Suara.com - Indonesia tercatat melompat peringkat ke-3 sebagai negara paling banyak menerima panggilan spam di dunia. Lompatan ini sangat signifikan, mengingat tahun lalu berada di posisi ke-16.
Hal ini terungkap dari Truecaller Insights Reports 2019 yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak panggilan dan SMS spam secara global.
Laporan tersebut mencatatkan, Indonesia merupakan negara yang paling banyak menerima spam di Asia Tenggara, dengan jumlah panggilan spam sebesar 27,9 setiap bulannya. Ini merupakan kenaikan pesat dibanding angka tahun sebelumnya yakni 8,5 panggilan spam per bulan.
Telepon dari bank, layanan finansial, dan broker asuransi merupakan sumber spam terbesar, berkontribusi sekitar 64 pesen dari semua panggilan spam. Menariknya, jumlah penipuan (scam) lewat telepon meningkat dua kali lipat sejak tahun lalu, dari 10 persen menjadi 21 persen. Artinya, 1 dari 5 panggilan spam merupakan penipuan.
Banyak penipu yang memanfaatkan beberapa kerusuhan dan demo di Indonesia, memanfaatkan momen-momen ketidakpastian tersebut untuk menipu masyarakat umum. Salah satu penipuan yang kerap terjadi belakangan ini adalah telepon palsu dari rumah sakit, di mana mereka memberitahu Anda bahwa ada anggota keluarga atau teman yang masuk ke rumah sakit dan membutuhkan perawatan medis segera. Lalu, Anda akan dimintai uang untuk membayar perawatan tersebut.
Selain itu, ada pula penipuan ‘wangiri’ atau ‘one ring’ yang umum terjadi di Indonesia. Penipu akan mencoba meninggalkan panggilan tidak terjawab (missed call) berulang kali dari nomor telepon internasional ke ponsel korban. Jika korban menelepon balik nomor tersebut, mereka akan dialihkan ke layanan tarif premium yang mahal, di mana penipu akan mendapat keuntungan dari tarif tersebut.
Selain itu, Truecaller Insights Report 2019 juga menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi ke-10 sebagai negara penerima SMS spam terbanyak di dunia.
Rata-rata, satu orang Indonesia menerima 46 SMS spam setiap bulan. Tiga negara dengan jumlah SMS spam terbanyak di dunia semuanya berasal dari Benua Afrika, yaitu Ethiopia (119), Afrika Selatan (114), dan Kenya (102).
Negara tetangga Malaysia adalah negara penerima spam terbanyak kedua di Asia Tenggara. Malaysia menempati posisi ke-19 untuk penerima panggilan spam dan posisi ke-15 untuk penerima SMS spam terbanyak di dunia.
Dibandingkan dengan Indonesia, orang Malaysia rata-rata hanya menerima 8,3 panggilan spam dan 24 SMS spam setiap bulan. Namun, laporan Truecaller mengungkapkan bahwa Malaysia mencatatkan persentase panggilan penipuan tertinggi di dunia.
Baca Juga: Qualcomm Perkenalkan 2 Chipset Smartphone 5G
Sekitar 63 persen panggilan spam di Malaysia bersifat penipuan, sebagian besar terkait dengan asuransi palsu dan panggilan penagih utang. Negara-negara lain yang paling banyak menerima panggilan scam adalah Australia (60 persen), Lebanon (49 persen), dan Kanada (48 persen).
"Seperti yang terlihat dalam laporan kami dari tahun ke tahun, angka penipuan melalui telepon maupun SMS terus meningkat secara signifikan di Indonesia," kata Kim Fai Kok, Director of Communications Truecaller. melalui keterangan resminya.
Menurutnya, ponsel memang sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dalam kegiatan sehari-hari, namun oknum yang tidak bertanggung jawab justru menggunakan kesempatan ini untuk melakukan penipuan dengan mengelabui masyarakat umum.
"Karena itulah, di Truecaller, kami sangat bangga bisa membantu lebih dari 420.000 pengguna aktif harian di Indonesia untuk melindungi mereka dari panggilan scam," ujar dia.
Pada 2019, Truecaller telah membantu memblokir dan mengidentifikasi 26 miliar panggilan spam, yang menunjukkan peningkatan 18 persen dibandingkan tahun lalu. Truecaller juga membantu mengidentifikasi 116 miliar panggilan tidak dikenal dan 8,6 miliar SMS spam secara global.
"Di era digital ini, nomor telepon kita punya berbagai fungsi penting. Bukan hanya untuk menelepon atau menerima telepon, kita juga menggunakan nomor HP untuk mengakses aplikasi, login, atau bahkan menghubungkannya ke rekening bank pribadi," beber Kim.
Berita Terkait
-
Spam di Email Bikin Kesal, Ini 3 Cara Memblokirnya
-
Terjerat Kasus SPAM, Dua Pejabat BPK Kembalikan Uang Rp 700 Juta ke KPK
-
Tentang Truecaller, Aplikasi Pengungkap Hoaks di Balik Grup WhatsApp STM
-
Aturan Baru Twitter: Anda Hanya Bisa Follow 400 Akun dalam Sehari
-
Hindari Spam, Twitter Batasi Jumlah Akun yang Dapat Diikuti Per Hari
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
Terkini
-
ROG Community Padel & Play: Cara Baru Asus ROG Satukan Olahraga dan Gaming di Jakarta
-
Biaya Produksi Final Fantasy 7 Remake Jauh Lebih Mahal, Ada Alasan Khusus
-
Cara Mendapatkan Uang dari FB Pro bagi Pemula, Bisa Raup Belasan Juta per Bulan
-
5 HP Redmi Note 15 Series Muncul di Toko Online: Siap Rilis Global, Termasuk Indonesia
-
Tutorial Praktis: Menambahkan Nomor Halaman di Microsoft Word dengan Cepat
-
Tantang Redmi Note 15 Pro, Oppo A6L Usung Baterai Jumbo dan Chip Snapdragon
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
-
Jelang Nataru 2026, XLSMART Siapkan Jaringan 3 Kali Lebih Tangguh untuk Antisipasi Lonjakan Trafik
-
25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 9 Desember: Ada Glorious 112-115, Shards, dan 1.500 Rank Up
-
Todd Howard Buka Suara: Bethesda Pakai AI, tapi Bukan untuk Gantikan Manusia