncul saat ia masih berusia tiga tahun. Ketika itu, dia berlibur ke Spanyol bersama keluarganya.
Di usia delapan tahun, Ranomi mulai mengikuti kompetisi. Namun, karena banyak kalah, dia mengatakan kepada ibunya bahwa tak ingin menjadi atlet dan hanay tetap berlatih renang.
Namun, ketekunannya berlatih renang yang selalu didukung oleh ibunya itu membuat Ranomi berkembang pesat.
Keputusan Ranomi Kromowidjojo untuk menekuni dunia renang ternyata tak pernah salah. Sebab, dia menjadi perenang kelas dunia yang berhasil meraih banyak gelar juara di berbagai ajang bergengsi.
Sebetulnya, Ranomi merupakan perenang khusus pada gaya bebas. Namun, ia juga sering ikut dalam nomor gaya kupu-kupu maupun gaya punggung.
Bahkan, sampai saat ini dia juga berhasil memegang rekor dunia nomor gaya bebas 50 meter putri.
Setidaknya, tiga medali emas Olimpiade sudah dipersembahkan Ranomi untuk Belanda. Masing-masing medali itu diraih pada edisi Beijing 2008 dan London 2012.
Sayangnya, saat kembali tampil pada Olimpiade Rio 2016, perempuan berdarah Jawa ini gagal meraih medali.
Kontributor: Muh Adif
Berita Terkait
-
Guru Tampar Atlet Renang Cilik di Malaysia, Ibu Histeris Masa Depan Anak Hancur
-
Viral! Komentator Olimpiade Langsung Dipecat Usai Lecehkan Perenang Wanita
-
Kisah Gadis tanpa Kaki yang Berhasil Mewujudkan Impiannya Menjadi Perenang
-
Perenang Indonesia Felix Victor Iberle Pecahkan Rekor SEA Games
-
Ada Richarlison, Ini 5 Jebolan Olimpiade Tokyo yang Bela Brasil di Piala Dunia 2022
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Bukan Sekadar Balap: Trial Game Dirt Solo, Panggung Pembuktian Gengsi di Trek Perawan
-
Kronologi Atlet Gimnastik Indonesia Naufal Takdir Meninggal Dunia Usai Kecelakaan Latihan di Rusia
-
Sebelum Meninggal di Rusia, Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Dirawat 12 Hari di Rumah Sakit
-
Innalillahi Atlet Gymnastik Muda Naufal Takdir Al Bari Meninggal Dunia di Rusia
-
Indonesia's Horse Racing Cup II 2025 dan Sarga Festival Hadir di Payakumbuh Sumbar
-
Limbang Tacik Taa 2025: Laut Labuan Bajo Jadi Magnet Atlet Dunia
-
Cabut Permenpora No.14/2024, Ketum KONI Pusat Apresiasi Menpora RI Erick Thohir
-
Mewakili Indonesia, Tim Esports Free Fire Bidik Prestasi di FFWS SEA 2025 Fall Thailand
-
Legenda Basket Indonesia Meriahkan ASEAN Veteran Basketball 2025 di Banten
-
Superliga Junior 2025: PB Djarum Pertahankan Piala Liem Swie King usai Bungkam Dramatis Jaya Raya