Suara.com - Kabar Suzuki hengkang dari MotoGP memang membuat para pencinta balap motor tertinggi syok. Bagaimana tidak, performa Suzuki di MotoGP musim ini terbilang cukup kompetitif.
Apalagi di 2 musim sebelumnya, Suzuki berhasil meraih gelar juara dunia melalui pembalap andalan mereka Joan Mir.
Memang saat ini, pihak Suzuki sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi kalau mereka hengkang dari MotoGP di musim depan.
Banyak pihak yang mempertanyakan alasan kenapa Suzuki hengkang dari MotoGP. Dilansir dari tuttomotoriweb, ada beberapa faktor yang menyebabkan Suzuki hengkang dari MotoGP.
1. Pandemi Covid-19 yang belum usai
Salah satu hal mendasar yang membuat Suzuki hendak memutuskan untuk hengkang dari MotoGP yakni pandemi Covid-19.
Penjualan produk Suzuki menurun drastis saat pandemi Covid-19. Hal ini membuat krisis keuangan yang cukup terpukul bagi Suzuki.
Apalagi Suzuki terlibat di berbagai kejuaraan balap dunia, salah satunya di MotoGP.
Baca Juga: Tetiba Mobil Baleno Plat Putih Terbakar, Bikin Jalan Kol H Barlian Palembang Macet Panjang
Perang Ukraina dan Rusia ternyata membawa efek buruk bagi penjualan produk Suzuki. Krisis bahan baku untuk pembuatan produk Suzuki menjadi pukulan telak untuk pabrikan asal Jepang tersebut.
Suzuki kehilangan target pasar secara global. Menurut data yang dilaporkan pada tahun 2012 silam, Suzuki berhasil menjual motor sebanyak 2,5 juta. Di tahun 2019 penjualan menurun drastis dan hanya mencapai 1,5 juta unit terjual.
3. Dugaan Skandal Dieselgate Suzuki
Suzuki ternyata terjerat kasus dugaan skandal Dieselgate. Pada tanggal 27 April 2022 silam, Badan Kerjasama Uni Eropa dalam Peradilan Pidana (Eurojust) memerintahkan penggeledahan kantor Suzuki di Jerman untuk mencari dokumen dan informasi terkait dengan dugaan kasus “DieselGate”.
Kendaraan Suzuki yang diproduksi dan dijual di Uni Eropa menjadi sorotan, terutama model SX4 S-Cross dan Vitara yang dirakit di pabrik Suzuki di Hungaria.
Investigasi yang, antara lain, juga melibatkan grup Stellantis (dibentuk oleh PSA dan Fiat), yang bertanggung jawab untuk memasok merek Jepang dengan mesin diesel yang bersangkutan, serta pabrikan Marelli, yang juga memasok Stellantis dengan beberapa suku cadang yang digunakan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Erick Thohir Serah Terima Jabatan Menpora dari Dito Ariotedjo
-
Menpora Erick Thohir Diharapkan Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
-
Dari Lari Malam hingga Tanam Mangrove, Fresh Track 5K 2025 Jadi Perayaan Sehat dan Berkelanjutan
-
Sejarah Baru! UCI Road World Championships Hadir Pertama Kali di Afrika
-
Superliga Junior 2025 Perkenalkan Kategori U-13 dan U-15, Wadah Baru Jaring Bibit Muda
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi
-
Duo Mainaky Evaluasi Anak Didik Jelang China Masters 2025