-
Indonesia gagal ke final basket SEA Games 2025 usai dikalahkan Filipina skor 55-66.
-
Akurasi tembakan tiga angka yang buruk menjadi penyebab utama kegagalan Tim Garuda Pertiwi.
-
Tim nasional basket putri Indonesia akan berjuang memperebutkan medali perunggu di laga berikutnya.
Suara.com - Ambisi besar skuad bola basket putri Indonesia untuk kembali merajai kawasan Asia Tenggara, SEA Games 2025 harus terhenti.
Langkah pasukan Garuda Pertiwi terganjal di babak semifinal SEA Games 2025 setelah mengakui keunggulan Filipina.
Pertandingan sengit yang digelar di Stadion Nimibutr, Bangkok, berakhir dengan skor cukup telak yakni 55-66.
Kekalahan pada hari Kamis ini memastikan Indonesia tidak mampu mengulang kesuksesan meraih medali emas sebelumnya.
Kini fokus utama tim asuhan pelatih nasional beralih sepenuhnya untuk memperebutkan posisi ketiga atau perunggu.
Dewa Ayu Made Srirartha Kusuma beserta rekan setimnya tampak kesulitan membendung skema serangan balik Filipina.
Sejak awal laga, dominasi lawan sudah terlihat jelas melalui tekanan fisik yang sangat intens di area pertahanan.
Tim Indonesia harus merelakan status sebagai juara bertahan yang mereka dapatkan pada edisi Kamboja 2023 lalu.
Meskipun kalah, semangat juang para atlet putri ini tetap terlihat hingga detik terakhir bunyi sirine pertandingan.
Baca Juga: Link Live Streaming Timnas Futsal Putri Indonesia vs Vietnam di Final SEA Games 2025 Sore Ini!
Kekalahan ini menjadi bahan evaluasi besar bagi manajemen tim basket nasional untuk kompetisi internasional mendatang.
Awal jalannya pertandingan di kuarter pertama menunjukkan ketimpangan skor yang cukup jauh bagi kedua tim.
Indonesia langsung tertinggal dengan defisit 14 angka akibat rentetan poin beruntun yang dilesakkan oleh Filipina.
Papan skor menunjukkan angka 16-30 saat kuarter pembuka ini berakhir untuk keunggulan tim lawan yang dominan.
Memasuki kuarter kedua, grafik permainan Garuda Pertiwi mulai menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dan teratur.
Ayu dan kawan-kawan berhasil memangkas jarak skor dengan pertahanan yang lebih solid dan komunikasi yang baik.
Pada kuarter kedua tersebut, Indonesia tampil lebih produktif dengan mengemas 19 angka tambahan ke kantong poin.
Hebatnya lagi, barisan pertahanan Merah Putih sukses meredam agresivitas Filipina hingga mereka hanya mencetak 13 poin.
Saat memasuki waktu turun minum, selisih angka menipis menjadi 35-43 yang memberi harapan bagi pendukung Indonesia.
Sayangnya momentum kebangkitan tersebut tidak dapat dipertahankan secara konsisten saat memasuki babak kedua pertandingan itu.
Kedua tim menunjukkan duel fisik yang sangat keras sehingga perolehan angka menjadi sangat seret bagi keduanya.
Efisiensi serangan menjadi kendala utama Indonesia dalam upaya mengejar ketertinggalan di sisa waktu yang tersedia.
Data statistik menunjukkan bahwa tim putri kita hanya mencatatkan akurasi tembakan tiga angka sebesar 9,1 persen.
Dari total 22 kali percobaan tembakan jarak jauh, hanya dua bola saja yang berhasil masuk ring.
Selain buruknya akurasi tembakan, tim Indonesia juga sering melakukan kesalahan koordinasi yang berujung pada kerugian besar.
Tercatat ada 27 kali turnover atau kehilangan bola yang dilakukan oleh para pemain Indonesia sepanjang laga.
Adelaide Callista Wongsoharjo menjadi motor serangan utama dengan sumbangan 18 poin untuk tim nasional Indonesia.
Namun performa gemilangnya sedikit ternoda karena dirinya mencatatkan kesalahan individu atau turnover sebanyak 10 kali.
Pemain lain yang tampil menonjol adalah Faizzatus Shoimah yang sukses menyumbangkan 13 angka bagi skuad Garuda.
Secara mengejutkan, Indonesia sebenarnya sangat mendominasi dalam urusan bola pantul atau rebound di bawah ring.
Total 59 rebound diamankan oleh pemain Indonesia, jauh mengungguli Filipina yang hanya mengoleksi 35 rebound saja.
Kelemahan dalam penyelesaian akhir membuat keunggulan jumlah rebound tersebut gagal dikonversi menjadi poin-poin yang krusial.
Pada kuarter keempat, kedua tim sama-sama mencetak 11 poin yang menandakan ketatnya penjagaan di area kunci.
Kekalahan 55-66 ini memaksa Indonesia mengubur mimpi meraih medali emas secara beruntun di ajang dua tahunan.
Timnas Basket Putri Indonesia kini harus mempersiapkan mental untuk menghadapi laga perebutan medali perunggu selanjutnya.
Dukungan masyarakat tetap diharapkan agar para srikandi basket ini pulang ke tanah air membawa medali.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
Terkini
-
Siapa Derrick Michael? Pebasket Keturunan Siap Gaspol Bawa Indonesia Rebut Emas SEA Games 2025
-
Rekap Medali Cabor Triathlon Indonesia SEA Games 2025
-
Kalah Dramatis dari Akane, Putri KW Siap Habis-habisan Lawan Tomoka Miyazaki
-
Kena Comeback! Jafar/Felisha Akui Gagal Bendung Agresivitas Juara Dunia di BWF World Tour Finals
-
Sempat Unggul Jauh, Sabar/Reza Kena Comeback Menyakitkan di BWF World Tour Finals 2025
-
Menyala! Perahu Naga Indonesia Sabet Medali Emas SEA Games 2025
-
Wapadai Kim Won-ho/Seo Seung-jae, Moh Reza Pahlevi Isfahani: Harus Siap Capek
-
Sabar Karyaman Gutama Ungkap Strategi Kalahkan Man Wei Chong/Kai Wun Tee
-
Sempat Unggul Jauh, Muhammad Shohibul Fikri Sebut Kekalahan Sendiri Jadi Penyebab Kekalahan
-
Raket Putus 8 Kali, Fajar Alfian Ungkap Alasan Kalah dari Aaron Chia/Soh Wooi Yik