Suara.com - Virus corona penyebab wabah Covid-19 disebut sangat sensitif terhadap suhu panas dan penyebarannya akan semakin lamban di wilayah yang bersuhu lebih panas, demikian diwartakan oleh South China Morning Post baru-baru ini.
Penelitian dari Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou, di Guangdong yang terbit pada Februari lalu menunjukkan bahwa kecepatan penyebaran virus corona baru melambat di wilayah yang lebih panas.
"Suhu bisa secara sifnifikan mengubah transmisi Covid-19," jelas para ilmuwan dalam studi yang masih menunggu untuk dievaluasi tersebut.
Meski demikian, studi berbeda dari para ilmuwan di Universitas Harvard menunjukkan bahwa kecepatan penyebaran virus corona di berbagai wilayah, baik lembab, kering, maupun tropis akan sama saja.
"Perubahan cuaca saja, seperti meningkatnya suhu dan kelembaban di musim semi serta panas, tidak akan mengurangi jumlah penularan tanpa adanya intervensi besar dari sektor kesehatan publik," tulis para ilmuwan Harvard dalam studi yang terbit Februari dan masih mengantre untuk dievaluasi.
Studi para ilmuwan di Sun Yat-sen menggunakan data jumlah kasus penularan virus corona baru di seluruh dunia antara 20 Januari sampai 4 Februari, termasuk di lebih dari 400 kota di China.
Kasus-kasus penularan itu kemudian dibandingkan dengan data metereologis selama Januari dari seluruh China dan ibu kota dari semua negara yang diteliti.
Hasilnya ditemukan bahwa jumlah penularan meningkat selama suhu berada di bawah 8,72 derajat Celcius dan kemudian jumlah penularan akan turun jika suhu mulai melewati batas tersebut.
"Suhu memiliki dampak terhadap lingkungan hidup manusia dan bisa memainkan peran penting dalam kesehatan publik, terutama soal pengendalian wabah," tulis para peneliti.
Baca Juga: Update Corona Covid-19 Indonesia: 17 Kasus Baru, Total 134 Kasus Positif
Berita Terkait
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
Terkini
-
24 Kode Redeem FF Terbaru 10 November 2025: Dapatkan Mythos Fist & SG2 One Punch Man
-
24 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 10 November 2025: Klaim Pemain Langka dan Emote Eksklusif
-
Cara Tukar Robux Roblox Jadi Uang Tunai
-
Kronologi 3 Astronot China Terdampar di Luar Angkasa Tanpa Kepastian Balik ke Bumi
-
20 Kode Redeem FC Mobile 9 November 2025, Ungkap Trik Dapatkan 20.000 Gems Gratis
-
28 Kode Redeem FF 9 November 2025, Misi Rahasia Dapatkan Skin Groza FFCS Jangan Terlewat
-
Apple Akhirnya Nyerah, Pilih Bayar Google Rp 16 Triliun per Tahun
-
Honor Siapkan HP 10.000 mAh ala Power Bank Pertama di Dunia
-
Sword of Justice Resmi Rilis ke Indonesia, Game MMORPG Berpadu AI
-
Terobosan Konektivitas: Uji Coba Pertama NR-NTN 5G-Advanced via Satelit LEO OneWeb