Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan belum berencana memblokir akun Twitter Veronica Koman, pengacara hak asasi manusia yang aktif membela orang Papua tetapi dijadikan tersangka oleh pemerintah dalam kasus ujaran kebencian dan penyebaran berita hoaks.
"Belum ada (rencana pemblokiran). Nanti itu tergantung kepada penyidik. Karena itu bagian daripada strategi penyidik," Rudiantara di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Veronica, yang kabarnya kini berada di Australia, aktif menggunakan akun Twitter dengan akun @VeronicaKoman. Ia memiliki lebih dari 25.000 follower dan sering menjadi narasumber jurnalis terkait Papua.
Lewat media sosial itu ia menyebarkan informasi-informasi tentang Papua, khususnya terkait demonstrasi yang terjadi di wilayah itu selama sebulan terakhir. Pada Rabu, misalnya, ia mengunggah beberapa foto aksi mahasiswa di Manokwari, Papua Barat.
Sementara Rudiantara menyebut penyidik kepolisian tidak selalu meminta untuk memblokir akun Twitter seseorang, karena dari media sosial polisi bisa menelusuri targetnya.
"Penyidik kan kadang kadang minta langsung di-takedown atau kadang-kadang tidak minta di-takedown karena mau ditelusuri, mau dilihat ini larinya ke mana. Yang menetapkan tersangka kan polisi, tanya sama polisi saja," ucap dia.
Ketika ditanya apakah Twitter Veronica termasuk akun penyebar hoaks maupun provokasi, Rudiantara tidak menjawab. Ia malah mengatakan, media sosial Twitter adalah paling banyak ditemukan adanya penyebaran hoaks.
"Pokoknya banyak lah, paling banyak di Twitter lah. Banyak lah," tutup Rudiantara.
Baca Juga: Blokir Internet di Seluruh Papua Barat Dicabut, Jayapura Masih Dibatasi
Berita Terkait
-
Kecelakaan Helikopter di Papua, 4 Jenazah Berhasil Dievakuasi
-
Bahas Isu Tambang, Mamat Alkatiri Dituding Tampung Uang Bahlil Lahadalia
-
Misteri Hilangnya Heli PK-IWS di Pegunungan Jila Terungkap, Proses Evakuasi Terkendala Medan Ekstrem
-
MK Lanjutkan Sengketa Pilkada Papua dan Barito Utara ke Tahap Pembuktian
-
Telkom Pastikan SKKL Papua Pulih 14 September, Kecepatan Internet Melambat Mulai Hari Ini
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Bocoran Spesifikasi PS6, Lebih Kencang 8 Kali Lipat dari PS5!
-
12 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 16 September 2025: Klaim Hadiah, Hadir Son Heung-min dan Kessie
-
iOS 26 Bikin iPhone Panas dan Boros Baterai, Ini Klarifikasi Apple
-
52 Kode Redeem FF Terbaru 16 September 2025, Klaim M1014 Green Flame Draco dan SG2 OPM
-
Cara Mengedit Foto yang Lagi Viral, Buat Miniatur Efek Retro Pakai Gemini AI
-
HP Baru iQOO Muncul di Geekbench: Usung RAM 16 GB dan Dimensity 9500
-
Apple Rencanakan Peluncuran iPhone dan MacBook Baru di Awal 2026?
-
Ubah Foto Biasa Jadi Profesional LinkedIn, Cuma Modal Gemini AI Pakai Prompt Ini!
-
Lapisan Ozon Menuju Pemulihan Penuh, PBB Sebut Bukti Nyata Kemajuan
-
Video Lawas Budi Arie Viral Lagi, Sebut Masuk Penjara Bila Kalah di Pilpres 2024