Suara.com - Harta kelompok masyarakat paling kaya di dunia terus meningkat dalam 30 tahun terakhir. Mereka jumlahnya hanya 1% dari populasi dunia, tetapi menguasai kekayaan yang nilainya setara dengan harta milik 3,6 miliar manusia lain, mereka yang berada di kelompok paling miskin di Bumi.
Menurut data lembawa swadaya masyarakat Oxfam, pada 2016 ini orang-orang terkaya di dunia itu berjumlah 62 individu. Pada 2015 lalu, mereka terdiri dari 80 orang dan di 2014 ada 85 orang.
Ironisnya, menurut sebuah riset terbaru yang digelar oleh ilmuwan dari Amerika Serikat dan Inggris, ditemukan bahwa ketika kelompok elit ini kian kaya, 99 persen manusia lainnya di Bumi justru semakin tak bahagia.
"Studi kami menunjukkan bahwa, secara rata-rata, tingkat kepuasan hidup akan turun ketika orang kaya semakin kaya," tulis para peneliti dalam riset bertajuk "Top Incomes and Human Well-Being Around the World" dan disarikan kembali dalam The Guardian.
Jan‐Emmanuel De Neve dari Universitas Oxford dan Nattavudh Powdthavee dari London School of Economis and Political Science, dua ilmuwan yang terlibat dalam riset itu, menulis bahwa penelitian mereka bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh meningkatnya harta segelintir orang paling kaya di dunia dan dampaknya terhadap kondisi manusia secara keseluruhan.
"Meski terus meningkat kekhawatiran akan adanya dampak ekonomi dan sosial dari semakin menumpuknya kekayaan di tangan segelintir elit, tak banyak yang tahu soal pengaruh melebarnya jurang ekonomi terhadap kondisi kehidupan 99 populasi manusia di Bumi," tulis keduanya.
Dalam penelitian itu para ilmuwan memulai riset mereka dengan mencari hubungan antara jurang besaran pendapatan dengan kepuasan hidup rata-rata individu di dalam satu negara.
Para peneliti menganalisis data dari World Top Incomes Database, yang berisi informasi pendapatan orang-orang kaya di dunia, dan Gallup World Poll, untuk membandingkan penghasilan yang diterima kelompok 1% dan tingkat kepuasan hidup rata-rata di negara itu selama 30 tahun terakhir.
Hasilnya ditemukan bahwa setiap kenaikan 1% penghasilan dari orang-orang kaya, maka kepuasan hidup rata-rata di negara itu akan turun, karena angka pengangguran juga naik sebesar 1,4%.
Menurut para ilmuwan menurunnya turunnya kepuasan hidup itu mungkin berhubungan dengan faktor psikologis. Dengan naiknya kekayaan kelompok elit yang hanya segelintir tadi, orang lain akan merasa peluang mereka untuk naik kelas ke kelompok kaya semakin kecil.
Dalam studinya para ilmuwan menemukan bahwa anak muda, kelompok berpendidikan rendah, dan berpenghasilan kecil adalah yang merasa paling menderita ketiga yang kaya semakin kaya.
"Alasannya belum diketahui, tetapi salah satu penjelasan yang masuk akal adalah (dengan naiknya penghasilan kaum kaya) maka kelompok ini semakin terpinggirkan dari distribusi kekayaan," tulis De Neve dan Powdthavee.
Selain kepuasan hidup, kedua peneliti juga menemukan bahwa emosi negatif juga meningkat di tengah masyarakat ketika penghasilan kelompok kaya meningkat.
"Di negara yang kelompok elit 1% menguasai sebagian besar penghasilan, orang-orang lebih sering mengaku merasa tertekan, cemas, dan marah ketika kami wawancarai," jelas De Neve dan Powdthavee.
Kedua peneliti mengatakan hasil riset ini bisa menjawab pertanyaan apakah naiknya kekayaan kelompok kaya berdampak baik bagi masyarakat.
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
Terkini
-
10 HP Midrange Terkencang Oktober 2025: SoC MediaTek Berkuasa, Seri Realme Neo Nomor Satu
-
Live TikTok Saat Ujian TKA? Aksi Nekat Siswa Ini Bikin Publik Geram
-
Studio Jepang Desak OpenAI Hentikan Penggunaan Konten Anime di Sora 2, Kenapa?
-
47 Kode Redeem FF Terbaru 4 November 2025: Raih Diamond, Evo Gun, dan Item Flame
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 November: 500 Rank Up dan Pemain 111-113 Menanti
-
Momen Lucu Xi Jinping dan Presiden Korsel: Hadiah HP Xiaomi Disindir Soal Keamanan!
-
Penulis GTA Ungkap Alasan Mengapa Rockstar Membatalkan Game Mata-mata 'Agent'
-
Geger Diduga Jadi 'TKP' Hamish Daud Selingkuh, Apa Fungsi Asli Aplikasi Pinterest?
-
ZTE x WeWatch: Kolaborasi Bawa Hiburan Digital Premium ke Level Berikutnya di Indonesia
-
Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Rilis: Desain Klasik, Fitur Militer, Harga Mulai Rp 10 Juta