Suara.com - Suhu di Bumi semakin meningkat, membuat ribuan spesies berjuang untuk beradaptasi. Salah satu kelompok spesies yang sudah merasakan hawa panas dan diprediksi habitatnya akan semakin menurun tajam di tahun-tahun mendatang adalah terumbu karang.
Sebuah penelitian baru yang dipresentasikan pada Pertemuan Ilmu Kelautan 2020 memperkirakan bahwa habitat terumbu karang mungkin akan punah pada 2100.
Penyebab utamanya adalah meningkatnya suhu air laut dan pengasaman laut. Keduanya merupakan hasil dari perubahan iklim yang disebabkan manusia. Tim ahli percaya bahwa dalam dua dekade mendatang, sebanyak 70 hingga 80 persen terumbu karang di dunia akan menghilang.
Terumbu karang merupakan makhluk laut yang termasuk dalam filum serupa dengan anemon dan ubur-ubur. Beberapa karang menghasilkan kalsium karbonat, membentuk kerangka luar yang keras dan protektif untuk hidup.
Sejumlah besar polip karang identik dapat ditemukan bersama dan sebagian besar spesies membentuk hubungan simbiosis dengan ganggang yang memberi mereka nutrisi penting.
Terumbu karang menyediakan makanan dan rumah bagi beragam kehidupan. Tanpanya, akan banyak spesies penghuni karang juga bisa menghilang.
Tim ilmuwan di balik penelitian baru ini ingin menentukan di mana proyek restorasi atau pemulihan terumbu karang dapat dengan tingkat keberhasilan paling tinggi.
Restorasi akan dilakukan dengan menumbuhkan karang di laboratorium dan kemudian memindahkannya ke laut di mana karang tersebut dapat tumbuh dan berkembang.
Ilmuwan mengatakan bahwa menambahkan karang muda baru ke terumbu yang sedang berjuang untuk hidup dapat membantunya pulih ke keadaan semula.
Baca Juga: Ditilang Lewat Jalur Cepat, Pengendara Motor: Tapi Saya Memang Cepat
Sayangnya, ketika para ilmuwan mencoba memetakan tempat terbaik untuk melakukan upaya ini, tim ahli justru mendapatkan kesimpulan baru yang menyedihkan.
Pada akhir abad ini, hampir nol habitat terumbu karang yang cocok akan ditinggalkan untuk dipulihkan oleh para konservasionis.
"Pada 2100, ini akan terlihat sangat suram. Berusaha membersihkan pantai dan memerangi polusi adalah hal yang sangat bagus. Kita perlu melanjutkan upaya itu. Tetapi pada akhirnya, memerangi perubahan iklim adalah hal yang perlu kita dukung untuk melindungi karang dan menghindari stres yang berlipat ganda," ucap Renee Setter, seorang biogeografer di Universitas Hawaii Manoa, seperti dikutip laman IFL Science.
Setter dan timnya memprediksi bahwa pada 2045, sebagian besar lautan tidak akan cocok untuk melakukan restorasi terumbu karang. Lalu pada 2100, hanya segelintir lokasi yang akan menjadi opsi yang layak, termasuk Baja California dan Laut Merah.
Ketika air di sekitar terumbu karang memanas, karang menjadi stres dan mengeluarkan ganggang simbiotik yang akan menghilangkan warna dan membuat karang jauh lebih rentan terhadap kematian.
Proses ini dikenal sebagai pemutihan dan dapat mengubah seluruh komunitas karang merah muda dan oranye menjadi putih pekat.
Berita Terkait
-
5 Pulau di Indonesia Ini Terancam Lenyap, Salah Satunya Bali
-
Dua Pulau di Sumatera Lenyap Tenggelam, Empat Lainnya Terancam Menyusul
-
Suhu Laut Melejit di 2019, Seperti Direbus Miliaran Bom Atom Hiroshima
-
Kurangi Konsumsi Daging Bisa Bantu Selamatkan Bumi? Ini Kata Ilmuwan
-
Duh, Zat Kimia Pada Sunscreen Ini Bisa Sebabkan Kerusakan Terumbu Karang
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Wajah Miniatur AI Jadi Aneh? Jangan Panik! Ini 5 Trik Rahasia Biar Wajahnya Sempurna
-
Abadikan Momen Romantismu! Cara Cepat Bikin Miniatur AI Pasangan yang Super Estetik
-
Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
-
Kenapa Hasilnya Beda Jauh? Ini Rahasia 'Prompt' Miniatur AI Gaya Jepang
-
Komdigi Siapkan Pedoman Etika AI, Tangkal Disinformasi Buatan Teknologi Kecerdasan Buatan
-
Sayang Anabul? Ubah Fotonya Jadi Action Figure Gemas, Ini 10 'Prompt Sakti'-nya!
-
Honor Magic 8 Pro Pakai Telefoto 200 MP, Diklaim Mampu Rekam Senja Berkualitas
-
Xiaomi HyperOS 3 Resmi Meluncur: 4 Fitur Canggih Pesaing iOS, Apa Saja Keunggulannya?
-
47 Kode Redeem FF Terbaru 6 September: Raih Brass Knuckle, SG2, dan Skin Groza
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru September: Klaim Oliver Kahn 111 dan Ribuan Gems