Suara.com - Sejak ditetapkan naik statusnya menjadi "Siaga" pada Agustus 2014 lalu, aktivitas Gunung Slamet tercatat lumayan meningkat. Salah satu yang cukup intens adalah dalam dua hari terakhir, yang salah satunya ditandai pada hari ini, Kamis (11/9/2014), dengan kemunculan sebentuk "cincin asap" akibat "batuknya" gunung tersebut.
Terkait hal itu, salah seorang pengamat yang juga peneliti, Ma'rufin Sudibyo, mencoba memberikan sedikit penjelasan tentang kemunculan "cincin asap" yang menurutnya memang tergolong langka tersebut. Menulis di laman Facebook-nya, Ma'rufin pada intinya mengingatkan bahwa meskipun tetap perlu waspada, kemunculan cicin asap justru sebenarnya pertanda kecilnya potensi letusan besar.
"Cincin asap adalah fenomena yang sangat jarang terjadi apalagi di Indonesia. Sependek yang saya tahu, kejadian yang terdokumentasi ya baru di Gunung Slamet ini," tulis Ma'rufin.
"Cincin asap terbentuk dari gas dan uap air yang termampatkan dan lantas keluar dari lubang letusan dengan tekanan dan kecepatan yang pas, sehingga tak buyar namun juga tak melayang rendah," jelasnya.
"Fenomena ini justru menegaskan bahwa saluran magma Gunung Slamet memang tetap terbuka. Sehingga magma dan gas yang hendak menyeruak keluar tak sempat tertahan di 'leher' gunung. Dengan saluran yang terbuka, potensi terjadinya letusan besar boleh dikata cukup kecil," sambungnya.
Ma'rufin lantas menekankan pentingnya kewaspadaan, sembari memantau informasi resmi dari instansi berwenang, terutama agar terhindar dari kabar-kabar atau desas-desus tak jelas yang justru bisa berdampak negatif.
"Yang penting tetap waspada, tetap mencermati perkembangan sang gunung, tetap memantau informasi BPBD setempat dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi," tulisnya pula.
"Tak perlu membesar-besarkan klaim, info (apalagi foto) yang belum jelas juntrungannya. Kerap sebuah bencana menjadi petaka berlipat ganda (yang sejatinya tak perlu sampai sejauh itu) kala ia disebarkan sebagai desas-desus via retweet dan share yang merambah ke mana-mana," tandasnya.
Berita Terkait
-
Ilmuwan Pastikan Kawah Silverpit di Laut Utara Tercipta akibat Asteroid
-
Panduan Wisata Kawah Ratu Bogor 2025: Daya Tarik, Rute, Fasilitas, dan Tiket Masuk
-
Kronologi Pendaki Gunung Slamet Meninggal Dunia di Jalur Bambangan
-
'Neraka' di Rinjani: Pakar Ungkap Kombinasi Maut Gas Beracun-Suhu Ekstrem Tewaskan Pendaki Brasil
-
Suara Kidung dari Lereng Slamet: Merapal Doa, Merawat Keseimbangan Bumi
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terupdate 6 Oktober: Raih Pemain 112-113 dan Hujan Gems
-
DJI Mini 5 Pro, Kamera Osmo Nano, dan Mic 3 Resmi Masuk Indonesia, Ini Harganya
-
54 Kode Redeem FF Terbaru 6 Oktober: Klaim Katana Dual Flame dan Grizzly Bundle
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Stabilizer Mulai Rp 1 Jutaan
-
Helldivers 2 Makan Banyak Ruang di PC Dibanding Konsol, Ini Penyebabnya
-
Luas Es Laut Antartika Catat Titik Terendah Ketiga dalam 47 Tahun
-
Heboh Jatuh di Cirebon! Ini Jadwal Hujan Meteor 2025 di Indonesia Tak Boleh Dilewatkan
-
7 Rekomendasi HP Gaming 1 Jutaan dengan Baterai Paling Awet Tahun 2025
-
Mending Beli iPhone 17 Air Atau iPhone 16e? Pilih Tipis Apa yang Murah?
-
4 Smartwatch Terbaik untuk Cek Tekanan Darah, Desain Stylish Mulai Rp2 Jutaan