Suara.com - Misi Gaia milik Badan Antariksa Eropa (ESA), baru-baru ini memberikan wawasan baru mengenai bintang-bintang yang tidak bisa dilihat manusia.
Gaia telah melihat bintang sejauh 49 ribu tahun cahaya yang tiba-tiba cerah dan meredup. Kemudian setelah beberapa minggu, bintang tersebut menjadi cerah dan redup kembali.
Peristiwa yang dikenal sebagai Gaia16aye benar-benar sesuatu yang aneh bagi para astronom. Peredupan terjadi dalam satu hari dan perilaku bintang itu baru pertama kali dilihat.
Menariknya, bintang itu tidak melakukan apa-apa. Perubahan kecerahan disebabkan oleh dua bintang lain yang terletak lebih dekat ke Bumi, sekitar 2.500 tahun cahaya.
Bintang ini terlalu redup untuk terlihat tetapi gravitasinya bertindak sebagai lensa yang dapat mengubah kecerahan objek yang lebih jauh.
Fenomena yang dikenal sebagai microlensing ini sering digunakan dalam astronomi untuk mempelajari benda-benda tak terlihat, seperti materi gelap atau lubang hitam. Ini merupakan peristiwa microlensing kedua yang terdeteksi oleh Gaia.
"Dalam hal ini, kecerahan bintang tidak hanya menurun tajam, tetapi setelah beberapa minggu, kami melihatnya kembali cerah dan itu sangat tidak biasa. Selama 500 hari pengamatan, kami telah melihatnya cerah dan redup sebanyak lima kali," ucap Lukasz Wyrzykowski dari Observatorium Astronomi di Universitas Warsawa, Polandia.
Dilansir dari IFL Science, rupanya microlensing itu tidak hanya dilakukan oleh satu bintang, melainkan dua. Tim astronom mengumpulkan informasi dan mengungkap bahwa kedua bintang itu adalah kerdil merah dengan massa 0,57 dan 0,36 kali massa Matahari. Jarak keduanya sekitar dua kali jarak antara Bumi dan Matahari. Tak hanya itu, keduanya pun mengorbit dalam 2,88 tahun.
Penelitian ini dapat dilakukan berkat pengamatan lanjutan dari 50 observatorium berbeda di seluruh dunia yang memungkinkan pemantauan secara terus-menerus atas penemuan baru ini.
Baca Juga: Paten Ponsel Baru Samsung Bocor, Penampakannya Mirip Sony PSP ?
Berita Terkait
-
NASA dan Eropa Luncurkan Satelit Pantau Kenaikan Permukaan Air Laut
-
Penggabungan Bimasakti dengan Galaksi Tetangga Sudah Berlangsung?
-
Eropa Bagikan Foto Detail Cahaya Matahari di Bulan Mars
-
Eropa Tantang Para Amatir Temukan Sinyal Satelit Baru ESA
-
Bersihkan Ruang Angkasa, Eropa Akan Hadirkan Robot Pemeluk Sampah
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
POCO X8 Pro Kantongi Sertifikasi, Sinyal Keras Segera Meluncur dengan Spek Gahar
-
Samsung Luncurkan One UI 8.5 Beta! Fitur Kreatif dan Keamanan Baru Bikin Galaxy Naik Level
-
61 Kode Redeem FF Terbaru 11 Desember: Klaim Evo Gun, Diamond, dan Skin Langka Winterland
-
Nasib Terbaru Proyek Satelit Satria-2, Resmi Masuk PSN!
-
Advan Macha Resmi, HP Indonesia Pertama dengan Chip Dimensity 7060
-
Palo Alto Networks Perkenalkan Cortex AgentiX: Tenaga AI Canggih Siap Merevolusi Keamanan Siber
-
BAKTI Komdigi Akui Ada 2.121 Desa di Indonesia Belum Kebagian Internet
-
Starlink Banyak Dipakai Korban Banjir Sumatra, Bisakah Indonesia Bikin Satelit Pesaing?
-
40 Kode Redeem FF 10 Desember 2025: Klaim Mythos Fist dan HP Gratis dari Bang Yeti
-
Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P