Suara.com - Facebook kini menjadi sorotan dunia. Bagaimana tidak, data 50 juta pengguna Facebook diduga dimanfaatkan perusahaan analis data Cambridge Analytica, untuk memenangkan Donald Trump selama masa kampanye pemilu AS di 2016.
Dalam melakukan aksinya, Cambridge Analytica menganilis data pengguna Facebook. Kemudian mereka akan melakukan penggiringan opini kepada pengguna terhadap suatu kandidat presiden.
Menurut Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi, praktik pengolahan data penguna bisa terjadi di Indonesia. Terlebih, Tanah Air kita akan menghadapi Pemilu Presiden pada 2019.
"Bisa saja terjadi di Indonesia. Jadi ada sponsored content yang seolah-olah itu berita. Ia akan mempengaruhi pengguna," katanya di Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Ia berharap, pemerintah Indonesia dapat memanggil Facebook untuk mengklarifikasi hal tersebut. Hal itu dilakukan agar data pengguna Tanah Air tidak disalahgunakan.
"Di Eropa, Facebook akan dipanggil. Pemerintah Indonesia seharusnya bisa berperan," katanya.
Di sisi lain, ia juga mengingatkan bahwa Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi sudah sangat mendesak. Kehadiran payung hukum yang kuat, lanjut Heru, akan membuat data masyarakat terjamin.
"Selama ini data kita kan seolah-olah rahasia, tapi di sisi lain tidak dihormatin. Tata perlindungan perlu ada, agar publik benar-benar dilindungi," tutupnya.
Baca Juga: Kebocoran Data Facebook, Mark Zuckerberg Minta Maaf
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
19 Kode Redeem FC Mobile 7 November 2025, Manfaatkan Jalan Tol Menuju Pemain OVR 113 Di Sini
-
44 Kode Redeem FF 7 November 2025, Klaim Skin Groza FFCS Segera karena Terbatas
-
7 HP Murah Terbaru di Indonesia: Baterai Jumbo, Cocok untuk Pekerja Mobile dan Streaming
-
Deret Keunggulan Xiaomi 15T, Dari Lensa Zoom hingga Kamera Leica
-
Moto Buds Bass Rilis: TWS Murah Motorola dengan Fitur ANC dan Baterai Tahan Lama
-
Lazada Siapkan Investasi Rp 400 Miliar buat Harbolnas 11.11
-
Lupakan Garmin! Ini 5 Pilihan Smartwatch Strava Terbaik 2025 di Bawah Rp 1 Juta untuk Pelari Kalcer
-
22 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 November: Ada Rank Up, Gems, dan Pemain 110-113
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 6 November: Raih Skin Groza FFCS, Diamond, dan Emote Bucin
-
Politisi PSI Yakin Gibran Adalah 'Jokowi 2.0', Tak Diasingkan di Papua