Pemblokiran aplikasi percakapan Telegram tidak menyelesaikan masalah terorisme. Analis terorisme Ridlwan Habib menjelaskan semestinya konten berbau terorisme yang perlu diawasi.
Sebelumnya Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara berencana memblokir aplikasi telegram. Ini disebabkan ISIS menggunakan Telegram sebagai saluran komunikasi dengan jejaringnya.
"Tapi, menutup Telegram tidak akan menyelesaikan masalah. Bukan aplikasinya yang harus diblokir tapi kontennya yang diawasi, " ujar Ridwan Habib kepada suara.com, Jumat (14/7/2017).
Kemenkominfo dinilai gagal memahami esensi masalah ISIS dan Telegram channel. Semestinya, lanjut, Ridlwan intelijen bisa mengawasi pergerakan ISIS dengan menyusup ke grup Telegram mereka.
"Jika itu diblokir, pemantauan intelijen jauh lebih sulit, " kata alumni S2 Kajian Intelijen UI tersebut.
Penggunaan Telegram sebagai cara komunikasi ISIS itu hanya salah satu metode saja. ISIS punya banyak cara untuk berkomunikasi. Semisal dengan WhatsApp. Line, dengan aplikasi jejaring media sosial yang lain
"Menutup telegram justru akan menimbulkan resistensi dari masyarakat umum. Publik jadi marah pada pemerintah, suasana itu yang ditunggu ISIS, yakni saat rakyat marah pada negara, " kata Ridlwan.
Direktur riset Indonesia Terrorism Monitoring itu memprediksi ada sosok 'pembisik' di bali kebijakan itu. Di sisi lain Presiden Joko Widodo, dinilai Ridlwan tengah disoroti sebagai sosok yang otoriter.
"Sekarang yang berkembang justru pak Jokowi dikesankan menjadi diktator. Apa pak menteri ingin presidennya dibenci rakyat ?" tanya Ridlwan.
Baca Juga: Telegram Diblokir, Ini Penjelasan Kominfo
"Ranah Kominfo tidak disitu, itu ranah intelijen Siber, Lembaga Sandi Negara yang akan menjadi Badan Sandi dan Siber Negara, bukan ranah Kominfo, " tegas Ridwan.
Dia mengusulkan Presiden Jokowi segera memanggil Rudiantara. ISIS, ujar Ridlwan, tidak akan terpengaruh walaupun Telegram diblokir Rudiantara.
"Mereka pasti akan menemukan cara baru, Menkominfo tidak menyelesaikan masalah terorisme justru memperkeruh suasana media sosial, " katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
-
26 Kode Redeem FC Mobile 20 Desember 2025: Trik Refresh Gratis Dapat Pemain OVR 115 Tanpa Top Up
-
50 Kode Redeem FF 20 Desember 2025: Klaim Bundle Akhir Tahun dan Bocoran Mystery Shop
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya
-
Mendagri Tito Viral Usai Komentari Bantuan Malaysia, Publik Negeri Jiran Kecewa
-
Panduan Mudah: Cara Memblokir dan Membuka Blokir Situs Internet di Firefox
-
Ponsel Murah Terancam Punah Tahun 2026, Apa itu Krisis RAM?
-
Fakta Unik Burung Walet Kelapa: Otot Sayap Tangguh bak Kawat, Mampu Terbang Nonstop Hingga 10 Bulan