Suara.com - Salah satu alasan Bulan belum bisa ditinggali manusia adalah karena tidak adanya oksigen. Selain itu, persoalan ini juga cukup pelik. Meski begitu, European Space Agency (ESA) berencana memiliki rencana untuk membuat pabrik oksigen dengan memanfaatkan logam dari debu Bulan atau moondust.
Rencana ini mulai terdengar logis setelah peneliti melalukan riset terhadap sumber daya Bulan. Selain ESA, penelitian ini melibatkan Direktorat Eksplorasi Manusia dan Robotika, industri dan akademisi Eropa untuk melakukan pendekatan ilmiah yang memungkinkan manusia membentuk koloni di Bulan.
“ESA dan NASA akan kembali ke Bulan dengan tujuan tetap tinggal,” kata Tommaso Ghidini, Kepala Divisi Struktur, Mekanisme, dan Bahan ESA, seperti dikutip dari laman Engadget, Selasa (21/1/2020).
Saat ini, proyek tersebut sedang digodok di Laboratorium Material dan Komponen Listrik dari Pusat Penelitian dan Teknologi Ruang Angkasa Eropa, ESTEC, yang berbasis di Noordwijk, Belanda.
Pabrik ini memfasilitasi peneliti ESA, Alexandre Meurisse dan Beth Lomax dari University of Glasgow yang akan mensimulasikan pembuatan oksigen dalam Laboratorium Bahan dan fasilitas Listrik ESA.
Simulasi yang didukung melalui ESA Networking and Partnersing Initiative ini memanfaatkan penelitian akademis. Pada dasarnya, semua oksigen telah diekstraksi dan meninggalkan logam campuran.
Selain itu, sampel yang dikembalikan dari permukaan bulan terdiri dari 40-45 persen berat oksigen, satu-satunya unsur dengan sisa paling banyak. Akan tetapi, oksigen ini terikat secara kimiawi sebagai oksida dalam bentuk mineral atau gelas, sehingga tidak bisa langsung digunakan manusia.
Oleh karena itu, diperlukan teknik lanjutan untuk membuka sejumlah besar oksigen dalam regolith dengan menggunakan elektrolisis garam cair yang dapat memanaskan debu dan memigrasikan oksigen di sepanjang garam hingga dikumpulkan di anoda.
Proses dasar ini sebenarnya telah digunakan untuk produksi logam, tapi ESA mengubahnya untuk memastikan oksigen tersedia untuk diukur.
Baca Juga: Kocak! Begini Penampakan Teh Kotak Tanpa Gratis 50 Persen
Seandainya proyek ini berhasil, oksigen yang diperoleh dari sumber daya yang ditemukan di Bulan dianggap akan sangat berguna bagi manusia yang bermukim di Bulan pada masa yang akan datang, baik untuk bernafas maupun untuk memproduksi bahan bakar roket.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
POCO X8 Pro Kantongi Sertifikasi, Sinyal Keras Segera Meluncur dengan Spek Gahar
-
Samsung Luncurkan One UI 8.5 Beta! Fitur Kreatif dan Keamanan Baru Bikin Galaxy Naik Level
-
61 Kode Redeem FF Terbaru 11 Desember: Klaim Evo Gun, Diamond, dan Skin Langka Winterland
-
Nasib Terbaru Proyek Satelit Satria-2, Resmi Masuk PSN!
-
Advan Macha Resmi, HP Indonesia Pertama dengan Chip Dimensity 7060
-
Palo Alto Networks Perkenalkan Cortex AgentiX: Tenaga AI Canggih Siap Merevolusi Keamanan Siber
-
BAKTI Komdigi Akui Ada 2.121 Desa di Indonesia Belum Kebagian Internet
-
Starlink Banyak Dipakai Korban Banjir Sumatra, Bisakah Indonesia Bikin Satelit Pesaing?
-
40 Kode Redeem FF 10 Desember 2025: Klaim Mythos Fist dan HP Gratis dari Bang Yeti
-
Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P