Suara.com - Sistem komputer pembangkit listrik tenaga nuklir Korea Selatan diretas, demikian dikatakan perusahaan operator fasilitas itu Senin (22/12/2014). Pembobolan itu memantik kekhawatiran akan keamanan fasilitas nuklir di negara yang secara teknis masih berperang dengan Korea Utara.
Korea Hydro and Nuclear Power Co Ltd (KHNP) dan pemerintah Korsel mengatakan bahwa peretas berhasil mencuri data-data "tidak penting" dan tidak ada risiko kebocoran pada instalasi itu, termasuk 23 reaktor nuklir di negara itu.
Peretasan itu secara kebetulan berbarengan dengan ramainya masalah pembobolan sistem komputer studio Sony Pictures Entertainment oleh Korut. Amerika Serikat, pada Minggu (21/12/2014), secara resmi menuding Korut sebagai pelaku pembobolan komputer Sony.
"Ini menunjukkan bahwa jika ada orang yang ingin menyusup ke dalam sistem dengan maksud jahat, maka akan mustahil untuk mengatakan bahwa upaya itu bisa diblok dengan sempurna," kata Suh Kune-yull, pakar desain reaktor nuklir pada Universitas Nasional Seoul.
"Dan pembobolan sistem keamanan reaktor nuklir jelas menunjukkan ada celah dalam keamanan nasional," imbuh dia.
Pemerintah Korsel kini sedang menyelidiki masalah itu dan belum mengumumkan pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu. Pada 2013 Korsel menuding Korut melancarkan serangkaian serangan siber ke sejumlah bank dan lembaga penyiaran di Korsel.
Kementerian Energi Korsel mengatakan pihaknya yakin bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir Korsel tidak bisa diretas.
"Menurut penilaian kami, sistem kendali pembangkit listrik itu dirancang sedemikian rupa agar tidak ada risiko sama sekali," kata Chung Yang-ho, deputi menteri energi Korsel.
Sementara seorang sumber di KHNP mengatakan bahwa peretasan itu adalah upaya untuk memicu keresahan sosial di tengah masyarakat.
"Adalah 100 persen mustahil seorang peretas bisa menghentikan pembangkit listrik tenaga nuklir karena sistem pemantauannya benar-benar tertutup dan independen," kata sumber di KHNP.
Sementara itu, melalui media sosial Twitter, sebuah akun mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas peretasan fasilitas nuklir Korsel itu. Ia mendesak agar Korsel menutup tiga reaktornya yang sudah uzur paling telat pada Kamis (25/12/2014) atau ia akan membocorkan dokumen-dokumen yang dicurinya. Ia juga meminta uang tebusan untuk dokumen-dokumen itu. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
5 Tablet Murah untuk Edit Video: Spek Dewa, Memori Besar, Harga Mulai Rp2 Jutaan
-
Dua Tablet Murah POCO Siap Masuk ke Indonesia, Usung Chip Kencang Snapdragon
-
26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 November: Ada Pemain 110-115 dan Ratusan Rank Up
-
5 Tablet dengan RAM 12 GB Plus Baterai Jumbo, Multitasking untuk Pekerjaan Berat
-
Spesifikasi RedMagic 11 Pro: Calon HP Gaming Gahar di Indonesia, Chip Super Kencang
-
HP Murah Oppo Misterius Lolos Sertifikasi, Usung Baterai 7.000 mAh
-
5 Smartwatch Anti Air yang Bisa Dipakai Berenang, Aman hingga Kedalaman 50 Meter
-
7 HP Murah Rp 900 Ribuan Terbaik November 2025: Cocok Buat Orangtua, UI Ringan
-
Acer Luncurkan Predator Triton 14 AI, Laptop Gaming Paling Tipis Bertenaga AI
-
7 Rekomendasi Tablet dengan Stylus Pen Murah Cocok untuk Guru