Suara.com - Salamander raksasa yang ukurannya setara dengan sebuah mobil dan dengan bentuk kepala mirip dudukan toilet, pernah menjadi penguasa dan predator utama di sungai serta danau-danau di dunia, demikian hasil riset sekelompok ilmuwan yang diterbitkan dalam Journal of Vertebrate Paleontology.
Kepastian akan salamander raksasa itu diperoleh setelah para ilmuwan meneliti sejumlah tulang belulang dan tengkorak dari binatang purba bernama Metoposaurus algarvensis itu. Kerangka binatang jenis amfibi itu ditemukan di dasar danau purba di selatan Portugal.
"Sebagian besar amfibi modern berukuran kecil dan tak berbahaya. Tetapi di periode Triassic, predator raksasa ini bisa membat danau dan sungai menjadi tempat yang menakutkan," kata Richard Butler, peneliti dari Universitas Birmingham Inggris, yang terlibat dalam riset itu.
Periode Triassic yang dimaksud Butler berkisar 250 sampai 199 juta tahun silam. Salamander raksasa ini sendiri diperkirakan punah sekitar 230 juta tahun lalu. Metoposaurus algarvensis dijuluki sebagai spesies baru dari metoposaurid, satu kelompok amfibi raksasa purba yang telah punah.
Tengkorak salamander raksasa ini berbentuk bulat dengan rahang bagian atas yang sangat tipis, mirip dudukan toilet. Mulutnya dipenuhi ratusan gigi tajam. Sementara sepasang lengan dan kaki yang pendek, membuat para peneliti yakin bahwa mahluk ini tidak bisa bergerak leluasa di daratan dan banyak menghabiskan waktu di dalam air.
Para peneliti juga mengatakan bahwa mereka menemukan banyak tulang-belulang dalam danau itu dan karenanya mereka yakin bahwa binatang-binatang itu mati dalam waktu yang bersamaan.
"Jadi tempat itu bisa disebut sebagai kuburan masal," jelas Butler.
Para ilmuwan yakin binatang raksasa ini tinggal di sungai, rawa, dan danau, khususnya di wilayah dataran rendah. Meski demikian, salamander raksasa ini, bersama degan kelompok metoposaurids lainnya, punah pada akhir periode Triassic, sekitar 201 juta tahun silam.
Punahnya kelomok amfibi dan sekitar setengah dari spesies di Bumi pada masa itu memberi jalan untuk bangkitnya spesies dinosaurus di Bumi. (Live Science)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
6 Tablet Rp1 Jutaan untuk Edit Video Ringan, Cocok Bagi Content Creator yang Baru Terjun di Sosmed
-
5 HP Murah Cocok untuk Driver Ojol: RAM 8GB, Aman Kena Air Hujan & Layar Jernih
-
Bocoran Pengembangan Game MMO Horizon, Sasar Pengguna Seluler
-
5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
-
Rahasia Perbedaan Wajah Neanderthal dan Manusia Modern Akhirnya Terungkap
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 16 November 2025: Waspada Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah
-
34 Kode Redeem FF 16 November 2025: Klaim Emote Bucin & Skin FFWS Permanen untuk Survivor Sejati!
-
17 Kode Redeem FC Mobile sebelum Event FootyVerse Lenyap, Ada 20.000 Gems dan WInger Lincah OVR 112
-
10 Fakta Kereta Petani di China yang Disebut-sebut Menginspirasi Indonesia
-
50 Kode Redeem FF Terbaru 15 November 2025, Klaim Bundle dan Emote Eksklusif Gratis