Sport / Arena
Rabu, 17 Desember 2025 | 17:10 WIB
Riyan Jefri Hamonangan (Antara)
Baca 10 detik
  • Jefri Hamonangan persembahkan emas kickboxing tunggal bagi Indonesia di tengah berbagai polemik tim.

  • Atlet anak tukang pijat keliling ini menangis haru persembahkan emas untuk mendiang ayahnya.

  • Jefri berharap Presiden Prabowo membantunya menjadi TNI/Polri demi menghidupi ibu dan empat adiknya.

Suara.com - Prestasi SEA Games 2025 membanggakan lahir dari arena John Paul II Sports Center di Assumption University, Bangkok, pada Selasa sore yang emosional.

Riyan Jefri Hamonangan Lumbanbatu berhasil menjadi satu-satunya atlet yang mempersembahkan medali emas bagi tim kickboxing Indonesia.

Keberhasilan ini menjadi oase di tengah berbagai isu miring yang sempat menerpa internal cabang olahraga tersebut selama kompetisi.

Lagu kebangsaan Indonesia Raya pun bergema dengan khidmat sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan keras sang atlet di ring.

Kemenangan Jefri ini membuktikan bahwa dedikasi tinggi mampu mengalahkan segala keterbatasan dan polemik yang sempat memanas sebelumnya.

Daya Juang Jefri di Tengah Polemik Tim

Sebelum prestasi ini diraih, publik sempat dihebohkan dengan kabar pemulangan manajer tim hingga keluhan atlet soal transparansi.

Suasana tim yang sempat keruh perlahan mendingin berkat keberhasilan Jefri berdiri di podium tertinggi tingkat Asia Tenggara tersebut.

Ia datang ke Thailand tanpa persiapan yang matang karena pemanggilan yang dilakukan oleh pengurus tergolong sangat mendadak.

Baca Juga: Link Live Streaming Timnas Futsal Indonesia vs Vietnam di SEA Games 2025 Sore Ini!

Namun, semangat juang seorang petarung sejati membuatnya tetap melangkah ke gelanggang tanpa sedikit pun rasa mengeluh.

Jefri berpegang teguh pada komitmen profesional bahwa seorang atlet harus selalu siap bertanding dalam kondisi apa pun.

Pertempuran Sengit Melawan Perwakilan Tuan Rumah

Ujian berat harus dilalui Jefri saat berhadapan dengan jagoan Thailand, Akkrit Kongtook, pada babak final kategori K-1 60 kilogram.

Sorakan penonton tuan rumah yang memenuhi tribun sempat membuat ritme bertanding Jefri sedikit goyah pada ronde awal.

Meski sempat tertinggal angka, ketenangan mental Jefri menjadi kunci utama dalam membalikkan dominasi serangan lawan di ronde berikutnya.

Ia berhasil mengunci kemenangan tipis 2-1 setelah mampu membaca celah pertahanan atlet Thailand dengan sangat efektif dan taktis.

Emas tersebut resmi menjadi milik Indonesia setelah wasit mengangkat tangan Jefri sebagai pemenang di tengah keheningan pendukung lawan.

Isak Tangis Untuk Ayah di Ruang Ganti

Suasana berubah drastis dari kegarangan di ring menjadi momen yang sangat menyentuh saat Jefri memasuki ruang ganti atlet.

Tangisan pecah ketika ia bersimpuh di depan simbol keagamaan di sudut ruangan sambil menggenggam kalung salib di lehernya.

“Bapak, aku berhasil, Pak. Aku dapat emas. Aku bisa,” ucap Jefri berulang kali.

Kenangan pahit muncul karena ayahandanya telah berpulang setahun yang lalu tepat saat Jefri sedang bersiap menghadapi ajang internasional.

Kepergian sang ayah yang merupakan tulang punggung keluarga menjadi beban batin sekaligus motivasi terbesar bagi perjalanan karier Jefri.

Harapan Besar Bagi Keluarga dan Masa Depan

Melalui panggilan video, Jefri segera menghubungi ibunya di kampung halaman untuk membagikan kabar gembira mengenai perolehan medali tersebut.

“Mak, Bapak pasti sudah bahagia. Ini doanya Bapak, Mak,” kata Jefri dengan air mata yang terus jatuh.

Di balik statusnya sebagai juara, Jefri adalah anak pertama yang memikul tanggung jawab besar membiayai sekolah empat orang adiknya.

Kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan menuntutnya untuk terus berprestasi demi memberikan kehidupan yang lebih layak bagi sang ibu.

Ibunda Jefri hingga saat ini masih bekerja keras mencari nafkah sebagai tukang pijat keliling demi menyambung hidup keluarga mereka.

Impian Mengabdi Menjadi Anggota TNI atau Polri

Sebelum sukses di dunia bela diri, Jefri sempat berkali-kali mencoba peruntungan mendaftar sebagai prajurit TNI dan anggota Polri.

Namun, takdir berkata lain karena semua upayanya tersebut selalu berujung pada kegagalan di saat mendiang ayahnya masih hidup.

Kini, dengan bermodalkan medali emas internasional, Jefri menyampaikan sebuah permohonan tulus kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

“Saya anak pertama, punya empat adik. Ayah sudah tidak ada. Saya tulang punggung keluarga,” ujarnya menuturkan.

Ia berharap pemerintah memberikan kesempatan baginya untuk mengabdi sebagai aparat negara guna menjamin masa depan adik-adiknya secara permanen.

Ucapan Terima Kasih Kepada Pendamping Atlet

Keberhasilan ini tidak lepas dari peran penting Rosi Nurasjati dan jajaran Pengurus Pusat Kickboxing Indonesia dalam memberikan bimbingan.

Jefri merasa sangat terbantu oleh dukungan moral para pelatih saat dirinya berada dalam titik terendah setelah kehilangan sosok ayah.

Dukungan tersebut membuatnya mampu bangkit dari keterpurukan dan fokus kembali pada jalur prestasi yang kini membanggakan negara.

Kisah Jefri mengajarkan bahwa olahraga bukan sekadar perebutan medali, namun tentang martabat dan perjuangan hidup seorang manusia.

Seorang anak tukang pijat kini telah membuktikan bahwa kemiskinan bukan penghalang untuk mengharumkan nama bangsa di kancah dunia.

Load More