Suara.com - Sebuah unggahan Facebook baru-baru ini menjadi viral, memperlihatkan seorang wanita kecewa dan sedih ketika putranya yang berusia 11 tahun dipukuli oleh seorang guru di sekolah karena kesalahpahaman.
Lewat unggahan Syahmina Mohd Azim, harapan sang putra untuk terpilih mewakilinya di ajang SUKMA dan SEA Games pada cabang renang air kandas di tangan seorang guru yang memukul sang anak hingga menyebabkan luka dalam di telinganya.
“Anak kecil yang mewakili Kerian, satu-satunya yang melampaui waktu nasional dan memiliki ID Malaysia di cabang renang air, meneteskan air mata kekecewaan setelah setengah tahun latihan yang sangat intensif dan berdampak tinggi dan berhasil lolos untuk mencapai waktu tersebut. ditetapkan oleh pelatih.
"Saya kalah dan harus melupakan keinginan itu dalam sekejap mata karena setiap kali berenang, saya kehilangan keseimbangan, hidung saya berdarah, kepala saya sakit, dan telinga saya berdenging," katanya.
Sang pelatih pun mengaku kecewa dengan kejadian yang menimpa anaknya tersebut karena dirinya punya harapan besar bisa membawa harum nama Malaysia.
Gara-gara gurunya pegang punggung, anaknya malah ditampar sampai telinganya memar dan dipukul di belakang kepala
Menurut laporan polisi yang dibuat oleh wanita tersebut, putranya secara tidak sengaja menyentuh punggung guru tersebut ketika dia hendak jatuh.
“Setelah 3 hari kejadian, anak saya muntah-muntah terus, sakit kepala, dan mimisan. Kami berobat ke dokter spesialis. Setelah beberapa hari mengalami hal yang sama, kami bawa anak saya ke RS Taiping. .
"Alhamdulillah, lega rasanya setelah di CT scan dan rontgen kedua, tidak ditemukan hal yang tidak normal. Saya tidak bisa mengikuti pertandingan sesuai jadwal yang ditetapkan, biaya latihan dan pelatih.
Baca Juga: Anak Buah Mayor Teddy Lewati 13 Sungai Telusuri Sekolah yang Diviralkan Siswa Tidak Ada Guru
“Dampak dari benturan dan benturan tersebut menyebabkan terjadinya gegar otak pada kanalis semisirkularis telinga (gegar otak koklea) dengan gejala yang sama dengan gegar otak. Bisa jadi baik namun berlangsung lama, atau kemungkinan besar tidak akan baik sama sekali.” ujarnya.
"Ya Tuhan, ini sangat menyayat hati. Aku tak kuasa menahan air mataku lagi, menangis memikirkan masa depan anakku sendiri. Sebagai seorang perenang, itu adalah bagian tubuh yang sangat sensitif. Pada hari yang salah dalam sebulan, kamu bisa "pingsan di air dan mati," katanya.
Berita Terkait
-
Kementerian Dikdasmen Ubah PPDB Jadi SPMB, Sistem Zonasi Dihitung dari Jarak Rumah ke Sekolah
-
Apa itu Ruang GTK? Guru Wajib Tahu
-
Gaji Guru dan Tuntutan Profesionalisme: Kesenjangan yang Mengkhawatirkan
-
Beban Administrasi vs Fokus pada Murid: Dilema Guru di Era Kurikulum Merdeka
-
Anak Buah Mayor Teddy Lewati 13 Sungai Telusuri Sekolah yang Diviralkan Siswa Tidak Ada Guru
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka