Suara.com - Putri mereka mencapai perempatfinal Piala Uber 2022, sementara tim putranya membuat kejutan terbesar dalam sejarah bulutangkis negera tersebut ketika untuk pertama kalinya menjuarai Piala Thomas.
Ya, India seketika berubah menjadi salah satu kutub besar bulutangkis dunia yang menembus dominasi Indonesia, Denmark, China, Jepang, Korea Selatan dan Malaysia.
Mereka menang 5-0 masing-masing atas Jerman dan Kanada dalam fase grup Piala Thomas 2022.
Dan sekalipun kalah 2-3 dari Taiwan dalam fase terakhir grup, mereka berturut-turut menaklukkan Malaysia di perempatfinal serta Denmark di semifinal dengan skor 3-2, serta Indonesia dengan skor 3-0 di final, yang semuanya kekuatan tradisional bulutangkis dunia.
Bahkan dalam final hari ini, tunggal putra Lakshya Sen, ganda putra Satwiksairaj Rankireddy / Chirag Shetty, dan tunggal putra kedua Kidambbi Srikanth membuat Indonesia tak bisa memainkan ganda kedua dan tunggal ketiganya.
Klimaks bagi India, antiklimaks bagi Indonesia, kendati haram hukumnya mengesampingkan perjuangan keras nan heroik Anthony Ginting, Mohammad Ahsan /Kevin Sanjaya Sukamuljo, dan Jonatan Christie.
Di masa lalu, India pernah melahirkan para legenda seperti Prakash Padukone dan Pullela Gopichand yang sama-sama pernah menjuarai All England.
Setelah itu, mereka melahirkan pemain-pemain seperti Saina Nehwal yang merebut medali perunggu tunggal putri Olimpiade London 2012, lalu PV Sindhu yang memperoleh medali perak Olimpiade Rio 2016 dan medali perunggu dalam Olimpiade Tokyo 2020.
Masih ada lagi, namun sekalipun jumlah pebulutangkis India yang sukses masih kalah banyak dibandingkan dengan kekuatan-kekuatan tradisional bulutangkis dunia seperti Indonesia, apa yang mereka lakukan tahun ini dengan merebut Piala Thomas adalah sungguh istimewa, jauh lebih dari sekadar manis.
Baca Juga: Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala Thomas Usai Dilucuti India, Babah Ahsan Minta Maaf
Menjuarai Piala Thomas adalah indikasi relatif meratanya kekuatan bulutangkis India saat ini. Tidak itu saja, sukses mereka juga menjadi petunjuk seberapa besar perubahan yang terjadi dalam bulu tangkis India belakangan ini.
Tetapi bulu tangkis India tidak sesemarak belasan tahun terakhir ini. Sebaliknya pernah mengalami masa-masa sulit ketika masyarakat dan juga media di negeri ini tidak terlalu mempedulikan cabang olahraga ini karena mereka mungkin lebih peduli kepada cabang-cabang seperti kriket, kabaddi dan hoki.
Saina Nehwal
Pada akhir 1990-an, ibunda Pullela Gopichand yang bernama Subbaravaramma berusaha keras membantu anaknya mendapatkan liputan luas dari surat kabar dan televisi. Tetapi itu tak pernah terjadi sekalipun Gopichand sukses merebut gelar juara All England pada 2001.
Namun begitu Gopichand menjadi pelatih kepala Timnas Bulutangkis India, wajah bulutangkis India perlahan tapi pasti berubah sampai seangker saat ini. Tak hanya performa atlet yang terus meningkat, namun juga popularitas bulutangkis di Negeri Anak Benua ini.
Setelah pensiun dari bulutangkis, seperti halnya dilakukan Prakash Padukone sebelumnya, Pullela mendirikan Gopichand Badminton Academy pada 2008 yang menghasilkan sejumlah pebulutangkis top seperti Saina Nehwal, PV Sindhu, Sai Praneeth, Parupalli Kashyap, Srikanth Kidambi, Arundhati Pantawane, Gurusai Datt, dan Arun Vishnu.
Tag
Berita Terkait
-
Sudirman Cup 2025: Line Up Indonesia vs India, Ada Jojo dan Putri KW
-
Runner-up Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Berharap ke Depannya Bisa Lebih Baik Lagi
-
Jonatan Christie Bangga Bisa Hapus Keraguan pada Tim Muda Indonesia di Piala Thomas 2024
-
Pengalaman Berharga Para Debutan di Piala Thomas dan Uber 2024
-
Runner-up Piala Thomas dan Uber, Indonesia Tetap Juara di Mata Ricky Soebagdja
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Erick Thohir Serah Terima Jabatan Menpora dari Dito Ariotedjo
-
Menpora Erick Thohir Diharapkan Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
-
Dari Lari Malam hingga Tanam Mangrove, Fresh Track 5K 2025 Jadi Perayaan Sehat dan Berkelanjutan
-
Sejarah Baru! UCI Road World Championships Hadir Pertama Kali di Afrika
-
Superliga Junior 2025 Perkenalkan Kategori U-13 dan U-15, Wadah Baru Jaring Bibit Muda
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi
-
Duo Mainaky Evaluasi Anak Didik Jelang China Masters 2025