Suara.com - Para ekspedisi di Antartika sekarang berada dalam apa yang dikenal sebagai "zona senja", setelah matahari terbenam di dekat stasiun penelitian pada Rabu (3/6/2020) adalah untuk terakhir kalinya selama beberapa minggu.
Program Antartika Australia membagikan sebuah video di Facebook pada hari Rabu lalu, tentang matahari terbenam pada 2 Juni di dekat stasiun penelitian Davis.
"Sinar matahari perpisahan!" pos tersebut dinyatakan.
Ekspedisi di stasiun penelitian Davis tidak akan melihat matahari terbit lagi sampai 10 Juli.
Pemimpin Stasiun Penelitian Davis, Simon Goninon, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa seluruh tim musim dingin yang terdiri dari 19 orang berkumpul melambaikan tangan ke matahari.
"Luar biasa berpikir kita tidak akan melihat matahari atau merasakan kehangatannya selama lebih dari lima minggu," kata Goninon dilansir laman New York Post, Selasa (9/6/2020).
"Kita akan memiliki sekitar tiga jam senja sehari, dengan matahari antara 0–6 derajat di bawah cakrawala, jadi agak mirip dengan sisi gelap bulan di sini sekarang."
Di stasiun penelitian Mawson, para pejabat mengatakan matahari terbit terakhir akan terjadi pada 13 Juni, dengan dua minggu sebelum matahari muncul kembali pada 29 Juni.
Para ekspedisi di stasiun penelitian Casey, para ekspedisi akan memiliki dua jam sinar matahari sehari ketika matahari meluncur di sepanjang cakrawala.
Baca Juga: Samsung Galaxy M11, Murah tapi Kurang Meriah
Jeff Ayton, kepala petugas medis dari Unit Obat Kutub Divisi Antartika Australia, mengatakan kurangnya sinar matahari di Antartika pada musim dingin dapat mengganggu ritme sirkadian.
Dia mengatakan hal terbaik untuk memerangi yaitu mempertahankan rutinitas bekerja, makan, dan tidur selama periode kegelapan yang panjang itu.
“Tubuh kita dibuat untuk bekerja pada jam tubuh dan itu didorong oleh cahaya. Jika kita tidak memiliki cahaya, maka kita dapat mengalami kesulitan dalam menyinkronkan pola tidur/bangun kita, ”kata Ayton.
Berita Terkait
-
Pertama Kalinya, Ilmuwan Temukan Wilayah dengan Udara Terbersih di Dunia
-
Ngaco, NASA Tak Temukan Dunia Paralel dengan Waktu Berjalan Mundur
-
Krisis Iklim Ubah Salju Antartika Menjadi Hijau
-
Pengalaman Diisolasi Virus Corona di Antartika: Terisolasi dalam Isolasi
-
Efek Pemanasan Global? Es Antartika dan Greenland Terus Meleleh
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
-
Dean James Cetak Rekor di Liga Europa, Satu-satunya Pemain Indonesia yang Bisa
Terkini
-
Honor Magic 8 dan Magic 8 Pro Siap Meluncur, Dilengkapi Sensor Kamera "Maple Merah"
-
18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
-
Segera Debut 8 Oktober, Realme 15 Pro Game of Thrones Bawa UI Khusus
-
26 HP dan Tablet Xiaomi Ini Segera Nikmati Fitur Hyper Island di HyperOS 3
-
Tutorial Membuat Situs Web Berita dalam 12 Langkah Sederhana
-
7 Sim Racing Games Terbaik untuk Pencinta Balapan: Grafis Realistis, Virtual Imersif
-
Biznet Garap Proyek Kabel Laut BNCS-2, Siapkan Internet dari Jawa hingga Sulawesi
-
Heboh Elon Musk Ancam Boikot, Giliran Komdigi Ikut Awasi Film LGBT Netflix
-
Jadwal M7 World Championship, Turnamen Internasional Mobile Legends Resmi Digelar di RI!
-
30 Kode Redeem FF Terbaru 2 Oktober 2025, Raih Skin Senjata Legendaris Sekarang