Suara.com - Sophos (LSE: SOPH), pemimpin keamanan jaringan dan endpoint global telah mempublikasikan hasil riset ancaman lebih terperinci dari SophosLabs mengenai Baldr, si pencuri informasi yang pertama kali muncul pada Januari 2019.
Laporan berjudul Baldr vs the World tersebut memberikan gambaran lebih dalam mengenai popularitas malware dan karakteristik rantai pembunuhnya yang unik.
Penelitian ini juga mengungkap bagaimana Baldr bekerja secara internal, termasuk perilaku dari kejahatan siber dan bagaimana pengambilan keputusan yang salah saat transaksi jual-beli yang akhirnya berpotensi menghilangkan data-data tersebut secara tiba-tiba dari web pada bulan Juni lalu.
Menurut SophosLabs, para oknum yang mengembangkan Baldr berhasil menjual malware tersebut kepada penjahat siber tingkat pemula di deep web. Setelah itu mereka menargetkan gamer di PC sebagai korban utama.
Sejak itu, Baldr begitu agresif menginfeksi gamer dan akhirnya serangannya menyebar dan mencakup ke semua pengguna komputer.
Seperti banyak jenis malware lain, Baldr menggunakan fragmen kode yang dipinjam dari kelompok malware lain.
Namun kinerjanya lebih ekstrem, karena Baldr terdiri dari kode-kode yang disalin dari malware lain dalam jumlah besar sehingga membuatnya seperti potongan kode sejenis monster Frankenstein.
Salah satu alasan mengapa pengguna komputer harus waspada terhadap Baldr, karena Baldr dapat dengan cepat mencuri berbagai informasi dari para korbannya, termasuk kata sandi yang disimpan, cached data, file konfigurasi, cookies dan file lain dari beragam aplikasi.
SophosLabs pun melacak infeksi yang dihasilkan Baldr di seluruh dunia. Negara-negara yang terinfeksi tersebut antara lain Indonesia (lebih dari 21% populasi korban), Amerika Serikat (10,52%), Brasil (14,14%), Rusia (13,68%), India (8,77%).
Baca Juga: Waspada, Beredar VPN Palsu Penyebar Malware!
Baldr menghilang dari penjualan pada bulan Juni, yang kemudian diikuti oleh pertengkaran antara pencipta dan distributornya. Namun, SophosLabs memprediksi Baldr bisa muncul kembali di lain waktu dan mungkin dengan nama berbeda.
Apakah Baldr adalah sebuah kegagalan yang dengan cepat memuncak dan kemudian menjadi korban pertengkaran antara para pencuri siber atau mungkin akan kembali sebagai ancaman jangka panjang. Hal ini harus ditinjau lebih lanjut lagi.
Namun, kemunculannya bisa mengingatkan kita bahwa bit kode malware yang dicuri dan kemudian dijahit kembali itu bisa menciptakan monster malware berwujud Frankenstein yang sangat efektif untuk menerobos masuk, mengambil semuanya lalu keluar.
"Satu-satunya cara untuk menghentikan ancaman tersebut adalah dengan melaksanakan praktik keamanan siber dasar yang juga mencakup penggunaan security software terbaru,” ujar Albert Zsigovits, SophosLabs Threat Researcher.
Gamer, Waspadalah!
Para gamer biasanya menggunakan sistem komputer yang jauh lebih canggih dari para pengguna komputer pada umumnya. Mereka bersedia meng-install custom tools, utilitas serta aplikasi dari berbagai sumber. Inilah yang membuat para gamer menjadi target ideal para pembuat malware.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Render Anyar Motorola Edge 70 Ultra: Ada Varian Carbon dan Martini Olive
-
Ubisoft Akuisisi Game MOBA Milik Amazon, Kreator Rainbow Six Siege Kembali
-
HP Murah Realme Narzo 90 Debut: Desain Mirip iPhone, Usung Baterai 7.000 mAh
-
4 Tablet RAM 8 GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking Kerja Harian
-
iQOO Tancap Gas Sepanjang 2025, Siap Jadi Penentu Arah Smartphone Berperforma Tinggi di 2026
-
5 HP Spek Dewa Diskon Besar Desember 2025: Cocok Buat Game Berat dan Fotografi
-
Registrasi SIM Card Pakai Face Recognition Mulai 2026, Operator Seluler Klaim Siap Tempur
-
Pakai Snapdragon 6 Gen 3, Segini Skor AnTuTu Redmi Note 15 5G Global
-
5 Rekomendasi Smartwatch yang Bisa Hitung Kalori Terbakar Paling Akurat, Cocok untuk Pantau Diet
-
Tak Hanya Layar OLED, iPad Mini 8 Diprediksi Pakai Chip Lebih Bertenaga