Suara.com - Para ilmuwan yakin mereka telah menemukan wilayah dengan udara terbersih di dunia, bebas dari partikel yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang terletak di Samudra Selatan, mengelilingi Antartika.
Dalam studi komposisi bioareosol di Samudra selatan, peneliti dari Colorado State University mengidentifikasi wilayah dengan atmosfer yang tidak berubah akibat aktivitas manusia.
Polusi udara disebabkan oleh aerosol, partikel dan gas padat serta cair yang tersuspensi di udara. Untuk mempelajari udara dan dari mana asalnya, peneliti dalam studi ini menggunakan bakteri di udara sebagai alat diagnostik untuk menyimpulkan sifat-sifat atmosfer yang lebih rendah.
"Aerosol yang mengedalikan sifat-sifat SO (Samudra Selatan) sangat terkait dengan proses bilogis laut, dan bahwa Antartika tampaknya terisolasi dari penyebaran mikroorganisme dan pengendapan nutrisi," jelas peneliti Thomas Hill, dikutip CNN Internasional.
"Secara keseluruhan, ini menunjukkan bahwa SO adalah salah satu dari sedikit tempat di Bumi yang telah sedikit dipengaruhi oleh kegiatan antropogenik," tambahnya.
Para peneliti mengambil sampel udara di tingkat batas laut, bagian dari atmosfer yang memiliki kontak langsung dengan laut. Kemudian mereka memeriksa komposisi mikroba di udara, yang ditemukan di atmosfer dan seringkali tersebar ribuan kilometer oleh angin.
Menggunakan sekuensing DNA, pelacakan sumber dan lintasan angin, penulis utama studi Jun Uetake menemukan asal-usul mikroba berasal dari laut.
Dari komposisi bakteri mikroba, para peneliti menyimpulkan aerosol dari massa tanah dan aktivitas manusia, seperti polusi atau emisi tanah yang disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan, tidak bergerak ke selatan dan ke udara di sekitar wilayah ini.
Ilmuwan mengatakan hasilnya jauh berbeda dengan semua penelitian dari lautan, baik di belahan bumi utara maupun subtropis, yang menemukan sebagian besar mikroba berasal dari benua yang berlawanan arah angin.
Baca Juga: Tak Hanya Cantik, 5 Tanaman Ini Bantu Pelihara Udara di Rumah
Dalam penelitian tersebut, yang terbit Senin (1/6/2020) dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences, para ilmuwan menggambarkan daerah itu sebagai 'benar-benar murni'.
Seperti yang ditunjukkan penelitian, polusi udara dapat melintasi batas geografis, dan memengaruhi orang-orang yang jauhnya ratusan kilometer dari tempat asalnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?