Suara.com - Sebuah virus purba hidup kembali setelah "tertidur" selama setidaknya 30.000 tahun, demikian hasil temuan sejumlah peneliti Prancis yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) edisi 3 Maret.
Para peneliti mengatakan virus itu tidak berbahaya bagi kesehatan manusia atau binatang.
"Ini pertama kalinya kami melihat virus yang masih bisa menjangkit setelah ribuan tahun," kata Profesor Jean-Michel Claverie dari National Centre of Scientific Research, University of Aix-Marseille, Prancis seperti dikutip BBC, Selasa (4/3).
Virus itu sendiri ditemukan terkubur 30 meter di dalam tanah beku Siberia, Rusia. Disebut Pithovirus sibericum, virus itu berasal dari kelas virus raksasa yang ditemukan 10 tahun lalu.
Karena ukurannya yang besar, virus-virus itu bisa dilihat menggunakan mikroskop. Pithovirus sibericum sendiri panjangnya 1,5 micrometer dan merupakan yang terbesar yang pernah ditemukan.
Meski tidak berbahaya bagi manusia atau binatang, tetapi virus itu bisa menyerang amuba, organisme bersel satu.
"Virus itu menyerang sel, membelah diri dan akhirnya membunuh sel itu. Ia bisa membunuh amuba, tetapi tiak akan menyerang sel manusia," jelas Dr Chantal Abergel, salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian itu.
Meski demikian para peneliti yakin bahwa masih ada jenis virus mematikan lain yang terkubur di bawah lapisan es Siberia.
Para peneliti itu yakin Siberia sedang dalam bahaya. Sebabnya sejak 1970an lapisan es di wilayah Rusia itu terus mencair dan menipis, sehingga sumber daya alam yang terkubur di dalamnya semakin mudah diakses - seperti yang mulai dilakukan Rusia belakangan.
Tetapi tanah itu juga mengandung virus-virus berbahaya, yang pada saat yang sama bisa menjangkit para manusia yang mengakses tempat tersebut.
"Ini adalah awal bencana. Jika terjadi eksplorasi industrial, orang akan mulai menempati lapisan-lapisan tanah beku. Dengan pertambangan dan pengeboran, lapisan-lapisan tanah purba akan ditembus dan dari sini bencana akan dimulai," jelas Claverie.
Dengan menambang di lokasi itu, Claverie memberi contoh, manusia bisa beresiko terjangkit virus cacar purba, yang sudah dinyatakan musnah tiga dekade silam.
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Biznet Garap Proyek Kabel Laut BNCS-2, Siapkan Internet dari Jawa hingga Sulawesi
-
Heboh Elon Musk Ancam Boikot, Giliran Komdigi Ikut Awasi Film LGBT Netflix
-
Jadwal M7 World Championship, Turnamen Internasional Mobile Legends Resmi Digelar di RI!
-
30 Kode Redeem FF Terbaru 2 Oktober 2025, Raih Skin Senjata Legendaris Sekarang
-
10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 2 Oktober 2025, Ribuan Diamond hingga Stok Pemain Gratisan Hadir
-
Oppo A6 Pro Segera Masuk RI, HP Tangguh Jaminan 5 Tahun Tanpa Lag
-
10 Prompt Gemini AI Edit Foto Sinematik di Tengah Keramaian, Bak Adegan Film
-
Vivo V60 Lite 4G dan 5G Masuk Indonesia, Harga Mulai Rp 3 Jutaan
-
Xiaomi 17 Series Pecahkan Rekor Penjualan, 1 Juta Unit Laris Manis!
-
Terungkap Geekbench dan 3C, Snapdragon 8 Gen 5 Unjuk Gigi!