Suara.com - Para ahli Kaspersky Lab mengungkapkan bahwa kelompok di balik malware mesin kasir (point-of-sale/POS) Prilex dapat menduplikasi data kartu pembayaran curian, ke dalam kartu plastik kosong yang fungsional. Ancaman jenis ini terus berkembang.
Saat ini ancaman tersebut beroperasi di Amerika Latin. Kepopulerannya karena ini merupakan bentuk kejahatan yang sederhana dan mudah digunakan bagi para penyerang.
Penggunaan kartu pembayaran yang sudah dilindungi oleh 'smart' chip dan PIN telah berkembang dengan pesat di dunia selama beberapa dekade terakhir. Namun, hal ini juga menarik perhatian penjahat siber.
Para ahli Kaspersky Lab yang memantau kejahatan siber keuangan di Amerika Latin menemukan bahwa malware Prilex telah berevolusi untuk menargetkan teknologi jenis ini. Malware Prilex telah aktif sejak tahun 2014.
Para ahli yang memantau perkembangannya melihat adanya upaya migrasi dari serangan pada ATM ke serangan terhadap sistem POS, yang dikembangkan oleh vendor dari Brasil. Caranya, menduplikasi informasi kartu pembayaran curian ke dalam kartu plastik kosong yang fungsional.
Hal ini memungkinkan penjahat untuk melakukan transaksi penipuan di toko manapun, baik online maupun offline. Untuk pertama kalinya para ahli melihat serangkaian alat yang lengkap dipergunakan saat melakukan transaksi penipuan.
Kartu pembayaran kloning ini bekerja di setiap sistem POS di Brasil dikarenakan penerapan standar EMV yang salah, berarti tidak semua data diverifikasi selama proses persetujuan.
Dari segi teknis, malware Prilex terdiri dari tiga komponen. Pertama, malware yang memodifikasi sistem POS dan menduplikasi informasi kartu pembayaran.
Baca Juga: Waspadai Malware Baru Pencuri Pesan WhatsApp!
Kedua, server yang digunakan untuk mengelola informasi yang diperoleh secara ilegal dan aplikasi bagi penyerang yang dapat digunakan oleh malware dari 'klien' untuk melihat, mengkloning atau menyimpan statistik yang terkait dengan kartu, seperti berapa banyak yang telah dicuri dengan menggunakan kartu itu).
Terakhir, malware ini merupakan model kejahatan terpadu, di mana semua kebutuhan penyerang diperhitungkan, termasuk kebutuhan akan antarmuka penggunaan yang sederhana dan mudah.
Bukti-bukti menunjukkan bahwa malware didistribusikan melalui proses penyebaran tradisional, yaitu meyakinkan korban untuk memberikan akses ke komputer kepada penyerang untuk sesi dukungan dari jarak jauh. Kemudian dimanfaatkan untuk menginstal malware.
Sebagian besar korban yang diamati sampai saat ini cenderung berasal dari toko tradisional, seperti pom bensin, supermarket dan pasar ritel biasa, dengan catatan semua berlokasi di Brasil.
“Teknologi Chip dan PIN masih relatif baru di beberapa bagian dunia, seperti AS dan orang-orang mungkin kurang menyadari risiko kloning dan penyalahgunaan kartu pembayaran. Di Brasil, malware Prilex telah berevolusi dan mengambil keuntungan dari penerapan standar industri yang salah," ungkap Thiago Marques, Analis Keamanan di Kaspersky Lab melalui keterangan resminya.
Menurut dia, hal ini menyoroti pentingnya mengembangkan standar bukti keamanan yang aman di masa mendatang untuk teknologi pembayaran.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
-
26 Kode Redeem FC Mobile 20 Desember 2025: Trik Refresh Gratis Dapat Pemain OVR 115 Tanpa Top Up
-
50 Kode Redeem FF 20 Desember 2025: Klaim Bundle Akhir Tahun dan Bocoran Mystery Shop
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya
-
Mendagri Tito Viral Usai Komentari Bantuan Malaysia, Publik Negeri Jiran Kecewa
-
Panduan Mudah: Cara Memblokir dan Membuka Blokir Situs Internet di Firefox
-
Ponsel Murah Terancam Punah Tahun 2026, Apa itu Krisis RAM?
-
Fakta Unik Burung Walet Kelapa: Otot Sayap Tangguh bak Kawat, Mampu Terbang Nonstop Hingga 10 Bulan