Suara.com - Sebagai salah satu industri strategis, sektor teknologi-informasi tumbuh signifikan dari 5 persen tahun 2000, 12 persen pada 2014 hingga 21 persen pada 2016. Pertumbuhan sektor teknologi-informasi juga tertinggi dibanding sektor-sektor lainnya seperti konstruksi, belanja pemerintah, jaminan sosial, tambang dan listrik yang hanya tumbuh di bawah 5 persen.
Namun, Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai pemangku kebijakan utama di bidang komunikasi, telekomunikasi dan informatika, belum menunjukkan kinerja yang menggembirakan.
Dalam diskusi bertema Catatan Tahun 2017 Bidang Komunikasi Telekomunikasi dan Informatika dalam Kerangka Nawacita yang diselenggarakan oleh Digital Culture Syndicate, pemerhati kebijakan publik dari Digital Culture Syndicate, Mickael Bobby Hoelman menyatakan bahwa semestinya Kominfo fokus pada prioritas bidang Kominfo yang mendukung pencapaian Nawacita.
“Jika masalah utama adalah regulasi yang out-of-dated dan perlu revisi, maka Kominfo harus mengejar revisi beberapa regulasi misalnya penuntasan RUU Penyiaran, RUU Telekomunikasi dan lain-lain” kata Mickael dalam sebuah diskusi di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018).
Selain itu, lanjutnya, Kominfo perlu mempertimbangkan dengan matang masukan publik dalam setiap perancangan kebijakan terkait isu-isu strategis bidang telekomunikasi informatika. Kominfo dinilai terburu-buru dalam penyusunan kebijakan, sehingga hasilnya tidak baik.
Hal ini diperkuat dengan hasil kajian Dr Kuskrido Ambardi, Kepala Departemen Komunikasi FISIP UGM. Menurutnya ada beberapa kebijakan Kominfo yang proses pengambilan keputusannya kurang melibatkan peran publik. Meski ada beberapa konsultasi publik yang diselenggarakan dalam rangka penyusunan Peraturan Menteri Kominfo, namun sering kali waktunya pendek bahkan terburu-buru.
"Banyak konsultasi publik terkait isu-isu telekomunikasi dan elektronik seolah-olah mengejar target” kata Ambardhi.
Ambardhi memandang Kominfo perlu bekerja lebih keras dan lebih fokus guna memastikan target-target bidang komunikasi-telekomunikasi-informatika dapat tercapai. “Kinerja Kementerian Kominfo, harus sejalan dengan prioritas Nawacita Presiden Jokowi, dalam mendorong pemerataan akses jangkauan jaringan komunikasi dan informasi hingga ke wilayah-wilayah bagian terdepan dari NKRI. Kalau dinilai, raport Kominfo, dari skala 1 – 10, nilainya baru mencapai 6,5” ujar dia.
Baca Juga: Kominfo Sambut Baik Forum Digital Australia-Indonesia
Hoax Masih Merajalela
Di era digital, dunia semakin terhubung tanpa sekat batas.
“Polusi dan sampah informasi seperti berita bohong atau hoax belakangan marak muncul melalui media sosial. Jika tidak waspada menyaring informasi, maka masyarakat kita akan hidup dalam suatu masyarakat yang “post-truth”, kata Savic Ali, CEO NU Online.
Dia berpandangan, maraknya hoax menunjukkan Kementerian Kominfo kewalahan, akibatnya layanan komunikasi tidak kredibel alias tak dapat diandalkan.
"Hoax di media merjalela dan terkesan dibiarkan. Sehingga kontroversi dan keanehan di publik sangat mengkhawatirkan dan mengancam integritas sosial kebangsaan”, ujar Savic.
Berita Terkait
-
Investasi Transformatif di Era Ekonomi Global yang Berubah Cepat
-
Dari Gamifikasi Hingga Live Streaming: Intip Tren Filantropi Digital yang Digandrungi Gen Z
-
Pelaku Industri ICT dan Digital Kompak Dukung Percepatan Digitalisasi Nasional Indonesia
-
BRImo Tembus Rp4.436 Triliun, Bukti Nyata Transformasi Digital BRI
-
Bisnis Digital Jadi Jurusan Kuliah Favorit Gen Z, Apa Saja yang Dipelajari?
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
Terkini
-
Spesifikasi Xiaomi 15T Indonesia, HP Kamera Leica Harga Mulai Rp 6 Jutaan
-
19 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 30 September 2025, Elite Player Pack Sudah Menantimu
-
5 Aplikasi untuk Hapus Objek di Foto, Dijamin Gratis dan Hasil Alami
-
Gegara Tren Viral, Gemini Nano Banana Ciptakan 5 Miliar Gambar AI
-
Tablet Windows Murah untuk Akhir 2025, Ini 4 Pilihan Terbaiknya
-
Gegara Tarif Trump, Peluncuran Game Terminator 2D: No Fate Ditunda
-
15 Prompt Gemini AI Edit Foto Jadi Pemain Bola, Mendadak Jadi Bintang Lapangan
-
7 Rekomendasi Game PC Free to Play di Steam, Pilihan Terbaik September 2025
-
Adu Penjualan Xiaomi 17 vs iPhone 17 Series Tahap Awal, Siapa Pemenangnya?
-
Google Ubah Tampilan Logo G, Sentuhan Gradasi Bikin Makin Elegan