Suara.com - Dalam dunia penerbangan, terdapat istilah Critical Eleven yang mengacu pada tiga menit setelah lepas landas dan delapan menit sebelum mendarat. Dilansir dari Express, secara statistik ini adalah waktu yang krusial atau berbahaya dalam penerbangan.
Para penumpang disarankan untuk mengikuti setiap aturan yang ada karena menurut data statistik sebesar 80 persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu tersebut.
Sementara itu, menurut fligtsafe.org dalam sebuah laporan mengenai Communication from the Cabin Crew to the Cockpit Crew, dalam rentang waktu 11 menit itu para awak kabin dilarang berkomunikasi dengan kokpit kecuali ada hal-hal darurat dan kokpit juga harus menahan diri dari aktivitas yang tidak terkait dengan kontrol pesawat. Hal ini berkaitan dengan tugas pilot yang harus melakukan komunikasi secara intensif dengan Air Traffic Controller (ATC).
Untuk menghadapi Critical Eleven ini, para awak kabin biasanya meminta para penumpang untuk menonaktifkan perangkat elektronik, terlebih ponsel, karena dapat menganggu frekuensi radio komunikasi. Selain itu, awak kabin juga akan memastikan penggunakan seat belt karena pesawat memiliki center of gravity (CG) yang keseimbangannya harus tetap stabil saat lepas landas ataupun mendarat.
Pergerakan penumpang ini dapat menganggu keseimbangan CG dan bisa berakibat fatal. Oleh karena itu, seat belt memiliki peran penting dalam penerbangan, bahkan awak kabin juga dilarang berdiri dari kursi atau berjalan di sekitar kabin saat waktu krusial tersebut.
Penumpang juga akan diminta untuk membuka penutup jendela. Hal itu bertujuan jika situasi darurat terjadi dan awak kabin atau penumpang dapat melihat jelas pemandangan di luar, sehingga dapat menginfokan ke bagian kokpit.
Penutup jendela yang terbuka juga akan memudahkan proses evakuasi penumpang dan ke arah mana penumpang harus menyelamatkan diri.
Namun, saat terjadi emergency landing maka penumpang hanya memiliki waktu 90 detik untuk menyelamatkan diri dari pesawat. Kalau tidak, penumpang akan mengalami akibat fatal seperti kekurangan oksigen, tenggelam saat water landing, atau terlalu banyak menghirup asap.
Biasanya, satu emergency exit dalam kabin didesain untuk mengevakuasi sekitar 65 orang. Selain itu, dengan memperhatikan setiap arahan dan informasi yang diberikan sebelumnya seperti lokasi pelampung dan atribut penyelamatan lainnya juga dapat menyelamatkan penumpang jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan saat 11 menit krusial tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Candaan Bocor saat Live, Admin Medsos Wali Kota Surabaya Minta Maaf dan Mengundurkan Diri
-
23 Kode Redeem FC Mobile 2 November: Dapatkan Player Pack UCL, Rank Up Point, dan XP Trainer
-
23 Kode Redeem FF 2 November: Segera Klaim Skin SG2, Bundle, Diamond, dan Gloo Wall Gratis
-
5 Tablet Android dengan SIM Card yang Murah dan Praktis, Mulai Rp 1 Jutaan
-
5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
-
Cara Blur WhatsApp Web dengan Mudah, Anti Intip Saat di Kantor
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
MediaTek Dimensity 6400 Setara Chipset Apa? Bersaing dengan Snapdragon Berapa?
-
Intip Harga HP Infinix per November 2025, Spek Terbaik Mulai Rp1 Jutaan
-
18 Kode Redeem FC Mobile 2 November 2025, Klaim Pemain Gratis OVR 113 Terbatas