Suara.com - Produsen pesawat terbang Airbus berencana menyebar kamera yang bentuknya menyerupai ubur-ubur di sejumlah bandara internasional. Tak hanya bentuknya yang unik, kamera tersebut juga dilengkapi sensor untuk mendeteksi 'bau' Covid-19.
Sebagaimana lansiran laman Daily Mail, Minggu (10/5/2020), sensor yang terpasang pada kamera tersebut diklaim dapat meniru kemampuan anjing saat mengendus bau bom, berdasarkan deteksi bahan kimia berbahaya dan bahan peledak dengan menggunakan teknologi “game-changing”, yang terbentuk dari sel biologis hidup yang dapat “mencium” senyawa molekuler.
Untuk memuluskan misinya itu, Airbus beker jasama dengan Koniku Inc, sebuah perusahaan neuroteknologi di Bay Area California Utara, Amerika Serikat. Rencananya, raja pesawat asal Prancis ini akan memulai penempatan beberapa alat pendeteksi bau di titik-titik pengecekan bandara pada akhir tahun ini.
Tak cukup di bandara, kamera pendeteksi bau itu juga akan disebar di pesawat-pesawat buatan Airbus sebagai wujud dari keamanan berlapis atau garis pertahanan terakhir terhadap ancaman yang membahayakan penumpang.
Menariknya, kamera ‘ubur-ubur’ Airbus ini tidak hanya mampu mendeteksi bau bahan berbahaya sejenis bahan peledak saja, namun juga diproyeksikan untuk mendeteksi virus menular, seperti Covid-19. Hal ini memungkinkan terjadi karena kamera ini dilengkapi kemampuan pendeteksian sensor yang berasal dari unsur biologis, dalam hal ini penyakit menular.
“Teknologi ini memiliki kemampuan respons (terhadap bau) sangat cepat di bawah 10 detik saat dalam kondisi terbaik. Dengan tingkat kemampuan kami, ini adalah hasil yang luar biasa dan mudah-mudahan akan terus bisa dikembangkan seiring berjalannya waktu,” kata Julien Touzeau, Product Security Director Airbus untuk wilayah Amerika.
Teknologi mesin dengan kemampuan melihat, mendengar, menyentuh, bergerak, dan bahkan berpikir layaknya manusia, lanjut Touzeau, adalah hal biasa. Namun, kemampuan untuk memahami aroma atau bau sangat sulit.
Meski begitu, upaya untuk menciptakan ‘smell cameras’ atau kamera pendeteksi bau untuk menangkap aroma dan mengolahnya menjadi sebuah hasil akhir untuk merekomendasikan sebuah tindakan selama ini dinilai belum mendekati level kemampuan manusia.
Selain itu, upaya menciptakan ‘electronic noses’ atau hidung elektronik guna menggusur kemampuan anjing dalam mendeteksi dan melacak bau selama ini juga tidak banyak berhasil. Berdasarkan penelitian dari Harvard Health, anjing yang terlatih nyaris tak pernah salah dalam mendeteksi kanker prostat saat dihadapi dengan sampel urin pasien, bahkan pasien tanpa gejala sekalipun.
Baca Juga: Adu Keren! Samsung Galaxy S20 Ultra vs Xiaomi Mi 10, Pilih Mana?
Sementara itu, Airbus sendiri meyakini bahwa teknologi yang dibawa Koniku Inc pada kamera pendeteksi bau itu belum pernah ada di dunia. Mereka mengklaim, hal yang membuat teknologi Koniku unik adalah kemampuannya dalam membangun prosesor silikon yang bisa mendeteksi sel-sel hidup.
Kabar terakhir, purwarupa kamera pendeteksi bau virus corona dan bahan peledak ini sudah rampung. Dalam waktu dekat, Airbus dan Koniku akan terus melakukan beberapa langkah uji coba untuk meniru proses penciuman bau secara natural, layaknya manusia dan binatang.
“Titik awal untuk Koniku adalah konsep ini, ‘biologi adalah teknologi’,” kata Oshiorenoya ‘Osh abi Agabi, seorang fisikawan kelahiran Nigeria yang juga founder Koniku Inc pada 2015 silam.
“Kami telah mengembangkan teknologi yang dapat mendeteksi bau dengan menghirup udara, dan memberi tahu manusia apa yang ada di udara. Kami mengambil sel biologis, baik sel Hek atau astrosit (sel otak) dan kami secara genetik memodifikasinya untuk memiliki reseptor penciuman, layaknya hidung pada manusia,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Teknologi Terlalu Rumit, Audi Hentikan Projek Mobil Terbang
-
Artikel Pria Tak Sengaja Beli 2 Pesawat Airbus untuk Putranya Cuma Satire
-
Kalahkan Boeing, Pengiriman Airbus Naik 28 Persen Di Semester I
-
Taksi Terbang Bakal Menghiasi Langit Paris pada Olimpiade 2024?
-
Hancurkan Pasar Boeing, Airbus Kirim A350 Pertamanya ke Japan Air Lines
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
NVIDIA Suntik Puluhan Triliun Rupiah, Harga Saham Intel Langsung Meroket
-
Redmi Pad 2 Pro: Bocoran Spesifikasi Gahar, Baterai 12.000 mAh, Siap Meluncur Minggu Depan?
-
Tencent Tuduh Sony Memonopoli Game usai Digugat, Sebut Horizon Tidak Orisinal
-
Telkomsel Pertajam Kepiawaian Generasi Muda Manfaatkan Teknologi AI lewat IndonesiaNEXT Summit 2025
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 19 September 2025: Ada Skin Scar, XM8, dan Diamond
-
GoTo Kantongi Rp 4,65 Triliun Siap Ekspansi dan Dorong Pertumbuhan Ekosistem Digital
-
Peluncuran iPhone 17 Picu Penipuan Online di Seluruh Dunia
-
15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 September: Ribuan Gems dan Pemain 111 Menanti
-
AMD Ryzen AI 300 Series Otaki Laptop AI Tercanggih Hadir di Lenovo Yoga Pro dan IdeaPad!
-
EA FC 26 Sudah Bisa Dimainkan: Daftar Ikon Terungkap, Gameplay Tuai Pujian