Suara.com - Seorang bocah perempuan bernama Grace Fulton yang berusia enam tahun, membuat rekor dengan menuliskan buah pikirnya dalam sebuah makalah ilmiah yang ditinjau oleh para ahli.
Meskipun ada banyak anak kecil yang suka menjelajahi alam dan penasaran dengan berbagai hal, tapi hanya sedikit yang bisa menuliskannya di atas kertas.
Walaupun rekan penulis makalah itu adalah ayahnya sendiri, Graham Fulton, sang ayah ingin menekankan kepenulisan Grace memiliki peran penting pada beberapa tahap penelitian.
Graham Fulton adalah seorang ahli burung di Universitas Queensland. Penelitiannya mencakup seberapa baik burung hantu beradaptasi dengan lingkungan perkotaan.
"Grace benar-benar mengagumi burung hantu. Dia memulainya sejak usia empat tahun ketika menghabiskan malam bersamaku untuk mencari burung hantu dan sekarang anak itu tahu semua nama burung tersebut," ucap Gragam, seperti dikutip laman IFL Science.
Untuk penelitian terbarunya, Graham membandingkan keberadaan burung hantu di taman Brisbane, Australia, dengan hutan hujan Gunung Glorious yang berada di dekatnya.
"Grace mengikuti kerja lapangan di semua kesempatan dan selalu menghadiri sekolah pada hari berikutnya. Dia bisa membaca data dan mengetahui burung hantu mana yang paling umum baik pada data (lembar excel) dan dari berada di kerja lapangan. Dia juga bisa mengingat saat-saat aku lupa," tambah Graham.
Graham menambahkan bahwa Grace juga mengajukan pertanyaan yang menginspirasi penelitian, melihat data, dan bahkan mengoreksinya ketika Graham menandai burung hantu yang salah.
Para penulis menemukan hampir tidak ada burung hantu di pinggiran kota, selain penemuan burung hantu Australia boobook. Sementara itu, lima spesies burung hantu menunjukkan kesehatan situs hutan hujan.
Baca Juga: Pesan Rahasia Ini Dibawa Robot Penjelajah NASA ke Mars
Grace juga merupakan penulis utama makalah yang saat ini sedang menjalani peninjauan, di mana ia merekam seekor burung bersarang di jenis lingkungan yang sebelumnya tidak tercatat. Meski tertarik pada burung hantu, Grace berniat untuk menjadi peneliti kupu-kupu.
Penelitian Grace dan ayahnya telah diterbitkan di Pacific Conservation Biology.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
45 Kode Redeem FF Terbaru 13 Oktober 2025, Buruan Klaim Incubator Voucher dan Skin Epik Gratis
-
Teknologi AI Buatan Lokal Kini Bisa Generate Gambar dan Video
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 Oktober 2025, Banjir 16.000 Gems dan Pemain Acak 106-110
-
10 Aplikasi Penghasil Saldo DANA Gratis 2025: Caranya Gampang, Bisa Langsung Cair!
-
4 Tips Penting Memilih Setrika Terbaik, Kenali Jenis Pelat hingga Fiturnya
-
Penemuan Sains: Protein Unik Naked Mole Rat Mampu Memperlambat Penuaan dan Kanker
-
Terungkap! 7 Perbedaan Mencolok Funtouch OS dan Origin OS yang Wajib Anda Ketahui
-
Dari Jepretan Biasa Jadi Keren Maksimal: Trik AI 2 Langkah untuk Foto Traveling
-
Multitasking Jadi Lebih Mudah: Ubah Laptop Jadi Layar Eksternal dengan Fitur Tersembunyi Windows
-
26 Kode Redeem FF 13 Oktober 2025, Klaim Hadiah Spesial Timnas dan Vector Batik Menarik