Suara.com - Titik jatuhnya pesawat Lion Air jenis Boeing 737 Max 8 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, oleh warga setempat dikenal angker bagi masyarakat dan nelayan setempat.
"Dulu sekitar tahun 1990-an, titik jatuhnya pesawat itu dikenal angker," kata Dadang (52), seorang nelayan Pakisjaya Karawang, Selasa (30/10/2018).
Titik jatuhnya pesawat itu disebut-sebut angker karena sering berkumpul ikan-ikan besar seperti ikan hiu tutul dan jenis ikan besar lainnya.
Warga setempat, Warta alias Boros juga menyebutkan kalau dahulu sering terjadi kapal nelayan terbalik di titik jatuhnya pesawat Lion Air.
"Dari cerita-cerita orang tua dulu, daerah itu memang disebut-sebut angker," katanya seperti dilansir Antara.
Tetapi seiring perjalanan waktu, meski dulu daerah itu disebut angker, kini perairan sedalam sekitar 30-35 meter itu menjadi tempat pilihan warga untuk memancing. Termasuk menjadi titik nelayan untuk mencari ikan.
"Kalau angker itu dulu, sekarang sudah banyak warga dan nelayan yang mencari ikan di lokasi itu," ujar Warta.
Sementara itu, sebelumnya dikabarkan pesawat Lion Air dengan Nomor Penerbangan JT 610 yang terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Banten menuju Bandar Udara Depati Amir Pangkal Pinang dilaporkan hilang kontak pada Senin, 29 Oktober 2018 sekitar pukul 06.33 WIB.
Pesawat bernumpang 189 orang dengan nomor registrasi PK-LQP itu dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E.
Baca Juga: Nelayan Ikut Sibuk Kumpulkan Puing Pesawat Lion Air di Lautan
Pesawat ini berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB. Pesawat sempat meminta "return to base" sebelum akhirnya hilang dari radar.
Selanjutya, Basarnas memastikan pesawat Lion Air JT 610 jatuh di perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Berita Terkait
-
Nelayan Ikut Sibuk Kumpulkan Puing Pesawat Lion Air di Lautan
-
Jatuh di Indonesia, India Ikut Periksa Pesawat Boeing 737 Max 8
-
Menkeu Khawatirkan Dampak Psikologis Keluarga Korban Lion Air
-
Pesawat Lion Air Jatuh, Bidokkes Kumpulkan 42 Data Ante Mortem
-
Bahas Insiden Pesawat, Tim Boeing Temui Lion Air Siang Ini
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Malam Tahun Baru 2026 Jalur Puncak Berlaku Car Free Night, Cek Jadwal Penyekatannya di Sini
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!