Suara.com - Sebuah kelompok bernama Fancy Bear, yang kampanye hackingnya dipersalahkan karena mencampuri kontes pemilihan 2016 AS, sedang berusaha mengumpulkan email elit politik Amerika dalam mempersiapkan serangan baru. Hal ini diungkap periset keamanan di Trend Micro.
"Mereka masih sangat aktif, setidaknya dalam persiapan, untuk mempengaruhi opini publik lagi. Mereka mencari informasi yang mungkin mereka bocorkan nanti," kata Feike Hacquebord.
Senator Sergeant di kantor Senjata, yang bertanggung jawab atas keamanan majelis tinggi, menolak memberikan komentar. Hacquebord mengatakan bahwa dia mendasarkan laporannya pada penemuan dari situs web yang mencurigakan yang berpakaian seperti sistem email internal Senat.
Dia kemudian menelusuri silang sidik jari digital yang terkait dengan situs-situs tersebut dengan yang digunakan hampir secara eksklusif oleh Fancy Bear, perusahaannya berbasis di Tokyo bernama Pawn Storm.
Trend Micro sebelumnya menarik perhatian internasional saat menggunakan teknik untuk menemukan situs pengusir yang tampaknya dibuat untuk memanen email dari kampanye presiden Prancis Emmanuel Macron pada bulan April lalu. Penemuan ini diikuti dua bulan kemudian oleh publikasi email pribadi yang masih belum dapat dijelaskan dari beberapa staf Macron di hari-hari terakhir perlombaan.
Hacquebord mengatakan situs "nakal" Senat, didirikan pada bulan Juni dan September 2017, cocok dengan rekan-rekan Prancis mereka.
"Begitulah cara mereka menyerang kampanye Macron di Prancis," katanya.
Atribusi sangat rumit di dunia cybersecurity, di mana peretas secara rutin meretas dan menggunakan umpan untuk menipu lawan mereka. Tapi Tend Micro, yang telah mengikuti Fancy Bear selama bertahun-tahun, mengatakan tidak ada keraguan.
"Kami yakin 100 persen itu bisa dikaitkan dengan kelompok Pawn Storm," kata Rik Ferguson, salah satu rekan Hacquebord.
Baca Juga: Peretasan Perangkat Apple dan Samsung Kini Bisa Lewat Bluetooth
Seperti banyak perusahaan keamanan dunia maya, Trend Micro menolak berspekulasi tentang siapa yang berada di belakang kelompok tersebut, yang mengacu pada Storm Pawn hanya memiliki kepentingan yang berhubungan dengan Rusia.
Namun komunitas intelijen AS menuduh bahwa dinas intelijen militer Moskow menjadi dalang peretasan tersebut dan investigasi Associated Press selama sebulan, ke dalam database target yang dipasok oleh perusahaan keamanan dunia maya, Secureworks, telah menentukan bahwa kelompok tersebut saling terkait dengan tujuan ke Kremlin. [Metro]
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
5 HP Snapdragon RAM 8 GB untuk Multitasking Lancar Harga Rp2 Jutaan
-
5 HP RAM 12 GB di Bawah 2 Juta Terbaik 2025; Waspada Harga Naik, RAM Langka
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 21 Desember 2025, Ada Skin Winterland dan Diamond Gratis dari ShopeePay
-
29 Kode Redeem FC Mobile Aktif 21 Desember 2025, Klaim Stam 115 dan Rank Up Gratis
-
7 HP Murah RAM 8 GB untuk Hadiah Natal Anak, Mulai Rp1 Jutaan
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 Desember 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain Bintang
-
32 Kode Redeem FF Aktif 20 Desember 2025, Dapatkan Skin Evo Gun Green Flame Draco
-
Registrasi Kartu SIM Gunakan Biometrik, Pakar Ungkap Risiko Bocor yang Dampaknya Seumur Hidup
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun