Suara.com - Facebook dituntut membayar ganti rugi senilai 1 miliar dolar atau sekitar Rp13 triliun karena diduga membantu kelompok Hamas untuk membunuh warga Amerika Serikat di Tepi Barat, Israel, dan Yerusalem.
Dalam gugatan yang didaftarkan pekan ini di sebuah pengadilan di New York, AS itu Facebook dituding telah membantu Hamas merencanakan pembunuhan terhadap empat warga AS dan mencederai seorang warga Israel dalam serangan yang terjadi pada 2014 dan 2015.
"Facebook diketahui telah menyediakan material dan sumber daya bagi Hamas dalam bentuk layanan komunikasi serta platform jejaring sosial online Facebook," demikian tulis kantor pengacara Nitsana Darshan-Leitner, yang mewakili para korban.
"Sederhananya, Hamas menggunakan Facebook untuk melancarkan aksi terorisme," imbuh kantor pengacara itu.
Hamas, yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina di Jalur Gaza, dicap sebagai organisasi teroris oleh AS, Uni Eropa, dan Israel. 
Dalam gugatan itu Hamas disebut memanfaatkan Facebook untuk berbagai informasi tentang operasi dan taktik kepada para anggotanya. Hamas menggunakan Facebook untuk memasang pengumuman tentang rencana demonstrasi, penutupan jalan, aksi militer Israel, dan perintah pelaksanaan serangan.
Gugatan itu sendiri diajukan mewakili keluarga Yaakov Naftali Fraenkel, remaja 16 tahun yang diculik dan dibunuh pada Juni 2014 di Tepi Barat dan Chaya Braun, bocah tiga tahun yang tewas setelah sengaja ditabrak oleh seorang warga Palestina pada Oktober 2014 di Yerusalem.
Adapun Facebook menyangkal telah membantu Hamas. Dalam pernyataannya menanggapi gugatan itu, Facebook mengatakan bahwa syarat dan ketentuan untuk menggunakan media sosialnya jelas melarang pengguna melakukan kekerasan, ancaman, terorisme, atau ujaran kebencian.
"Dan kami mendesak para pengguna untuk memanfaatkan fitur pelaporan jika mereka menemukan konten yang melanggar syarat dan ketentuan, agar segera kami selidiki dan kami tindak," tulis Facebook lebih lanjut.
Menanggapi gugatan itu, pemimpin senior Hamas, Mushir al-Masri mengatakan bahwa gugatan atas Facebook "menunjukkan dengan jelas kebijakan Amerika yang menentang kebebasan berekspresi dan pers", serta menunjukkan prasangka terhadap Hamas dan perjuangan organisasi itu.
Sementara menurut Gabriel Weimann, pakar terorisme di media internet dari Haifa University, Israel, gugatan terhadap Facebook tak akan banyak membantu untuk meredam aksi terorisme di media sosial. Alih-alih menggugat, energi sebaiknya dihabiskan untuk menciptakan teknologi yang bisa dengan cepat mendeteksi konten bermasalah agar bisa segera dihapus.
"Facebook bukan satu-satunya platform (yang dimanfaatkan teroris). Masih banyak yang lain. Apa yang akan kalian lakukan? Menggugat mereka semua?" ujar dia. (Bloomberg)
Berita Terkait
- 
            
              Pidato di Peringatan KAA ke-70, Megawati: Kemerdekaan Palestina Harus Penuh, Tanpa Tawar-Menawar!
 - 
            
              Siap Terjunkan Pasukan Perdamaian ke Gaza, TNI AD Tunggu Komando Prabowo
 - 
            
              Gaza Butuh Rp116,3 Triliun untuk Pulihkan Layanan Kesehatan yang Hancur Total
 - 
            
              Menlu AS Tuduh Badan PBB UNRWA 'Antek' Hamas Usai ICJ Putuskan Kewajiban Israel
 - 
            
              Apa Itu Two State Solution? Seruan Prabowo untuk Palestina yang Dikritik Pandji Pragiwaksono
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru 2025 Lengkap, Mulai Rp1 Jutaan Spek Dewa!
 - 
            
              Realme C85 Pro dan C85 5G Debut, Andalkan Baterai Jumbo 7.000 mAh, Tahan Air dan Debu
 - 
            
              Daftar Terbaru! 15 HP Xiaomi Ini Bisa Nikmati HyperOS 3
 - 
            
              5 HP Murah Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Lancar untuk Multitasking Harian
 - 
            
              15 Kode Redeem FC Mobile 4 November 2025, Emote Unik Hingga Ribuan Gems Siap Menantimu
 - 
            
              40 Kode Redeem FF 4 November 2025 Terbaru, Kesempatan Dapat Skin Sport Car Wild of Fire
 - 
            
              Andalkan Snapdragon 7s Gen 4, Segini Skor AnTuTu Redmi Pad 2 Pro
 - 
            
              Teaser Beredar, Realme GT 8 Pro Aston Martin F1 Limited Edition Siap Rilis
 - 
            
              23 Kode Redeem FC Mobile 3 November: Dapatkan Pemain OVR 113, Gems, dan Rank Up Token Gratis!
 - 
            
              Bracket dan Hasil Playoff MPL ID S16: ONIC Jadi Juara, AE Nomor 2