Suara.com - Pemeriksaan DNA (Deoxyribonucleic Acid) kerap dijadikan sarana untuk mengetahui status pertalian darah antara anak dengan orangtua. Jika merunut pada perseteruan antara Mario Teguh dan Ario Kiswinar Teguh, lelaki yang mengaku anak biologis Mario, maka jawabannya bisa diketahui melalui tes DNA.
Peneliti senior DNA Forensik dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Dr Herawati Sudoyo, MD, PhD, mengatakan proses pemeriksaan DNA tak terlalu sulit. Ia menambahkan untuk menjalani tes DNA, bisa dilakukan dengan mengambil sampel darah dari anak, terduga ayah dan terduga ibu.
Selanjutnya, lanjut Prof. Herawati, tim penganalisa akan mengisolasi DNA untuk mengetahui genotyping ketiga DNA tersebut. Ia menambahkan dalam DNA manusia terdapat genetic marker yang biasanya terdapat dalam bentuk pasangan atau nukleotida berulang.
"Di dalam DNA ada tempat-tempat yang berulang urutan datanya. Dan itu berbeda antara satu individu dengan individu lainnya," ujar Prof Herawati yang juga menjabat sebagai Deputi Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, saat dihubungi Suara.com, Senin (3/10/2016).
Ia menambahkan, dari perulangan nukleotida tersebut, bisa dilihat ada tidaknya kecocokan anak tersebut dengan terduga ayah dan ibunya. Pasalnya, kata Prof. Herawati, perulangan nukleotida yang sama dengan jumlah yang sama harus dijumpai pada ayah atau ibunya, jika benar anak tersebut adalah anak kandung dari terduga orangtua.
"Ibu dan ayah memberikan setengah kromosom ke anaknya. Berarti anaknya dapat separuh dari keduanya. Kalau ada marker yang tidak cocok pada ayah atau ibunya, maka anak tersebut bukan anak biologis dari orangtua yang disangka ayah atau ibunya," imbuhnya.
Pemeriksaan DNA, tambah Prof. Herawati, bisa dilakukan di dalam maupun luar negeri, karena menggunakan metode analisa yang sama. Di Indonesia, khususnya Jakarta, tambah dia, tes DNA bisa dilakukan di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Kedokteran Kepolisian, dan Mabes Polri.
Namun jika masih belum percaya dengan hasil tes DNA pertama, seseorang bisa melakukan tes kedua di laboratorium berbeda.
"Kalau nggak percaya hasil pertama, bisa dilakukan secondary option. Jadi tes DNA kedua di laboratorium berbeda. Tapi meski demikian semua laboratorium menerapkan standar yang sama dalam memeriksa marker tersebut," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Andalkan Snapdragon 7s Gen 4, Segini Skor AnTuTu Redmi Pad 2 Pro
-
Teaser Beredar, Realme GT 8 Pro Aston Martin F1 Limited Edition Siap Rilis
-
23 Kode Redeem FC Mobile 3 November: Dapatkan Pemain OVR 113, Gems, dan Rank Up Token Gratis!
-
Bracket dan Hasil Playoff MPL ID S16: ONIC Jadi Juara, AE Nomor 2
-
23 Kode Redeem FF 3 November: Segera Klaim Skin M1014, SG2 One Punch Man, dan Bundle Eksklusif!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
TikTok Rilis Dua Fitur AI Baru: Permudah Kreator Mengolah Konten
-
Philips Siap Hadirkan HP Baru, Desain Mirip iPhone
-
2 Cara Mudah Ngeprint Dokumen dari iPhone, Tutorial Cepat Anti Ribet!
-
Kehidupan di Palung Terdalam: Temuan Moluska Purba Ungkap Rahasia Evolusi Laut?