Suara.com - Merkurius terbentuk dan berevolusi selama 4,5 miliar tahun, memiliki inti dan tata surya tersendiri. Planet ini menunjukkan beberapa perilaku aneh, pada suatu waktu tampak menyusut saat intinya mendingin dan terlihat sangat gelap.
Itulah salah satu dasar bagi para peneliti saat meluncurkan projek BepiColombo yang digagas sebagai kerjasama antara para pakar angkasa dari Eropa dan Jepang.
European Space Agency (ESA) membangun wahana Mercury Planetary Orbiter (MPO) yang dirancang untuk mempelajari planet dari orbit dengan perlengkapan 11 instrumen. Sedangkan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) meluncurkan Mercury Magnetospheric Orbiter (MMO).
Keduanya akan diberangkatkan menuju Merkurius bersama-sama, sebelum berpisah dengan cara memasuki orbit planet itu secara individual.
"Projek BepiColombo akan memberi kami lebih banyak wawasan dalam pembentukan tata surya, dan terutama apa yang terjadi pada planet terestial seperti Merkurius," papar Mauro Casale, manajer pengembangan BepiColombo di ESA, seperti yang dikutip dari The Verge.
Sebelumnya, tercatat hanya dua wahana yang pernah mengunjungi planet berbatu itu, dan dengan demikian menjadikan Merkurius adalah planet yang paling jarang dikunjungi dalam tata surya.
Probe yang pertama adalah Mariner 10, pesawat ruang angkasa yang ditugaskan untuk mempelajari Venus dan Merkurius. Lalu pada 2004, NASA meluncurkan pesawat ruang angkasa Messenger yang berhasil masuk ke dalam orbit Merkurius pada 2011.
Dengan dikirimnya Messenger, NASA telah menemukan "cekungan" aneh pada permukaan Merkurius, akan tetapi belum terungkap bagaimana figur ini terbentuk.
Mauro Casale menambahkan, bahwa Messenger telah melakukan tugasnya dengan baik karena menemukan banyak hal, namun sebagian besar dari temuan itu belum bisa dijelaskan.
Baca Juga: Jaksa Bongkar WhatsApp Steffy Burase: Aku Sudah Telat 9 Hari
Oleh karena itu, adanya projek ESA dan JAXA diharapkan mampu memecahkan misteri Merkurius. Jika perjalanan misi BepiColombo berhasil, diperkirakan kedua pesawat ruang angkasa tadi akan memasuki orbit Merkurius pada akhir 2025.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
Terkini
-
Google Doodle Peringati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Ini Maknanya
-
Unisoc T7250 vs MediaTek Helio G81, Bagus Mana?
-
Cari Smartwatch yang Cocok untuk iPhone selain Apple Watch? Cek Rekomendasi Keren Ini
-
Spesifikasi Redmi Pad 2 Pro, Tablet Xiaomi Resmi ke RI dengan Baterai 12.000 mAh
-
Daftar Harga iPhone Terbaru November 2025, Setelah iPhone 17 Rilis Banyak yang Dapat Diskon
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
25 Kode Redeem FF Hari Ini 5 November 2025: Skin Evo Gun Gratis Di Depan Mata
-
22 Kode Redeem FC Mobile 5 November 2025: Banjir Hadiah Rank Up dan Pemain Bintang Gratis
-
Terjemahan Langsung di AirPods Masuk ke Uni Eropa, Kapan Giliran Indonesia?
-
Review Realme 15T 5G: Desain BIkin Pangling, Punya Baterai Jumbo 7.000 mAh