Suara.com - Selebrasi Champage umumnya dilakukan dalam beberapa ajang balapan internasional seperti MotoGP dan F1. Seperti apa sejarah selebrasi champagne yang dilakukan dalam ajang kejuaraan balap internasional?
Sejarah selebrasi champagne ini sebenarnya bukan baru-baru ini terjadi. Pembalap yang berhasil meraih podium 1, 2 dan 3 akan diberikan minuman beralkohol dengan botol berukuran besar.
Champagne merupakan minuman alkohol yang disemprotkan oleh pembalap yang berhasil memenangkan ajang kejuaraan dan meraih podium. Masing-masing pembalap akan diberikan satu botol champage atau didebut juga dengan sampanye.
Pembalap akan menyemprotkan satu sama lain champagne yang ia dapatkan kemudian meminumnya sedikit. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan rasa bahagia mereka karena berhasil menjadi juara. Lantas bagaimana sejarah selebrasi champagne itu? Simak penjelasannya berikut ini.
Sejarah Selebrasi Champagne
Awal mula tradisi pemberian champagne kepada pembalap bermula dari ajang balap F1 pada tahun 1950. Kala itu, Juan Manuel Fangio berhasil memenangkan F1 Perancis di Sirkuit Reims-Gueux sebagai juara 1. Salah satu produsen Sampanye terkenal di Paris, Moet et Chandon memberikan satu botol Champagne kepadanya.
Tidak berhenti disitu, Moet et Chandon ternyata terus memberikan Champagne produksinya kepada setiap pemenang F1 seri selanjutnya. Hingga menjadi tradisi dalam ajang balap yang diselenggarakan setiap tahun itu. Para pembalap meminum champagne bersama di atas podium kala mereka mendapat juara.
Sampai akhirnya tradisi memberikan champagne ini dibawa dalam ajang ketahanan Le Mans 24 Hours pada tahun 1967. Kala itu Daniel Sexton Gurney atau dikenal dengan Dan Gurney menjadi pemenang Le Mans 24 Hours.
Pembalap asal Amerika Serikat tersebut menjadi orang pertama yang menyeprotkan champagne kepada seluruh orang yang ada di sekitar podium sebagai ungkapan rasa senangnya. Dari situlah, ritual menyemprotkan champagne di atas podium menjadi tradisi disetiap ajang balap internasional.
Baca Juga: Kursi Penonton MotoGP di Sirkuit Mandalika Kosong Melompong, Warganet Heran: Kok Tiketnya Sold Out?
Pada ajang balap F1, panitia menggunakan merek Carbon dengan kadar alcohol sebesar 12%. Untuk diberikan kepada setiap pembalap yang berhasil naik podium. Sesuai dengan namanya, minuman beralkoho itu berbalut karbon dengan cap ronde serta bendera negara dimana F1 kala itu digelar.
Satu buah botolnya dibanderol dengan harga 3.000 Dollar Amerika atau sekitar Rp 45 juta. Jika dikalikan dengan 3 pembalap maka akan menghabiskan Rp 135 juta untuk selebrasi champagne di F1.
Sementara itu, dalam ajang balap MotoGP champagne yang diberikan bermerek Freixenet. Sebuah minuman yang terbuat dari Cava atau fermentasi anggur putih asal Spanyol.
Meskipun bahan utamanya terbuat dari anggur namun minuman ini juga memiliki aroma lain seperti melon, nanas, dan apel. Tidak diketahui secara pasti berapa harga satu botol Freixenet, namun diperkirakan harganya tidak kalah jauh dengan Carbon di F1.
Sementara itu, selebrasi champagne tidak diadakan di negara-negara dengan budaya muslim yang begitu kental, seperti Qatar dan Abu Dhabi. Mereka akan mengganti sampanye beralkohol dengan minuman bersoda manis dengan aroma buah ataupun bunga.
Demikian penjelasan mengenai sejarah selebrasi champagne dalam pagelaran ajang balap Internasional seperti F1 dan MotoGP. Semoga menambah wawasan dan pengetahuan Anda!
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
IMI: MotoGP Mandalika 2025 Bawa Dampak Nyata Bagi UMKM dan Sport Tourism
-
7 Pebulu Tangkis Indonesia Diduga Terlibat Pengaturan Skor: PBSI Belum Tahu, PB Djarum Akui
-
Valentino Rossi Jumpa Ketua Umum PSSI di Jakarta, untuk Apa?
-
ITDC Klaim Tiket MotoGP Mandalika 2025 Terjual 87 Persen
-
Antusiasme Penonton IHR Cup II 2025 Payakumbuh: Pecahkan Rekor, Tembus 50 Ribu Pengunjung
-
Semarang Jadi Tuan Rumah 76 Indonesian Downhill Urban 2025 Seri 2, Adu Nyali Rider di Trek Ekstrem
-
Lantian Juan Juara Umum Trial Game Dirt 2025 Seri Solo
-
Bukan Sekadar Balap: Trial Game Dirt Solo, Panggung Pembuktian Gengsi di Trek Perawan
-
Kronologi Atlet Gimnastik Indonesia Naufal Takdir Meninggal Dunia Usai Kecelakaan Latihan di Rusia
-
Sebelum Meninggal di Rusia, Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Dirawat 12 Hari di Rumah Sakit