Suara.com - Legenda bulu tangkis Indonesia, Candra Wijaya, memberikan apresiasi atas keputusan PBSI merotasi pasangan ganda putra Leo/Bagas dan Fikri/Daniel.
Menurut peraih medali emas Olimpiade Sydney 200 itu, langkah PBSI sudah tepat untuk mencari kombinasi terbaik di sektor ganda putra.
"Ya, memang sudah waktunya, atau memang mesti dicoba demikian," ujar Candra Wijaya kepada awak media, Senin (26/8/2024).
Namun, Candra juga menyoroti beberapa hal yang perlu diperhatikan. Ia menilai bahwa PBSI perlu lebih berani untuk mengorbitkan pemain-pemain muda lainnya.
"Kalau saya malah melihat alternatif pemain-pemain juniornya sudah harus lebih diangkat atau didorong lagi," tegasnya.
Meskipun puas dengan keputusan rotasi, Candra juga memberikan evaluasi terhadap penampilan kedua pasangan baru di Japan Open.
Ia mengakui bahwa keduanya telah menunjukkan permainan yang cukup kompetitif, tetapi dinilai bisa lebih baik lagi.
Leo/Bagas dan Fikri/Daniel diketahui gagal membawa pulang juara. Keduanya terhenti di babak semifinal turnamen BWF World Tour Super 750 itu.
"Kalau permainan ya masuk atau cukup mampu bersaing," kata Candra.
Baca Juga: Misi Majukan Bulu Tangkis Indonesia, Turnamen Kelompok Umur Diminta Digalakkan
Lebih lanjut, ia juga turut mengomentari gagalnya bulu tangkis Indonesia menjaga emas Olimpiade di Paris beberapa waktu lalu setelah beberapa nama-nama unggulan gugur dan menyisakan tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung yang meraih perunggu.
Menurutnya kegagalan tim bulu tangkis Indonesia meraih emas di Olimpiade karena beberapa hal, seperti salah menerapkan strategi di lapangan, kelelahan, dan beban berat mempertahankan tradisi emas.
"Saya juga kepikiran dan saya juga tentunya ikut sedih ya. Saya rasa persiapan udah sangat maksimal, usahanya juga cukup bagus," kata pria yang juga menjadi mentor ganda putra di tim Ad Hoc PBSI untuk Olimpiade 2024 itu.
"Persiapannya udah bagus banget tuh ya memang persaingan yang ketat dan mungkin saya lihat juga sedikit strategi, cara bermain mungkin. Mempertahankan tradisi emas itu pasti beban," tambahnya.
"Persiapan yang kemarin terakhir bisa saja mungkin anak-anak juga konsennya terlalu lelah mungkin ya karena sudah cukup lama ini kan juga jauh di Eropa gitu," tutupnya, demikian Antara.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
Terkini
-
Pecco Bagnaia Tutup Musim Mengecewakan, Alihkan Fokus ke Pengembangan DesmosediciGP26
-
Klasemen Akhir MotoGP 2025: Duo Marquez Finis Teratas, Bezzecchi 'Meledak' di Valencia
-
Hajar Ganda Korsel, Cerita Putra/Daniel usai Berhasil Juarai IIC 2025
-
Thalita Ramadhani Tak Menyangka Bisa Juara IIC 2025, Jadi Modal Berharga Hadapi Scottish Open
-
Sukses Juarai IIC 2025, Prahdiska Bagas Shujiwo Kini Alihkan Fokus ke SEA Games
-
Raih 16 Gelar, PB Djarum Juara Umum Muria Cup Sirnas C 2025
-
Diledek Juara yang Membosankan, Islam Makhachev Berani Hajar Ilia Topuria?
-
Hancurkan Della Maddalena, Islam Makhachev: Buka Pintu White House, Saya Datang!
-
Perjuangan Maksimal Gregoria Mariska Meski Gagal Juara Kumamoto Masters 2025
-
Didukung Perpani, MilkLife Archery Challenge Seri 2 Alami Lonjakan Peserta 50 Persen