- BAKTI Komdigi mengidentifikasi terdapat 2.121 desa di Indonesia masih belum memiliki akses internet per kuartal kedua tahun 2025.
- BAKTI sedang menganalisis kebutuhan infrastruktur 4G bervariasi, seperti BTS atau Super Wifi, untuk menjangkau wilayah 3T.
- Satelit SATRIA-1, hasil KPBU senilai Rp 6,42 triliun, telah menghubungkan 30.017 titik layanan publik sejak beroperasi 2024.
Suara.com - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Digital atau BAKTI Komdigi mengakui kalau masih ada 2.121 desa di Indonesia yang blank spot alias belum kebagian akses internet.
"Menurut data kuartal dua (Q2) 2025, masih ada sekitar 2.121 desa blank spot di Indonesia," kata Direktur Utama BAKTI Komdigi, Fadhilah Mathar saat konferensi pers di Stasiun Bumi (Gateway) Satria-1 Satelit Nusantara Tiga, di Cikarang, Rabu (10/12/2025).
Perempuan yang akrab disapa Indah ini menyatakan kalau BAKTI Komdigi masih menganalisis kebutuhan infrastruktur internet 4G di desa yang berada di wilayah terdepan, terluar, tertinggal alias wilayah 3T.
Sebab dalam temuannya, satu menara base transceiver station (BTS 4G) bisa cukup untuk satu desa atau malah sebaliknya, perlu dua BTS 4G untuk satu desa.
Selain itu, kendala lainnya yakni tidak semua desa berpenghuni atau berpemukiman. Makanya infrastruktur internet yang akan disiapkan BAKTI Komdigi bisa bervariasi, tak hanya menara BTS 4G.
"Misalnya dalam satu desa itu jumlah penduduknya tidak terlalu banyak dan mereka tersentralisasi di suatu tempat, tidak harus teknologinya teknologi seluler. Kita bisa memberikan misalnya super wifi karena masih bisa mencakup jumlah penduduk di desa tersebut," beber dia.
Salah satu infrastruktur internet yang disediakan BAKTI Komdigi adalah Satelit Republik Indonesia 1 atau Satria-1.
Satelit SATRIA-1 merupakan proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang menyediakan satelit berkapasitas 150 Gbps untuk memperkuat konektivitas digital, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, terluar (3T), serta lokasi prioritas layanan publik yang beroperasi sejak tahun 2024.
Dengan total investasi sekitar Rp 6,42 triliun dan skema Build–Operate–Transfer (BOT), proyek ini dilaksanakan oleh PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP), dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) selaku Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK), di mana sebagian wewenangnya didelegasikan kepada BAKTI Komdigi.
Baca Juga: Starlink Banyak Dipakai Korban Banjir Sumatra, Bisakah Indonesia Bikin Satelit Pesaing?
Hingga 7 Desember 2025, SATRIA-1 telah menghubungkan 30.017 titik layanan publik di seluruh Indonesia, termasuk sekolah, puskesmas, fasilitas pemerintahan, dan titik pertahanan-keamanan dengan kecepatan internet hingga 10 Mbps per lokasi.
Selain itu, Infrastruktur pendukung proyek SATRIA 1 dilengkapi dengan 11 gateway yang tersebar di Batam, Pontianak, Banjarmasin, Cikarang, Manado, Ambon, Kupang, Manokwari, Timika, Jayapura, dan Tarakan, yang berfungsi sebagai penghubung utama antara satelit dan jaringan internet nasional.
Berita Terkait
-
Starlink Banyak Dipakai Korban Banjir Sumatra, Bisakah Indonesia Bikin Satelit Pesaing?
-
Komdigi Bantah Kalah Cepat dari Starlink Pulihkan Internet di Lokasi Banjir Sumatra
-
BAKTI Komdigi Sukses Sediakan 30 Ribu Akses Internet Berkat Satelit Satria-1
-
Bencana Banjir Sumatra, BAKTI Komdigi Sediakan 18 Akses Internet dari Satelit Satria-1
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Starlink Banyak Dipakai Korban Banjir Sumatra, Bisakah Indonesia Bikin Satelit Pesaing?
-
40 Kode Redeem FF 10 Desember 2025: Klaim Mythos Fist dan HP Gratis dari Bang Yeti
-
Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
-
Mirai Human Washing Machine, Inovasi Mandi Otomatis dengan Harga Fantastis
-
Komdigi Bantah Kalah Cepat dari Starlink Pulihkan Internet di Lokasi Banjir Sumatra
-
Tutorial Membuat Grab dan Gojek Wrapped 2025, Tinggal Klik dan Langsung Bagikan
-
Render Motorola Edge 70 Ultra Beredar, Diprediksi Sertakan Stylus
-
BAKTI Komdigi Sukses Sediakan 30 Ribu Akses Internet Berkat Satelit Satria-1
-
Capcom Siapkan Game Baru dari Seri Mega Man, Devil May Cry, dan Ace Attorney
-
Hindari Kebocoran Data: Panduan Lengkap Memperbaiki HP Android yang Kena Hack